Selatpanjang (kota): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Section heading change: -Gallery → +Galeri using a script
k clean up, replaced: pebruari → Februari using AWB
Baris 11:
|penduduktahun = 2007
}}
'''Selatpanjang''' adalah [[ibu kota kabupaten|ibu kota]] [[Kabupaten Kepulauan Meranti]], Provinsi [[Riau]], [[Indonesia]].
 
Kota Selatpanjang juga merupakan Ibukota Kecamatan [[Tebing Tinggi, Kepulauan Meranti|Tebing Tinggi]], kota ini terletak di bagian pesisir utara Pulau Tebingtinggi dan memiliki wilayah seluas 45,44 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan Susnas 2010 sebanyak 76.763 jiwa dengan kepadatan 75,27 jiwa/km². Kota Selatpanjang juga berjulukan sebagai Kota Sagu karena daerah ini termasuk salah satu Kawasan Pengembangan Ketahanan Pangan Nasional karena penghasil sagu terbesar di Indonesia. Sebelum pemekaran wilayah pada tahun 2009, Kota Selatpanjang berada dalam wilayah [[Kabupaten Bengkalis]].
 
 
 
== Sejarah ==
Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu merupakan salah satu [[bandar]] (kota) yang paling sibuk dan terkenal perniagaan di dalam [[kesultanan Siak]].<ref>http://riautourismboard.com[http://riautourismboard.com/page/24461/kabupaten-meranti.html http://riautourismboard.com]</ref> Bandar ini sejak dahulu telah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku [[Melayu]] dan [[Tionghoa]], karena peran antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang maupun manusia dari [[China]] ke nusantara dan sebaliknya.
 
Daerah Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang merupakan salah satu kesultanan terbesar di Riau saat itu.Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu ''[[ Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi ]]'' (yang bertahta tahun 1784–1810), biasa disapa Sultan Syarif Ali, memberi titah kepada ''[[Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha]]'' untuk mendirikan Negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi. Selain tertarik pada pulau itu juga karena Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi sendiri pernah singgah ke daerah itu, tujuan utama Sultan Syarif Ali ingin himpun kekuatan melawan ''[[kerajaan Sambas]]'' ([[Kalimantan Barat]]) yang terindikasi bersekutu dengan Belanda yang telah khianati perjanjian setia dan mencuri mahkota Kerajaan Siak. Negeri atau Bandar ini nantinya sebagai ujung tombak pertahanan ketiga setelah ''[[Bukit Batu]]'' dan ''[[Merbau]]'''' untuk menghadang penjajah dan lanun.
 
Maka bergeraklah armadanya dibawah pimpinan Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha pada awal Muharram tahun 1805 Masehi diiringi beberapa pembesar Kerajaan Siak, ratusan laskar dan hulu balang menuju Pulau Tebing Tinggi.
Baris 32 ⟶ 30:
 
Ramai interaksi perdagangan didaerah pesisir Riau inilah menyebabkan pemerintahan [[Hindia Belanda]] ikut ambil dalam bagian penentuan nama negeri ini. Sejarah tercatat pada masa [[Sultan Siak]] yang ke 11 yaitu [[Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin]]. Pada tahun 1880, pemerintahan di ''Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi'' dikuasai oleh ''J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi'' yang bergelar ''Tuan Temenggung Marhum Buntut'' (Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak). Pada masa pemerintahannya di bandar ini terjadilah polemik dengan pihak Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu ''Konteliur Van Huis'' mengenai perubahan nama negeri ini, dalam sepihak pemerintahan kolonial Belanda mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang, namun tidak disetujui oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah. Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal ''4 September 1899'', Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi berubah menjadi '''''Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi Selatpanjang'''''.J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908.
Seiring waktu masa diawal Pemerintahan Republik Indonesia, kota selatpanjang dan sekitarnya ini merupakan Wilayah Kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Tebingtinggi.Pada tanggal ''19 Desember 2008'',daerah selatpanjang dan sekitarnya ini berubah menjadi ''Kabupaten Kepulauan Meranti'' memekarkan diri dari Kabupaten bengkalis dengan ibukota ''Selatpanjang''<ref>www.setneg.go.id [http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_perundangan&id=2191&task=detail&catid=1&Itemid=42&tahun=200 http://www.setneg.go.id]</ref>.
 
 
 
== Geografi ==
Baris 49 ⟶ 45:
'''''Kondisi Iklim'''''
Kota Selatpanjang beriklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut, dengan temperatur berkisar 25° - 32° Celcius. Musim hujan biasa terjadi antara bulan September hingga Januari, dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809-4.078 &nbsp;mm/tahun,periode kering (musim kemarau) biasanya terjadi antara bulan pebruariFebruari hingga Agustus. Angin berhembus sepanjang tahun secara bergiliran, yaitu dari arah Utara
untuk Januari sampai April. Dari timur bulan April sampai Juli, dari arah
Selatan Juli sampai Oktober dan dari arah Barat Oktober sampai Januari.
Baris 55 ⟶ 51:
== Demografi ==
 
Penduduk Kota Selatpanjang berjumlah 76.763 jiwa (2010). Dengan kepadatan penduduk 55 jiwa/km2.
 
'''''Jumlah Penduduk Kecamatan Tebing Tinggi/Selatpanjang'''''
Baris 102 ⟶ 98:
==Transportasi==
 
Selatpanjang merupakan kota transit khususnya untuk transportasi laut dari [[Pekanbaru]] menuju [[Pulau Batam]]/[[Tanjung Pinang]] atau [[Tanjung Balai Karimun]] dan sebaliknya. Sejak tahun 2007 telah dibuka jalur khusus dari Selatpanjang langsung menuju [[Distrik Batu Pahat |Batu Pahat]], [[Malaysia]]. Dibanding dengan jarak antara Selatpanjang dengan Pekanbaru dan Pulau Batam, jarak antara Selatpanjang dengan Batupahat lebih dekat, waktu yang dibutuhkan hanya ditempuh sekitar 1,5 - 2 jam perjalanan.Daerah ini juga merupakan jalur transit keberbagai daerah Riau seperti [[Bengkalis]], [[Dumai]], [[Siak Sri Indrapura]], [[Duri]]. Karena letak strategis itulah membuat Selatpanjang menjadi daerah pintu gerbang penghubung antara Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Disamping itu telah dibuka pembangunan jalan darat menghubungkan Selatpanjang - Siak - Pekanbaru via roro dermaga rool on-rool off (Roro)Kampung Barak,Desa Tanjung Peranap Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan Desa Mengkapan,kawasan Buton,Kabupaten Siak.
 
== Pariwisata ==
 
 
=== Objek Wisata Budaya Selatpanjang ===
Baris 112 ⟶ 107:
====Perayaan [[Imlek]] di Selatpanjang ====
 
Perayaan Hari Raya [[Imlek]] ([[Tahun Baru Imlek]]) adalah tradisi pergantian tahun baru etnis Tionghoa. Imlek tak ubahnya seperti Tahun Baru Masehi atau Tahun Baru Hijriah bagi umat Islam. Imlek adalah nama kalendar/penanggalan Cina berdasarkan peredaran bulan. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek. Acara Perayaan Imlek memang sudah menjadi bagian dari tradisi di Kota Selatpanjang. Hampir setiap tahun perayaan Imlek di kota ini dirayakan sangat meriah bahkan juga termasuk Perayaan Imlek yang paling meriah di kawasan Provinsi Riau selain di [[Bagansiapiapi]] dan [[Bengkalis]]. Apalagi pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Meranti juga sudah menjadikan ivent perayaan Imlek sebagai salah satu asset wisata tahunan yang masuk kedalam Kalender Wisata Riau.Puluhan ribu orang baik dari dalam maupun luar Selatpanjang bahkan wisatawan dari luar negeri seperti [[Singapura]], [[Malaysia]], [[Hongkong]], [[China]], [[Taiwan]], [[Australia]] akan membanjiri Kota Selatpanjang untuk turut serta memeriahkan perayaan [[Imlek]].Imlek bagi sejumlah warga Tionghoa Selatpanjang yang berada di luar daerah maupun di luar negeri dijadikan ajang Tradisi Mudik, ini sudah berlangsung lama bahkan mereka anggap sebagai momentum penting untuk mudik ke tanah kelahiran. Walaupun puncak acara Perayaan Tahun Baru Imlek di Selatpanjang berlangsung pada hari ke-6 bulan pertama Tahun Baru Imlek yang biasanya disebut Cue Lak ([[Bahasa Hokkian]]),tetapi kemeriahannya mulai terasa dihari H-7 yaitu seminggu sebelum jatuhnya perayaan Imlek.
 
Mengawali penyambutan tahun baru imlek di selatpanjang di pusatkan di Vihara Sejahtera Sakti, Selain mengelarkan sembahyang,yang paling unik didaerah ini adalah warga yang merayakan juga berkeliling kota pada waktu sore hari dengan mengunakan [[Bentor]] ( Becak Motor ) biasanya berlansung selama 6 hari. Sebelum puncak acara imlek biasa diawali Festival Kembang Api pada hari Ke 5, durasi kembang api biasa berlangsung cukup lama,kurang lebih (±)sampai 3 jam lamanya,hal itu yang membuat ketertarikan wisatawan dari dalam maupun luar negeri untuk menyaksikan,karena itu imlek secara tidak langsung menjadi ajang promosi spektakuler wisata budaya unggulan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti
 
Pada puncak perayaan imlek merupakan hari dimana bertepatan dilangsungkan perayaan untuk ulang tahun Dewa 清水祖師 Qing Shui Zu Shi<ref>http://jindeyuan.org [http://jindeyuan.org/en/qing-shui-zu-shi-a-master-from-rocky-ground-of-clear-water/index.htm http://jindeyuan.org]</ref>.([[Bahasa Mandarin]])/Ching Cui Co Su ([[Bahasa Hokkian]])(nama dewa).Pada moment ini warga [[Tionghoa]] menyakinkan bahwa sang Dewa tersebut sedang turun ke bumi dengan maksud untuk mengusir unsur unsur kejahatan dan memberikan kemakmuran dan ketentraman bagi warga kota Selatpanjang. Untuk itu diadakan penyambutan khusus dengan menggotong tandu patung Dewa dan dipawai berkeliling kota melewati beberapa kelenteng lain disertai menggelar atraksi tarian liong(naga),dan atraksi barongsai(singa) dan diiringi seni budaya jawa [[reog ponorogo]] yang berasal dari [[Jawa Timur]].Perayaan pada Cue Lak tersebut juga diiringi oleh para tetua atau orang yang terpilih dan dirasuki oleh roh para dewa yang biasa disebut Thangkie yaitu dimana raga atau tubuh orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara roh dewa tersebut, hal itu ada kesamaan di [[Kota Singkawang]] ([[ Kalimantan Barat ]]) yang biasa dikenal [[Tatung]].
 
Konon, perayaan Imlek di Selatpanjang dapat juga diartikan sebagai sebuah rezeki bagi seluruh masyarakat yang tinggal di daerah ini. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila masyarakat yang non etnis [[Tionghoa]] biasanya juga turut ikut meramaikan perayaan Imlek dengan iring-iringan reog ponorogo (bagi masyarakat Jawa) dan atraksi-atraksi kesenian lain yang merupakan tradisi dari daerah setempat.