Bibit Samad Rianto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up, replaced: beliau → dia, diantara → di antara (2) |
||
Baris 32:
Kondisi ekonomi, orang tua Bibit hanya mampu membiayainya sampai SMP saja. Sehingga untuk melanjutkan pendidikan SMA, Bibit mencari uang sendiri dengan menjadi kuli tenun. Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA di tanah kelahirannya, Bibit kemudian memilih untuk bergabung di Akabri (Akpol) dan lulus pada 1970. Alasan utama Bibit memilih Kepolisian agar bisa menjadi perwira dan penghasilan seorang perwira pada saat itu lumayan cukup. Selain alasan ekonomi tersebut, Bibit bercita-cita menjadi penegak hukum yang baik sesuai dengan fungsinya untuk masyarakat.
Setelah lulus dari Akpol, Bibit langsung mengabdikan dirinya selama 30 tahun di kepolisian. Berbagai posisi teritorial pernah diembannya,
Bibit merupakan pelaku ‘monogami’ yang hanya memperistrikan Sugiharti, seorang perawat asal Jawa Tengah. Pernikahan Bibit dan Sugiharti membuah 4 buah hati yakni Yudi Prianto, Bayu Suseno, Endah Sintalaras, dan Rini Wulandari. Semua anaknya kini sudah berkeluarga. Satu
Enam tahun menjelang pensiun di kepolisian, Bibit mempersiapkan dirinya alih profesi jadi guru. Keinginan menjadi guru merupakan buah dari pesan almarhumah ibunya agar Bibit menjadi guru. Bibit menamatkan studi hingga S3 dan mendapat gelar Doktor. Pesan ibunya tercapai, Bibit pernah mengajar di Universitas Bina Nusantara selama 4 tahun, jadi rektor Universitas Bhayangkara 3 tahun. Ia juga pernah mengajar di UNJ (Universitas Negeri Jakarta) dan bekas kampusnya di PTIK.
Pada tahun 2004,
== Pendidikan ==
Baris 80:
{{DEFAULTSORT:Rianto, Bibit Samad}}
[[Kategori:Kapolda]]
[[Kategori:Tokoh dari Kediri]]
|