Kukang jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
Populasi kukang jawa mengalami penurunan tajam karena [[perburuan liar]] untuk perdagangan [[hewan peliharaan eksotis]], dan kadang-kadang untuk [[obat tradisional]]. Populasi yang tersisa memiliki [[Kepadatan populasi|kepadatan]] rendah, dan [[kehilangan habitat]] merupakan ancaman besar. Untuk alasan ini [[International Union for Conservation of Nature]] (IUCN) mendaftar statusnya sebagai [[spesies kritis]], dan juga telah disertakan pada daftar 2008-2010 "[[25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia]]". Kukang jawa dilindungi oleh hukum Indonesia dan, sejak Juni 2007, terdaftar di bawah [[CITES#Appendix I|CITES Appendix I]]. Meskipun perlindungan ini, serta kehadirannya di beberapa [[kawasan yang dilindungi]], perburuan terus terjadi; undang-undang perlindungan satwa liar jarang ditegakkan di tingkat lokal.
 
== Taksonomi dan filogeni ==
Kukang jawa (''Nycticebus javanicus'') pertama kali dijelaskan secara ilmiah pada tahun 1812, oleh naturalis Perancis [[Étienne Geoffroy Saint-Hilaire]].{{Sfn|Saint-Hilaire|1812|p=164}} Nama spesies ''javanicus'' mengacu tempat asalnya. Namun, spesies itu tidak diakui lama; pada tahun 1840, [[René Primevère Lesson]] mengklasifikasikan kukang jawa sebagai salah satu dari beberapa varietas<!--Not sure what to link here. There is no specific article about varieties in zoological nomenclature (which are now obsolete), though [[variety (botany)]] comes close and does discuss the matter.--> dari spesies tunggal kukang, yang ia sebut ''Bradylemur tardigradus''.{{Sfn|Lesson|1840|pp=240–243}} Pada tahun 1921, [[Oldfield Thomas]] menamai spesies kedua kukang dari Jawa, ''Nycticebus ornatus''.{{Sfn|Thomas|1921|p=527}}
 
Baris 35:
Ada dua bentuk kukang jawa, dibedakan terutama oleh perbedaan panjang rambut. Hal ini kadang-kadang dikenal sebagai spesies terpisah, ''N.&nbsp;javanicus'' dan ''N.&nbsp;ornatus'', tetapi saat ini keduanya diklasifikasikan sebagai spesies tunggal, meskipun status taksonomi yang tepat masih belum jelas.<ref name=IUCN/>{{Sfn|Nekaris|Jaffe|2007|p=192}}{{Sfn|Thomas|1921|p=628}}
 
== Anatomi dan fisiologi ==
Kukang jawa beratnya antara 565 dan 687&nbsp;g{{Sfn|Nekaris|Blackham|Nijman|2008|p=734}} dan mirip dalam penampilan dengan kukang terbesar, kukang bengal. Wajah dan punggungnya ditandai dengan garis yang berbeda yang berjalan di atas mahkota dan garpu, yang mengarah ke mata dan telinga, yang meninggalkan pola berlian putih di dahi.{{Sfn|Nekaris|Sanchez|Thorn|Winarti|2009|p=44}} Warnanya kekuningan-abu. Sebaliknya, kepala, leher, dan bahu memiliki warna cream. Seperti [[kukang kalimantan]] (''N.&nbsp;menagensis''), kukang jawa tidak memiliki [[gigi seri]] kedua (I<sup>2</sup>) pada [[dentisi]]nya.{{Sfn|Groves|1971|p=49}}
 
[[FileBerkas:Nycticebus javanicus 002.jpg|thumb|left|alt=Sebuah Kukang Jawa menempel tegak lurus ke untai vertikal bambu.|Kukang jawa memiliki garis yang berbeda yang berjalan panjang kembali dan garpu di mahkota, yang mengarah ke mata dan telinga.]]
Kukang jawa lebih besar dari kedua kukang Indonesia lainnya, kukang sunda dan kukang kalimantan.{{Sfn|Groves|1971|p=49}} Berdasarkan rata-rata ditentukan dari enam spesimen yang diperoleh dari perdagangan satwa liar di Jawa, parameter [[morfometri]] lain adalah sebagai berikut: panjang kepala, 59,2&nbsp;mm; panjang [[moncong]], 19,9&nbsp;mm; lebar kepala, 43,6&nbsp;mm; rentang tubuh, 250,8&nbsp;mm; panjang kepala dan tubuh, 293,1&nbsp;mm; lingkar dada, 190,8&nbsp;mm; gelap persentase ketebalan (pengukuran ketebalan dari zona gelap dengan rambut dorsal, diukur sebagai persen dari ketebalan lingkar), 48,0&nbsp;mm; lingkar leher, 136,7&nbsp;mm; panjang ekor, 20,4&nbsp;mm; panjang humerus, 67,2&nbsp;mm; panjang jari-jari, 71,8&nbsp;mm; panjang femur, 83,2&nbsp;mm; panjang tibia, 85,9&nbsp;mm; rentang tangan, 59,1&nbsp;mm; rentang kaki, 70,3&nbsp;mm; dan panjang telinga, 16,8&nbsp;mm.{{Sfn|Nekaris|Jaffe|2007|p=191}}
 
Baris 46:
{{-}}
 
== Perilaku dan ekologi ==
Seperti [[loris]] lain, kukang jawa adalah [[nokturnal]] dan arboreal, mengandalkan tanaman merambat dan [[liana]].<ref name=IUCN/> Namun, hewan telah diamati bergerak di tanah untuk menyeberang ruang terbuka di habitat terganggu.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Kukang jawa bergerak melalui [[kanopi (biologi)|kanopi]] di ketinggian antara 3 dan 22&nbsp;m dan sering dijumpai di ketinggian antara 1,5 dan 9,5&nbsp;m.<ref name=IUCN/>
 
Kukang jawa memakan buah, kadal, telur, dan biji cokelat.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Ia juga dikenal untuk memakan [[gum alami|gum]] pohon dari genus ''[[Albizia]]'', dalam famili kacang-kacangan, [[Fabaceae]], serta dari genus palem ''[[Arenga]]'' (famili [[Arecaceae]]).{{Sfn|Nekaris|Starr|Collins|Wilson|2010|p=157}} Kukang jawa terlihat sendiri atau berpasangan dan kadang-kadang ditemukan tidur dalam kelompok. Bukannya tidur di lubang sarang, mereka tidur meringkuk di cabang.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Seperti kukang lainnya, kukang jawa memiliki panggilan khas yang menyerupai peluit frekuensi tinggi.{{Sfn|Nekaris|Blackham|Nijman|2008|p=743}} Spesies ini adalah inang untuk [[cacing pipih]] parasit, ''[[Phaneropsolus oviforme]]''.{{Sfn|Dawes|2011|p=384}}
 
== Distribusi ==
Spesies ini hanya ditemukan di bagian barat dan tengah dari pulau Jawa di [[Indonesia]].<ref name=IUCN/> Keberadaannya telah dikonfirmasi di [[Pegunungan Dieng]], dan dikenal dapat ditemukan di kepadatan rendah di [[Taman Nasional Gunung Gede Pangrango]] (di [[hutan awan]] [[pegunungan]]) dan [[Taman Nasional Gunung Halimun Salak]], seringkali hanya di mana gangguan manusia minimal.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Kukang jawa mendiami baik hutan terganggu primer dan sekunder, dan dapat ditemukan dari permukaan laut sampai ketinggian 1.600&nbsp;m, meskipun lebih umumnya ditemukan pada ketinggian yang lebih tinggi karena ketinggian rendah cenderung gundul.<ref name=IUCN/> Sebuah studi pada tahun 2000 menunjukkan bahwa selain hutan primer dan sekunder, kukang jawa dapat ditemukan di hutan bambu, hutan [[bakau]], dan di perkebunan—khususnya perkebunan cokelat. Pada tahun 2008, mereka diamati di Jawa Barat menempati kebun rumah tanaman campuran, mentoleransi tingkat tinggi gangguan manusia.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}}
 
== Konservasi ==
{{See also|Konservasi kukang}}
[[FileBerkas:Animal market - caged Nycticebus 2.jpg|thumb|right|alt=Tiga Jawa kukang duduk meringkuk di bagian bawah kandang berkawat|Kukang jawa umumnya dijual sebagai hewan peliharaan di pasar Indonesia, meskipun adanya undang-undang lokal dan perlindungan CITES Appendix I.]]
Kukang jawa terdaftar oleh [[International Union for Conservation of Nature]] (IUCN) sebagai "[[Spesies kritis|kritis]]," terutama karena penurunan cepat dalam populasi. Untuk 21-24 tahun sebelum penilaian tahun 2008 oleh IUCN—yang sesuai dengan tiga generasi untuk spesies— jumlahnya telah turun setidaknya 50%.<ref name=IUCN/> Data populasi untuk spesies jarang,{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|pp=383–384}} tetapi beberapa penelitian telah menunjukkan [[kepadatan penduduk]] rendah 0,20-0,02 individu per km<sup>2</sup>.<ref name=IUCN/>
 
Jumlahnya masih menurun, terutama karena [[perburuan]]. Di Indonesia, kukang jawa kadang-kadang digunakan dalam [[obat tradisional|pengobatan tradisional]], karena mitos bahwa kukang jawa memiliki sifat magis dan kuratif, tetapi lebih sering dijual sebagai [[hewan peliharaan eksotis]].<ref name=IUCN/>{{Sfn|Nekaris|Shepherd|Starr|Nijman|2010|p=877}} Spesies ini mudah ditangkap karena gerakan lambat, kebiasaan nokturnal, dan kecenderungan untuk tidur di cabang terbuka. Mereka secara aktif dicari untuk perdagangan hewan peliharaan dan dikumpulkan secara oportunis ketika penebangan hutan. Habitatnya juga menurun, meskipun sebagian besar dari [[Pengrusakan habitat|hilangnya habitat]] terjadi pada pertengahan 1980-an.<ref name=IUCN/> Di jangkauannya, penggunaan lahan manusia intens.{{Sfn|Thorn|Nijman|Smith|Nekaris|2009|p=295}} [[Pemodelan relung lingkungan]] menunjukkan bahwa kukang jawa lebih terancam oleh kehilangan habitat dari spesies kukang lainnya.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|pp=383–384}} Untuk alasan ini, kukang jawa telah disertakan pada "[[25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia]]" yang diterbitkan oleh [[IUCN Species Survival Commission#Primate Specialist Group|IUCN Species Survival Commission Primate Specialist Group]] (IUCN/SSC PSG), [[International Primatological Society]] (IPS), dan [[Conservation International]] (CI).{{Sfn|Nekaris|Sanchez|Thorn|Winarti|2009|pp=44–46}}
 
Seiring dengan semua kukang lainnya, kukang jawa diangkat dari [[CITES#Appendix II|CITES Appendix II]] menjadi [[CITES#Appendix I|CITES Appendix I]] pada bulan Juni 2007, memberikan perlindungan meningkat dari perdagangan komersial.{{Sfn|McGreal|2007|p=15}} Kukang jawa juga dilindungi oleh hukum Indonesia, tetapi menurut peneliti loris Nekaris dan Jaffe, "penegakan hukum yang efektif sehubungan dengan undang-undang perlindungan satwa liar adalah semua tapi tidak ada di Indonesia".{{Sfn|Nekaris|Jaffe|2007|p=191}} Spesies dapat ditemukan di beberapa [[kawasan yang dilindungi]], namun jumlahnya tidak pasti. Koleksi tawanan kukang jawa dapat ditemukan di [[Praha]], Republik Ceko, [[Jakarta]], Indonesia, dan [[Singapura]].<ref name=IUCN/>
Baris 70:
}}
 
=== Literatur yang dikutip ===
{{Refbegin}}
* <!-- Chen|Pan|Groves|Wang|2006 -->{{Cite journal | last1 = Chen | first1 = J. -H.| last2 = Pan | first2 = D.| last3 = Groves | first3 = C. P.| last4 = Wang | first4 = Y. -X.| last5 = Narushima | first5 = E.| last6 = Fitch-Snyder | first6 = H.| last7 = Crow | first7 = P.| last8 = Thanh | first8 = V. N.| last9 = Ryder | first9 = O.| last10 = Zhang | first10 = H. -W.| last11 = Fu | first11 = Y.| last12 = Zhang | first12 = Y.| title = Molecular phylogeny of ''Nycticebus'' inferred from mitochondrial genes | doi = 10.1007/s10764-006-9032-5 | journal = International Journal of Primatology | volume = 27 | issue = 4| pages = 1187–1200 | year = 2006 | pmid = | pmc = | ref = harv}}