Kukang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Wie146 (bicara | kontrib)
revisi: +info, +refs, +pics
Baris 1:
{{underconstruction}}
{{Automatic taxobox
| name = Kukang
Baris 4 ⟶ 5:
| authority = [[Étienne Geoffroy Saint-Hilaire|É. Geoffroy]], 1812{{Sfn|Groves|2005|pp=122–123}}
| image = Nycticebus coucang 002.jpg
| image_caption = [[Kukang sunda]]{{-}}<br />(''Nycticebus coucang'')
| status = CITES_A1
| status_system = CITES
Baris 33 ⟶ 34:
Referensi:<ref name=Table2b>{{cite web|title=Table 2 b: taxonomic names and synonyms used by several authors: genus, species, subspecies, populations|url=http://www.loris-conservation.org/database/population_database/tables/02b-synonyms.pdf|work=Loris and potto conservation database|publisher=www.loris-conservation.org|accessdate=30 April 2013|page=3|format=PDF|date=4 February 2003}}</ref><ref>{{cite web|title=Synonyms of Slow Lorises (Nycticebus)|url=http://eol.org/pages/42022/names/synonyms|work=Encyclopedia of Life|publisher=eol.org|accessdate=30 April 2013}}</ref>
}}
'''Kukang''' —kadang-kadang disebut pula '''malu-malu'''—adalah— adalah jenis [[primata]] yang bergerakgerakannya lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis coklatcokelat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuhtubuhnya berkisar antara 0,375-0,9&nbsp;kg, dan panjang tubuh hewan dewasa sekitar 19–30&nbsp;cm.
 
DiDari [[Indonesia]]delapan spesies kukang yang masih ada, satwaenam inidi antaranya dapat ditemukan di [[Indonesia]], yakni di pulau-pulau [[Sumatera]], [[Jawa]] dan [[Kalimantan]]. Kukang (''(Nycticebus coucang)'' adalahspp.) jenismemiliki primatapenampilan yang lucu dan menggemaskan sehingga tidak heran banyak masyarakat umum yang gemar menjadikan primata ini menjadisebagai incaranhewan untukpeliharaan. dijadikan hewan peliharaanKarenanya, semua jenis kukang ini telah terancam oleh kepunahan. Kukang telah dilindungi oleh hukum Indonesia, sehingga perdagangannyamemperdagangkannya adalahtergolong illegalmelanggar hukum (ilegal) dan kriminal.
 
== Sebaran Pengenalan==
Kukang adalah primata bertubuh kecil, kekar, dan berekor sangat pendek. Kepalanya bulat, moncongnya meruncing, dan matanya besar. Rambut tubuhnya halus dan lebat. Pola warnanya berbeda-beda menurut spesies —sehingga digunakan pula untuk identifikasi, namun umumnya bervariasi dari cokelat kelabu pucat hingga warna [[tengguli]]. Sebuah garis cokelat berjalan dari ubun-ubun hingga tengah punggung atau pangkal ekor. Biasanya terdapat lingkaran gelap yang mengelilingi kedua mata, diseling oleh jalur pucat atau putih yang membujur di antara kedua mata hingga ke dahinya. Di malam hari, matanya memantulkan cahaya obor dengan jelas.{{Sfn|Payne|Francis|Phillipps|Kartikasari|2000|pp=242-3}}
Keluarga kukang atau sering disebut-sebut malu-malu, terdiri dari 8 marga ([[genus]]) dan terbagi lagi dalam 14 jenis. Penyebarannya cukup luas, mulai dari [[Afrika]] sebelah selatan [[Gurun Sahara]], [[India]], [[Srilanka]], [[Asia Selatan]], [[Asia Timur]] dan [[Asia Tenggara]]. Dari 8 Marga yang ada, di [[Indonesia]] hanya ditemui 1 marga, yaitu ''Nycticebus''.
 
Kukang memanjat dan bergerak di antara ranting dan cabang pohon dengan perlahan-lahan dan hati-hati; hampir tidak pernah melompat.{{Sfn|Payne|Francis|Phillipps|Kartikasari|2000|pp=242-3}} Tangan dan kakinya hampir sama panjang; serta cukup panjang sehingga kukang dapat merentangkan tubuhnya dan berputar untuk meraih ranting yang bertetangga. Tangan dan kaki itu telah mengalami adaptasi sedemikian rupa, sehingga mampu memegang erat rerantingan dalam jangka waktu cukup lama tanpa membuat kukang kelelahan.
Marga ''Nycticebus'' terdiri atas 5 jenis, yaitu:
 
Gigitan kukang dikenal ber[[bisa]]; suatu kemampuan yang jarang terdapat di kalangan mamalia namun khas pada kelompok primata [[Lorisidae|lorisid]]. Bisa tersebut didapat kukang dengan menjilati sejenis kelenjar di lengannya; racun pada cairan kelenjar itu diaktifkan tatkala bercampur dengan ludah. Gigitan berbisa itu berguna untuk membuat jera pemangsa, dan juga untuk melindungi bayinya dengan menyapukannya pada rambut tubuh anaknya. Sekresi kelenjar lengannya terutama mengandung zat semacam [[alergen]] yang dihasilkan [[kucing]], yang kemudian diperkuat dengan racun-racun yang didapat kukang dari makanannya di alam liar. Pemangsa alami kukang yang tercatat, di antaranya, adalah [[ular]], [[elang brontok]], dan [[orangutan]]; meskipun diduga jenis-jenis [[Felidae|kucing]], [[Viverridae|musang]], dan [[beruang madu]] juga turut memangsanya.
# ''Nycticebus coucang'' yang tersebar di [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatera]] dan kepulauan sekitarnya.
 
# ''Nycticebus pygmaeus'' tersebar di [[Indocina]], [[Laos]] dan [[Kamboja]].
Perilaku sosial kukang tidak seberapa diketahui, akan tetapi hewan ini salah satunya berkomunikasi lewat bau yang ditinggalkannya di tempat-tempat tertentu. Kukang jantan diketahui memiliki [[teritori]] yang dipertahankannya dengan ketat. Binatang ini lambat bereproduksi; anaknya yang masih kecil kadang kala ditinggalkan di rerantingan atau didukung bergantian oleh kedua induknya. Kukang bersifat [[omnivora]]; memangsa hewan-hewan kecil, buah-buahan, getah pepohonan, serta pelbagai nabat lainnya.
# ''Nycticebus bengalensis'', tersebar di [[India]] hingga [[Thailand]].
 
# ''Nycticebus javanicus'', hanya tersebar di [[Jawa]].
== Kekerabatan ==
# ''Nycticebus menagensis'', hanya tersebar di [[Kalimantan]] serta kepulauan sekitarnya.
{{cladogram|align=left
|title=Kerabat kukang yang terdekat{{Sfn|Perelman|Johnson|Roos|Seuánez|2011|loc=figs. 1, 2}}{{Sfn|Seiffert|Simons|Ryan|Attia|2005|loc=fig. 3}}
|clades={{clade|style=font-size:85%; line-height:90%; width:40em;
|label1=&nbsp;[[Lemuriformes]]&nbsp;
|1={{clade
|label1=&nbsp;[[Lorisoidea]]&nbsp;
|1={{clade
|label1=&nbsp;[[Lorisidae]]&nbsp;
|1={{clade
|label1=&nbsp;[[Perodicticinae]]&nbsp;
|1={{clade
|1=[[Angwantibo]]s (''Arctocebus'')
|2=[[Poto]] (''Perodicticus'')
}}
|label2=&nbsp;[[Lorisinae]]&nbsp;
|2={{clade
|1='''Kukang (''Nycticebus'')'''
|2=[[Loris]] (''Loris'')
}}
}}
|2=[[Galago]] (Galagidae)
}}
|2=[[Lemur]] (Lemuroidea)
}}
}}
}}
[[Genus|Marga]] ''Nycticebus'' adalah primata yang tergolong kelompok [[Strepsirrhini]], yang berkerabat erat dengan [[loris]] dari [[India]] dan [[Srilanka]], serta [[poto]] dan [[angwantibo]] dari [[Afrika]] tropis. Sedikit lebih jauh, kukang juga berkerabat dengan [[galago]] dan [[lemur madagaskar]].{{Sfn|Phillips|Walker|2002|p=91}}{{Sfn|Perelman|Johnson|Roos|Seuánez|2011|loc=figs. 1, 2}}{{Sfn|Seiffert|Simons|Ryan|Attia|2005|loc=fig. 3}} Cabang keluarga Lorisoidea dipercaya berkembang di Afrika, di mana kebanyakan spesiesnya berada;{{Sfn|Seiffert|Simons|Attia|2003|p=421}}{{Sfn|Seiffert|Simons|Ryan|Attia|2005|p=11400}} baru belakangan, salah satu kelompoknya bermigrasi ke wilayah [[Asia]] dan menurunkan marga loris dan kukang yang dikenal sekarang.{{Sfn|Phillips|Walker|2002|pp=93–94}}
 
===Taksonomi===
Pada 1785, seorang dokter dan naturalis bangsa [[Belanda]] bernama [[Pieter Boddaert]] menulis deskripsi ilmiah yang pertama mengenai kukang, yang dinamainya ''Tardigradus coucang''.{{Sfn|Boddaert|1785|p=67}}{{Sfn|Elliot|1913|p=21}}{{Sfn|Osman Hill|1953b|p=46}} Deskripsi ini dibuat berdasarkan uraian [[Thomas Pennant]] pada tahun 1781 mengenai “monyet tak berekor” yang diduga adalah [[kukang sunda]], digabungkan dengan tulisan Arnout Vosmaer mengenai [[kukang benggala]].{{Sfn|Pocock|1939|p=171}} Oleh sebab itu, identitas ''T. coucang'' sempat mengalami kesimpang-siuran sebelum pada akhirnya ditetapkan sebagai nama ilmiah kukang sunda.{{Sfn|Thomas|1922}}{{Sfn|Groves|1971|p=49}}
 
Meskipun Vosmaer telah menulis mengenai kukang benggala pada 1770, akan tetapi hewan ini baru dideskripsi secara ilmiah pada 1800 oleh [[Bernard Germain de Lacépède]], yang memberinya nama ''Lori bengalensis''.{{Sfn|Lacépède|1800|p=68}}{{Sfn|Husson|Holthuis|1953|p=213}} Dua belas tahun kemudian, [[Étienne Geoffroy Saint-Hilaire]] mendeskripsi [[kukang jawa]] dan menempatkannya dalam marga yang baru, ''Nycticebus''.{{Sfn|Geoffroy Saint-Hilaire|1812|p=163-4}} Nama itu berasal dari kata-kata bahasa [[Gerika]] {{lang|grc|νυκτός}} ({{transl|grc|nyktos}}, “malam”), dan {{lang|grc|κῆβος}} ({{transl|grc|kêbos}}, “monyet”).<ref>{{LSJ|nu/c|νύξ|ref}}</ref><ref>{{LSJ|kh{{=}}bos|κῆβος|shortref}}</ref>{{Sfn|Palmer|1904|p=465}} merujuk pada kebiasaan hewan itu yang bersifat [[nokturnal]].
 
Selanjutnya berturut-turut dideskripsi [[kukang borneo]] (ketika itu dengan nama ilmiah ''Lemur menagensis'') oleh [[Richard Lydekker]] pada 1893{{Sfn|Lydekker|1893|pp=24–25}} dan [[kukang kerdil]] (''Nycticebus pygmaeus'') oleh [[J. Lewis Bonhote|John James Lewis Bonhote]] pada 1907.{{Sfn|Nekaris|Jaffe|2007|pp=187–196}} Akan tetapi pada 1939 [[Reginald Innes Pocock]] merevisinya, dan menganggap bahwa semua kukang itu adalah satu [[spesies]] saja, yakni ''N.&nbsp;coucang''.{{Sfn|Pocock|1939|p=165}} Pandangan ini bertahan selama 30 tahun lebih, sampai pada 1971 ketika [[Colin Groves]] meyakini bahwa ''N.&nbsp;pygmaeus'' adalah spesies yang berbeda,{{Sfn|Groves|1971|p=45}} dan bahwa ''N.&nbsp;coucang'' terdiri dari empat [[subspesies]] yang berlainan.{{Sfn|Groves|1971|pp=48–49}}
 
Dengan berkembangnya pengetahuan dan digunakannya analisis [[genetika|genetik]] sebagai alat bantu, terutama setelah tahun 2000, satu persatu status jenis-jenis kukang itu dipulihkan kembali pada tingkat spesies.{{Sfn|Groves|2001|p=99}}{{Sfn|Chen|Pan|Groves|Wang|2006|p=1198}}{{Sfn|Groves|Maryanto|2008|p=120}} Bahkan pada 2012, kajian terhadap variasi pola warna wajah pada ''N.&nbsp;menagensis'' mendapatkan bahwa taksa itu terdiri dari empat spesies, yakni [[kukang bangka]], [[kukang kalimantan]], serta spesies baru [[kukang kayan]], selain dari [[kukang borneo]] sendiri .{{Sfn|Munds|Nekaris|Ford|2013|p=46}}<ref name=2012BBC/>
 
==Spesies dan agihan==
[[File:Slow Loris.jpg|thumb|The [[Kayan slow loris]]<ref name="KayanSlowLoris">{{cite web|last=Nekaris|first=Anna|title=Experts gather to tackle slow loris trade|url=http://www.nocturama.org/tag/nycticebus-kayan/|work=Prof Anna Nekaris' Little Fireface Project|publisher=nocturama.org|accessdate=30 April 2013|date=23 January 2013|quote=Anna Nekaris, ... who described the new Kayan slow loris, presented the results of her research highlighting the differences between the species.}}</ref> (''[[Nycticebus kayan|N.&nbsp;kayan]]'') was distinguished from the [[Bornean slow loris]] in 2012.]]
MargaSejauh ini marga ''Nycticebus'' diakui terdiri atas 58 spesies yang masih jeniseksis, yaitu:
# ''Nycticebus bancanus'' ([[kukang bangka]]), menyebar di Pulau [[Bangka]] dan [[Kalimantan]] barat daya.
# ''Nycticebus bengalensis'' ([[kukang benggala]]), tersebarmenyebar di [[India]] hingga [[Thailand]].
# ''Nycticebus borneanus'' ([[kukang kalimantan]]), menyebar terbatas ([[endemik]]) di Pulau Kalimantan bagian tengah hingga baratdaya.
# ''Nycticebus coucang'' yang([[kukang tersebarsunda]]), menyebar di [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatera]] dan kepulauan sekitarnya.
# ''Nycticebus kayan'' ([[kukang kayan]]), menyebar terbatas di Pulau Kalimantan bagian tengah utara, yakni di sebelah utara hulu S. [[Mahakam]] dan S. Rajang, hingga di selatan G. [[Kinabalu]].
# ''Nycticebus javanicus'' ([[kukang jawa]]), hanyamenyebar terbatas tersebar([[endemik]]) di [[Jawa]].
# ''Nycticebus menagensis'' ([[kukang borneo]]), menyebar di Pulau [[Kalimantan]] bagian utara, termasuk sebagian Kalimantan Timur, hingga ke [[Kepulauan Sulu]] di [[Filipina]].
# ''Nycticebus pygmaeus'' tersebar([[kukang kerdil]]), menyebar di [[Indocina]] sebelah timur S. [[Mekong]]: [[Yunnan]], [[Laos]], [[Vietnam]] dan [[Kamboja]].
 
Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia, menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu. Kukang tersebar di [[Asia Tenggara]]. Di [[Indonesia]] kukang ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data yang pasti dan akurat tentang jumlah populasi kukang di alam. Akan tetapi jika dilihat dari berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan perdagangan illegal bisa dijadikan indikator bahwa keberadaan kukang di alam mengalami penurunan.
Baris 149 ⟶ 198:
{{Reflist|colwidth=25em|refs=
 
<ref name=CITES_Apps>{{cite web | url = http://checklist.cites.org/#/en/search/scientific_name=Nycticebus | title = Checklist of CITES Species | website = CITES | publisher = UNEP-WCMC | accessdate = 18 March 2015}}</ref>
<ref name=MUNews>{{cite web | last1 = Wall | first1 = T. | title = Three new species of venomous primate identified by MU researcher | url = http://munews.missouri.edu/news-releases/2012/1213-three-new-species-of-venomous-primate-identified-by-mu-researcher/ | publisher = Missouri University News Bureau | accessdate = 19 December 2012 | date = 13 December 2012 | archiveurl = http://www.webcitation.org/6DAEjIOmw | archivedate = 24 December 2012 | deadurl = no}}</ref>
 
<ref name=2012BBC>{{cite news | last1 = Walker | first1 = M. | title = Primate species: new slow loris found in Borneo | publisher = BBC News | date = 13 December 2012 | url = http://www.bbc.co.uk/nature/20704172 | accessdate = 13 December 2012 | archiveurl = http://www.webcitation.org/6DAEoNVc5 | archivedate = 24 December 2012 | deadurl = no}}</ref>
 
<!--
<ref name=CITES_Apps>{{cite web | url = http://checklist.cites.org/#/en/search/scientific_name=Nycticebus | title = Checklist of CITES Species | website = CITES | publisher = UNEP-WCMC | accessdate = 18 March 2015}}</ref>
<ref name=MUNews>{{cite web | last1 = Wall | first1 = T. | title = Three new species of venomous primate identified by MU researcher | url = http://munews.missouri.edu/news-releases/2012/1213-three-new-species-of-venomous-primate-identified-by-mu-researcher/ | publisher = Missouri University News Bureau | accessdate = 19 December 2012 | date = 13 December 2012 | archiveurl = http://www.webcitation.org/6DAEjIOmw | archivedate = 24 December 2012 | deadurl = no}}</ref>
 
<ref name=2006CITES>{{cite conference | author = Management Authority of Cambodia | conference=CITES Fourteenth meeting of the Conference of the Parties; The Hague (Netherlands) 3–15 June 2007 | title = Notification to Parties: Consideration of Proposals for Amendment of Appendices I and II | date =6 October 2006 | publisher = CITES | page = 31 | url = http://www.cites.org/eng/notif/2006/E052.pdf | format = PDF | archiveurl = http://www.webcitation.org/5vacXUYZJ | archivedate = 8 January 2011}}</ref>
Baris 180 ⟶ 230:
 
<ref name=nutrition>{{cite web | last = Schulze | first = H. | title = Nutrition of lorises and pottos | url = http://www.loris-conservation.org/database/captive_care/nutrition.html | publisher = Loris and potto conservation database | date = 11 July 2008 | accessdate = 3 January 2011}}</ref>
-->
 
}}
 
Baris 228 ⟶ 278:
* <!-- Palmer|1904 -->{{cite book | last = Palmer | first = T.S. | title = Index Generum Mammalium: A List of the Genera and Families of Mammals | year = 1904 | publisher = Washington: G.P.O | url = http://biodiversitylibrary.org/page/27792212 | oclc = 1912921 | ref = harv}}
* <!-- Pan|Chen|Groves|Wang|2007 -->{{Cite journal | last1 = Pan | first1 = D. | last2 = Chen | first2 = J. H. | last3 = Groves | first3 = C. | last4 = Wang |first4 = Y. X. | last5 = Narushima | first5 = E. | last6 = Fitch-Snyder | first6 = H. | last7 = Crow | first7 = P. | last8 = Jinggong | first8 = X. | last9 = Thanh | first9 = V. N. | last10 = Ryder | first10 = O. | last11 = Chemnick | first11 = L. | last12 = Zhang | first12 = H. W. | last13 = Fu | first13 = Y. X. | last14 = Zhang | first14 = Y. P. | title = Mitochondrial control region and population genetic patterns of ''Nycticebus bengalensis'' and ''N. pygmaeus'' | doi = 10.1007/s10764-007-9157-1 | journal = International Journal of Primatology | volume = 28 | issue = 4 | pages = 791–799 | year = 2007 | pmid = | pmc = | ref = harv| display-authors = 8}}
* <!-- Payne|Francis|Phillipps|Kartikasari|2000 -->{{Cite book
| last1 = Payne | first1 = J.
| last2 = Francis | first2 = C. M.
| last3 = Phillipps | first3 = K.
| last4 = Kartikasari | first4 = S. N.
| title = Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam | doi = | pages = 386 | year = 2000 | pmid = | pmc = | publisher = WCS | location = Bogor | isbn = 979-95964-0-8| ref = harv}}
* <!-- Perelman|Johnson|Roos|Seuánez|2011 -->{{Cite journal | doi = 10.1371/journal.pgen.1001342 | last1 = Perelman | first1 = P. | last2 = Johnson | first2 = W. E. | last3 = Roos | first3 = C. | last4 = Seuánez | first4 = H. N. | last5 = Horvath | first5 = J. E. | last6 = Moreira | first6 = M. A. M. | pmc = 3060065 | last7 = Kessing | first7 = B. | last8 = Pontius | first8 = J. | last9 = Roelke | first9 = M. | last10 = Rumpler | first10 = Y. | last11 = Schneider | first11 = M. P. | last12 = Silva | first12 = A. | last13 = O'Brien | first13 = S. J. | last14 = Pecon-Slattery | first14 = J. | editor1-last = Brosius | editor1-first = Jürgen | title = A molecular phylogeny of living primates | journal = PLoS Genetics | volume = 7 | issue = 3 | pages = e1001342 | year = 2011 | pmid = 21436896| ref = harv}}
* <!-- Phillips|Walker|2002 -->{{cite book | last1 = Phillips | first1 = E.M. | last2 = Walker | first2 = A. | year = 2002 | chapter = Chapter 6: Fossil lorisoids | editor1-last = Hartwig | editor1-first = W.C | title = The Primate Fossil Record | publisher = Cambridge University Press | location = Cambridge, New York | isbn = 978-0-521-66315-1 | ref = harv}}
Baris 276 ⟶ 332:
{{Lorisidae nav}}
 
[[Kategori:Fauna IndonesiaNycticebus]]
[[Kategori:Mamalia Indonesia]]
[[Kategori:Satwa Liar Dilindungi di Indonesia]]