Kabupaten Boven Digoel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mouche (bicara | kontrib)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 44:
[[Berkas:Transportasi Sungai di Kali Digoel.jpg|thumb|250px|Transportasi Sungai di Kali Digoel]]
[[Berkas:Tanah-merah.jpg|thumb|250px|Tanah Merah]]
Pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]], Kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Digul Atas terletak di tepi Sungai Digul Hilir.
 
Kamp Boven Digoel dipersiapkan dengan tergesa-gesa oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menampung tawanan [[Partai Komunis Indonesia#Pemberontakan 1926|Pemberontakan PKI tahun 1926]]. Selanjutnya Boven Digul digunakan sebagai tempat pembuangan pergerakan nasional dengan jumlah tawanan tercatat 1.308 orang. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke sana antara lain [[Mohammad Hatta]], [[Sutan Syahrir]], [[Sayuti Melik]], [[Marco Kartodikromo]], [[Chalid Salim]], [[Lie Eng Hok]], [[Muchtar Lutfi]], dan [[Ilyas Ya'kub]].
 
Daerah seluas 10.000 hektar itu berawa-rawa, berhutan lebat, dan sama sekali terasing. Satu-satunya akses menuju kamp tersebut ialah menggunakan kapal motor melalui Sungai Digul. Di sepanjang tepian sungai berdiam berbagai suku yang masih primitif. Karena sarana kesehatan tidak ada, penyakit menular sering berjangkit, seperti penyakit malaria yang membawa banyak korban.
 
Tempat pembuangan tersebut terbagi atas beberapa bagian, yakni Tanah Merah, Gunung Arang (tempat penyimpanan batu bara), kawasan militer yang juga menjadi tempat petugas pemerintah, dan Tanah Tinggi. Sewaktu rombongan pertama datang, Digul sama sekali belum merupakan daerah permukiman. Rombongan pertama sebanyak 1.300 orang yang sebagian besar dari [[Banten]], diberangkatkan pada Januari 1927. Pada akhir Maret 1927, menyusul ratusan orang lain dari [[Sumatera Barat]]. Mula-mula mereka ditempatkan di Tanah Merah. Dua tahun kemudian, melalui seleksi ketat, sebagian dipindahkan ke Tanah Tinggi.
 
Pada tahun-tahun pertama, ratusan orang meninggal karena kelaparan dan sakit. Penderitaan itu menyebabkan banyak orang buangan mencoba melarikan diri ke [[Australia]]. Mereka menggunakan perahu-perahu kecil buatan sendiri, tetapi sedikit saja yang berhasil. Sebagian terpaksa kembali, lainnya mati tenggelam.
 
Pada waktu [[Perang Pasifik]] meletus dan Jepang menduduki Indonesia, tawanan Boven Digoel diungsikan oleh Belanda ke Australia. Pemindahan itu didasari kekhawatiran tahanan akan memberontak jika tetap di Boven Digoel. Diharapkan orang-orang Indonesia yang dibawa ke Australia akan membantu Belanda. Ternyata tahanan politik itu mempengaruhi serikat buruh Australia untuk memboikot kapal-kapal Belanda yang mendarat di Benua Kanguru. Setelah sekutu berhasil memperoleh kemenangan, tawanan itu dikembalikan ke tempat asalnya di Indonesia.
Baris 125:
|}
 
== Topografi ==
Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut. Kemiringan tanah di Kabupaten Boven Digoel beragam, mulai dari tanah datar hingga bergunung, namun yang paling dominan yaitu kemiringan tanah yang agak datar hingga berombak. Sebagian besar wilayah Boven Digoel didominasai oleh dataran, selebihnya merupakan wilayah bergelombang dan hanya sebagian kecil wilayah merupakan daerah gambut/rawa, perbukitan dan pegunungan
;Iklim
Kabupaten Boven Digoel termasuk wilayah beriklim panas. Suhu udara rata-rata berkisar antara 260C – 270C. Kelembaban udara relatif normal yaitu berkisar antara 86% hingga 94%. Rata-rata curah hujan beberapa tahun terakhir cukup tinggi. Curah hujan tertinggi terjadi pada Tahun 2007 yaitu mencapai 420,9 mm. Kecepatan angin umumnya tidak terlalu banyak berubah pada delapan tahun terakhir dari Tahun 2004. Kecepatan angin berkisar hanya rata-rata 3 – 4,5 Knot pertahun dan termasuk kategori angin teduh. Matahari bersinar sepanjang tahun dengan intensitas penyinaran rata-rata 35% hingga 45% pertahun.
 
== Pemekaran Daerah ==
=== Kabupaten Muyu Mandobo ===
Beberapa distrik di Kabupaten Bogen Digoel akan segera memisahkan diri dan membentuk daerah otonom baru yakni Kabupaten Muyu Mandobo (Muman). Usulan pemekaran Kabupaten Muyu Mandobo itu telah disetujui oleh Gubernur Provinsi Papua.<ref name="Muyu Mandobo">[http://cenderawasihpos.com/index.php?mib=berita.detail&id=1744 Gubernur Keluarkan Rekomendasi Kabupaten Muyu dan Kota Merauke] cenderawasihpos.com</ref>
Baris 137:
 
* [[Mindiptana, Boven Digoel|Mindiptana]]
* [[Waropko, Boven Digoel|Waropko]]
* [[Kombut, Boven Digoel|Kombut]]
* [[Ninati, Boven Digoel|Ninati]]
* [[Sesnuk, Boven Digoel|Sesnuk]]
 
Baris 147:
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.suarapembaruan.com/News/2006/03/05/Nusantar/nus01.htm ''Boven Digoel, Kota Bersejarah yang Terlupakan'']