110.443
suntingan
(Menolak perubahan teks terakhir (oleh 110.137.111.173) dan mengembalikan revisi 7425198 oleh Hysocc) |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k (clean up, replaced: dimana → di mana (4), removed stub tag) |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kantoor van de Javasche Bank in Batavia TMnr 60047649.jpg|thumb|300px|Kantor Javasche Bank di Batavia (tahun 1930-an). Javasche Bank kemudian menjadi bank sentral [[Indonesia]] dengan nama [[Bank Indonesia]].]]
[[Berkas:
Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan [[dagang|perdagangan suatu negara]]. Dimana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa [[uang]] yang memang memiliki [[nilai intrinsik]] yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut. Biasanya berupa [[uang logam]] ([[emas]], [[perak]], [[perunggu]], dll) yang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 [[gram]] bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1 gr tersebut ketika diperdagangkan/dipertukarkan
Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat tukar berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan ini menghambat potensi untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun amat disayangkan jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat karena mengikuti kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut.
Untuk itulah kemudian dikenal sistem [[uang kertas]] yang pertama kali ditemukan melalui sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus penyimpan yang disebut [[bank]],
Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan sejumlah [[emas]] deposit atau [[logam]] berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal uang tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitas perekenomiannya di negara tersebut. Dan dengan kewenangannya bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar tersebut agar dapat menggerakkan roda [[ekonomi|perekonomian]] dengan keseimbangan yang tepat antara peredaran jumlah uang dan [[barang]], dan dapat terus saling mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan jumlah [[likuiditas]]/uang yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat menyebabkan inflasi (naiknya harga-harga atau turunnya nilai uang), dan juga sebaliknya jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas yang dapat menyebabkan perekonomian sulit bergerak apalagi untuk berkembang.
== Lihat pula ==
* [[Daftar bank sentral]]
[[Kategori:Bank sentral| ]]
|