Kabupaten Ende: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus wifikasi manual -> merubah wifikasi otomatis
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dimana → di mana
Baris 13:
| dau = Rp. 580.052.378.000.-
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
| lambang=[[Berkas:Lambang_Kabupaten_EndeLambang Kabupaten Ende.png|150px]]
| peta=[[Berkas:Lokasi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Ende.svg|300px]]
| koordinat=-
Baris 22:
| nama kepala daerah=Ir. Marselinus Y.W. Petu
| web=http://www.endekab.go.id/
|Desa = 255}}'''Kabupaten Ende''' adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Pulau Flores]], [[provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Luas kabupaten ini ialah 2.046,6 &nbsp;km² dan populasi 238.040 jiwa.<ref name="Resmi">[http://www.nttprov.go.id/ntt_09/index.php?hal=kabende Website Pemerintah Provinsi NTT: Kabupaten Ende]</ref> Ibukotanya ialah [[Kota Ende]].
 
== Lambang daerah ==
Baris 52:
 
== Sejarah ==
ASAL MULA BERDIRINYA KOTA ENDE Cerita asal mula berdirinya Nua Ende meningkat menjadi Kota Ende, samar-samar saja. Dongeng-dongeng yang mengarah kesana tidak sama benar. Fragmen sejarah tidak memberi kejelasan. Karena itu tidak mudah memberikan jawaban atas pertanyaan : Oleh siapa dan kapan Nua Ende di mulaikan. Mythos yang samar-samar perlu diteliti bersampingan dengan fragmen sejarah, agar dua sumber ini Bantu membantu dalam usaha mencarikan jawaban yang baik.
 
Mythos didirikan Nua Ende adalah unsur pra sejarah yang dapat dijadikan sumber penelitian. Dongeng-dongeng yang diteliti ini adalah kutipan dari karangan S.Roos “ Iets Over Ende “ dan karangan Van Suchtelen tentang onderafdeling Ende. S.Roos membicarakan antara lain masalah berdirinya Nua Ende dan Tanah Ende B.B.C.M.M. Van Suchtelen Kontroleur onderafdeling Endemengemukan mythos Dori Woi, Kuraro, Jari Jawa. Perbedaan antara S.Roos dan van Suchtelen ialah mythos Kontroleur S.Roos (Sumbi) dibawakan dengan umum saja, sedangkan mythos Van Suchtelen diceritakan dengan diperinci. S.ROOS Tentang Nua Ende ,Tana Ende Walaupun tidak diperinci namun ceritera yang dikemukan Roos amat berharga. Diceriterakan kepadanya tahun 1872 bahwa kira-kira sepuluh turunan lalu sudah turun dua orang dari langit, Ambu Roru lelaki dan Ambu Mo` do wanita. Mereka kawin dan mendapat lima anak, tiga wanita dua lelaki. Satu wanita menghilang tanpa kembali lagi. Empat anak yang lain melanjutkan turunan Ambu Roru dan Ambu Mo`do Pada suatu hari, Borokanda, Rako Madange, Keto Kuwa bersampan dari Pulau Ende ke Pulau Besar karena mereka memasang bubuk disana, untuk menangkap ikan.Mereka mendapat banyak ikan yang separohnya mereka makan ditempat dan yang sisa mereka bawa ke rumah. Sementara makan itu datang tuan tanah Ambu Nggo`be yang diajak turut makan.Pertemuan mereka membawakan persahabatan.Ambu Nggo`be mengajak orang-orang itu meninggalkan Pulau Ende supaya berdiam dipulau besar. Anak isteri dan harta milik dapat diboyong kemudian.Ambu Nggo`be berikan tanah dengan syarat mereka harus bayar, satu gading dan se utas rantai mas. Bahan warisan itu masih disimpan Kai Kembe seorang turunan lurus Ambu Nggo`be. Jadi semua syarat dipenuhi dan diselesaikan.Mereka menebang pohon dan semak memulaikan perkembangan yaitu Nua Roja yang kemudian diganti dengan nama Nua Ende. Terjadi kawin mawin antara penduduk asal pulau Ende dan penduduk asli. Maka putera Ambu Roru kawin dengan putera Ambu Nggo`be.Beberapa waktu kemudian datang seorang lelaki dari Modjopahit dengan mengendarai ngambu atau ikan paus. Ia berdiam di Ende dan kawin dengan wanita anak putera ambu Roru dan Ambu Nggo`be .Pun seorang Cina berdiam di Ende dan kawin dengan dari keluarga sama ini. Orang Cina itu bernama Maga Rinu ( Sic Bapak Kapitan Nggo`be ). Dari ceritera ini dapat disimpulkan bahwa Nua Ende dimulaikan oleh Ambu Nggo`be dan bantuan Ambu Roru dari Pulau Ende dan bantuan orang Majapahit serta orang Cina.
Baris 66:
Sedangkan untuk letak astronomis, kabupaten [[Ende]] terletak pada 8°26’24,71” LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122°1’33,3” BT.
Wilayah Kabupaten Ende Ini Termasuk Juga Dalam Deretan Jalur Gunung Berapi, Sebut Saja Gunung Berapi Iya Yang Memiliki Ketinggian 637 Mdpl, Dimana Letusan Terakhirnya Terjadi Pada Tahun 1969. Masih Ada Juga Gunung Berapi Mutubusa Yang Memiliki Ketinggian 1.690 Mdpl, Dimana Terakhir Kalinya Tercatat Memuntahkan Lahar Panas Pada Tahun 1938.
Curah Hujan Di Kabupaten Ende Tercatat Lebih Signifikan Pada Bulan Nopember Hingga Bulan April. Dengan Curah Hujan Rata-Rata Pertahun 2.171 Mm. Perbedaan Amplitudo Suhu Harian Rata-Rata Juga Tidaklah Terlampau Signifikan, Berada Dalam Ambang 6,0&nbsp;° C. Dimana Suhu Terpanas Pada Siang Hari Adalah 33&nbsp;° C Dan Suhu Udara Malam Hari Memiliki Suhu Terendah Pada Titik 23&nbsp;° C. Kelembaban Nisbi Kabupaten Ende Berada Dalam Kisaran Rata-Rata 85 %.
Sumber Utama Pertanian Bagi Masyarakat Kabupaten Ende Adalah Dari Beberapa Mata Air Yang Relatif Bertahan Debit Airnya, Selain Dari Sumber Mata Air Tadahan Lainnya. Beberapa Lokasi Mata Air Ini Antara Lain : Mata Air Wolowona Yaitu Mencapai 200 Lt/Dtk Yang Terdapat Di Kecamatan Ndona Tepatnya Berada Di Desa Onelako, Mata Air Aekemele Dengan Debit 40 Lt/Dtk, Mata Air Moni Dengan Debit 35 Lt/Dtk, Mata Air Aeuri Dan Aewenanda Di Kecamatan Ende Selatan. Jenis Tanah Di Kabupaten Ende Adalah Tanah Mediteran, Latosol, Alluvial, Regosol, Grumosol, Dan Andosol.
 
Baris 123:
Salah satu stasiun radio yang beroperasi di wilayah ini adalah:
 
* Gomezone FM, 99.7MHz7&nbsp;MHz - ''Radio Station'' yang beralamat di Jalan Sudirman No. 28
* RRI Ende , Jalan Durian
 
Baris 129:
Berbagai tempat wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi antara lain:
 
* Danau Kelimutu di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende (hanya berjarak 55 &nbsp;km dari Ende atau 100 &nbsp;km dari Maumere)
* Kerikil Hijau di Pantai Penggajawa
* Museum/situs berupa sebuah rumah pengasingan [[Bung Karno]] oleh Belanda selama 4 tahun ([[1934]]-[[1938]])
* Monumen Pancasila, sebuah pohon sukun tempat [[Soekarno]] merenungkan dan merumuskan dasar-dasar negara Indonesia yang dikemudian hari dikenal dengan nama [[Pancasila]]
* "Pantai Berpasir Putih" tempat [[kura-kura]] & [[penyu]] bertelur di [[Kecamatan Wolotopo]], 20 &nbsp;km dari Kota Ende
* "Taman Naungan Bung Karno", terletak di pusat kota Ende, tempat dimanadi mana Bung Karno mendapatkan ilham Pancasila. Terdapat patung Bung Karno dari perunggu yang sedang menatap laut.
 
== Pemekaran [[Kota Ende]] ==