Sastra Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Diatas → Di atas, Didalam → Di dalam
Baris 82:
 
=== Karya Sastra Melayu Lama ===
 
 
{| border="0" style="center"
Baris 122 ⟶ 121:
 
[[Berkas:Abdoel moeis.jpg|right|thumb|[[Abdul Muis]] sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka]]
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit [[Balai Pustaka]]. [[Prosa]] (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan [[puisi]] mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
 
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Sunda]]; dan dalam jumlah terbatas dalam [[bahasa Bali]], [[bahasa Batak]], dan [[bahasa Madura]].
 
[[Nur Sutan Iskandar]] dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" karena ada banyak sekali karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan [[Minangkabau]] sebagai titik pusatnya.<ref name="Maman_p370">{{cite book | last =Mahayana | first =Maman S, Oyon Sofyan | authorlink = | coauthors = | title =Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern | publisher =Grasindo | date =1991 | location =Jakarta | url = | doi = | isbn = | page =370}}</ref>
 
Pada masa ini, novel ''Siti Nurbaya'' dan ''Salah Asuhan'' menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-tema inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.
Baris 134 ⟶ 133:
:* [[Azab dan Sengsara]] (1920)
:* [[Binasa kerna Gadis Priangan]] (1931)
:* [[Cinta dan Hawa Nafsu]]
 
* [[Marah Roesli]]
Baris 182 ⟶ 181:
[[Berkas:Sutan takdir alisjahbana.jpg|right|thumb|[[Sutan Takdir Alisjahbana]] pelopor Pujangga Baru]]
 
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistis dan elitis.
 
Pada masa itu, terbit pula majalah [[Pujangga Baru]] yang dipimpin oleh [[Sutan Takdir Alisjahbana]], beserta [[Amir Hamzah]] dan [[Armijn Pane]]. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh [[Sutan Takdir Alisyahbana]]. Karyanya ''Layar Terkembang'', menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel ''Tenggelamnya Kapal van der Wijck'' dan ''Kalau Tak Untung'' menjadi karya penting sebelum perang.
Baris 191 ⟶ 190:
 
=== Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru ===
 
 
{| border="0" style="center"
Baris 206 ⟶ 204:
** [[Tenggelamnya Kapal Van der Wijck]] (1939)
** [[Tuan Direktur]] (1950)
** [[DidalamDi dalam Lembah Kehidoepan]] (1940)
 
* [[Armijn Pane]]
Baris 230 ⟶ 228:
* [[Roestam Effendi]]
** [[Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan]]
** [[Pertjikan Permenungan]]
 
* [[Sariamin Ismail]]
Baris 273 ⟶ 271:
** [[Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma]] (1948)
** [[Aki (novel)|Aki]] (1949)
** [[Perempuan dan Kebangsaan]]
 
* [[Achdiat K. Mihardja]]
** [[Atheis (karya sastra)|Atheis]] (1949)
 
* [[Trisno Sumardjo]]
Baris 295 ⟶ 293:
[[Berkas:Pramoedyaanantatoer.jpg|right|thumb|[[Pramoedya Ananta Toer]] novelis generasi 1950-1960]]
 
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra [[Kisah (majalah)|Kisah]] asuhan [[H.B. Jassin]]. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, [[Sastra (majalah)|Sastra]].
 
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam [[Lembaga Kebudajaan Rakjat]] (Lekra) yang berkonsep sastra [[realisme-sosialis]]. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun [[1960]]; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun [[1965]] dengan pecahnya [[G30S]] di Indonesia.
 
=== Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an ===
 
 
{| border="0" style="center"
Baris 390 ⟶ 387:
[[Berkas:Taufik ismail.jpg|right|thumb|[[Taufik Ismail]] sastrawan Angkatan 1966]]
 
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya [[Horison (majalah sastra)]] pimpinan [[Mochtar Lubis]].<ref name="RICKLEFS_p167">{{cite book | last =Yudiono | first = | authorlink = | coauthors = | title =Pengantar Sejarah Sastra Indonesia | publisher =Grasindo | date =2007 | location =Jakarta | url = | doi = | isbn = | page =167}}</ref> Semangat ''avant-garde'' sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit [[Pustaka Jaya]] sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah [[Motinggo Busye]], [[Purnawan Tjondronegoro]], [[Djamil Suherman]], [[Bur Rasuanto]], [[Goenawan Mohamad]], [[Sapardi Djoko Damono]] dan [[Satyagraha Hoerip Soeprobo]] dan termasuk paus sastra Indonesia, [[H.B. Jassin]].
 
Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: [[Umar Kayam]], [[Ikranegara]], [[Leon Agusta]], [[Arifin C. Noer]], [[Darmanto Jatman]], [[Arief Budiman]], [[Goenawan Mohamad]], [[Budi Darma]], [[Hamsad Rangkuti]], [[Putu Wijaya]], [[Wisran Hadi]], [[Wing Kardjo]], [[Taufik Ismail]], dan banyak lagi yang lainnya.
 
=== Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966 ===
 
 
{| border="0" style="center"
Baris 421 ⟶ 417:
* [[Sapardi Djoko Damono]]
** [[Dukamu Abadi]] (1969)
** [[Mata Pisau]] (1974)
 
* [[Goenawan Mohamad]]
Baris 427 ⟶ 423:
** [[Interlude]] (1971)
** [[Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang]] (1972)
** [[Seks, Sastra, dan Kita]] (1980)
 
* [[Umar Kayam]]
Baris 452 ⟶ 448:
** [[Gres]]
** [[Bom (novel)|Bom]]
|
 
* [[Djamil Suherman]]
** [[Perjalanan ke Akhirat]] (1962)
** [[Manifestasi]] (1963)
 
* [[Titis Basino]]
Baris 518 ⟶ 513:
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: [[Remy Sylado]], Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan [[Tajuddin Noor Ganie]].
 
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: ''Pada Sebuah Kapal'', ''Namaku Hiroko'', ''La Barka'', ''Pertemuan Dua Hati'', dan ''Hati Yang Damai''. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
 
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
 
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh [[Hilman Hariwijaya]] dengan serial [[Lupus (tokoh fiksi)|Lupusnya]]. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
 
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani [[Titie Said]], antara lain: [[La Rose]], [[Lastri Fardhani]], [[Diah Hadaning]], [[Yvonne de Fretes]], dan [[Oka Rusmini]].
Baris 593 ⟶ 588:
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan [[Soeharto]] ke [[BJ Habibie]] lalu [[Abdurahman Wahid|KH Abdurahman Wahid]] ([[Gus Dur]]) dan [[Megawati Sukarnoputri]], muncul wacana tentang "Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian [[Republika]] misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
 
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya [[Orde Baru]]. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisisastra—puisi, cerpen, dan novel -- padanovel—pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti [[Sutardji Calzoum Bachri]], [[Ahmadun Yosi Herfanda]], [[Acep Zamzam Noer]], dan [[Hartono Benny Hidayat]] dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
 
=== Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi ===
Baris 639 ⟶ 634:
** ''Puisinolog; MANIVESTO ORGIL'', (2014)
** Revolusi Senyap (2014)
** [[3 Repertoar Cucuk Espe]] (2015)
 
* [[Dewi Lestari]]
Baris 649 ⟶ 644:
* [[Habiburrahman El Shirazy]]
** [[Ayat-Ayat Cinta]] (2004)
** [[DiatasDi atas Sajadah Cinta]] (2004)
** [[Ketika Cinta Berbuah Surga]] (2005)
** [[Pudarnya Pesona Cleopatra]] (2005)