110.443
suntingan
Anantagita (bicara | kontrib) k (cuma menambahkan poin di daftar berpoin) |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k (clean up, replaced: dimana → di mana (3)) |
||
Chongzhen tumbuh dalam lingkungan yang relatif tenang karena dia adalah putra paling bungsu dari Kaisar Taichang sehingga tidak menjadi objek perebutan kekuasaan seperti yang pernah dialami oleh kakaknya, [[Kaisar Tianqi]].
Tahun 1627, kakaknya mangkat dan dia mewarisi tahta, umurnya waktu itu baru 16 tahun. Tidak seperti kakaknya yang bergantung pada kasimnya, [[Wei Zhongxian]], dia berusaha memerintah secara independen. Chongzhen menyingkirkan Wei dan [[Selir Ke]] yang telah lama memerintah di belakang layar. Wei diasingkan ke [[Fengyang]], provinsi [[Anhui]]
Chongzhen berusaha memerintah tanpa tergantung para kasim dan sebisa mungkin menyelamatkan dinastinya yang sudah bobrok. Dia rajin menghadiri rapat-rapat pemerintahan. Ketika mendengar bencana kelaparan di suatu daerah dia memerintahkan penanganan segera.
== Kejatuhan Dinasti Ming ==
Dalam dekade 1630-1640an, Dinasti Ming telah menunjukkan tanda-tanda kejatuhannya, bencana alam
Pada saat-saat terakhir kejatuhannya, Chongzhen mengumpulkan pejabatnya untuk mendiskusikan situasi. Dia memerintahkan orang-orangnya membunyikan genderang dan lonceng sebagai tanda memanggil pejabat-pejabatnya untuk rapat darurat, namun tak seorangpun hadir pada saat yang kritis itu. Dia lalu pergi ke rumah [[Zhu Chunchen]], bangsawan Ming yang juga salah satu pejabat tingginya. Hasilnya penjaga rumah Zhu tidak membukakan pintu baginya. Chongzhen terpaksa kembali ke istana dengan penuh kekecewaan.
== Kaisar Chongzhen dalam budaya populer ==
Chongzhen sering muncul dalam kisah-kisah silat yang berlatar belakang keruntuhan dinasti Ming.
Misalnya ''Sword Stained with Royal Blood'' (碧血剑) karya [[Jin Yong]], ada bab
== Lihat pula ==
|