Meulaboh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
noref
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
}}
 
'''Kota Meulaboh''' merupakan pemekaranibukota dari [[Kabupaten Aceh Barat]], [[Aceh]], [[Indonesia]], pada tanggal 8 Juli 2013. Kota ini terletak sekitar 245 km tenggara [[Kota Banda Aceh]] di [[Pulau Sumatera]]. Meulaboh meliputi Kecamatan Johan Pahlawan, sebagian Kaway XVI dan Kecamatan Meureubo. Meulaboh adalah kota kelahiran Pahlawan Nasional [[Teuku Umar]] Johan Pahlawan. Meulaboh merupakan kota terbesar di pesisir barat-selatan Aceh dan salah satu area terparah akibat bencana [[tsunami]] yang dipicu oleh [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]]. Pekerjaan sebagian besar penduduknya mencerminkan kehidupan perkotaan, yakni perdagangan dan jasa.
 
== Sejarah ==
Baris 22:
Secara harfiah, Kata Meulaboh berasal dari kata "laboh", yang menurut Kamus Aceh-Indonesia terbitan Pusat Pembinaan Departemen Pendidikan, Lembaga Pengembangan dan Bahasa dan Kebudayaan Tahun 1985 yang disusun oleh Aboe Bakar dkk dijelaskan bahwa kata Laboh dalam [[bahasa Aceh]] artinya (verb): membuang, melemparkan, menjatuhkan, jatuh, turun, bergantung rendah: "pat ji Laboh pukat?" Di manakah mereka berpukat? "pakon laboh that tangui ija? Tapeumanyang bacut!" Mengapa Anda memakai kain rendah sekali?. Tinggikanlah sedikit. "bak jiplueng-plueng ka laboh di aneuk nyan", Ketika berlari-lari, jatuhlan anak itu. Meulaboh; teulaboh: dibuang, diturunkan, meulaboh; teulaboh saoh: Sauh sudah di buang, teungoh ji meulaboh: mereka sedang berlabuh.
 
Pendapat bahwa asal muasal penamaan Kota Meulaboh oleh orang Minang itu perlu dipertanyakan lagi, mengingat Kota Meulaboh sendiri telah ada sejak 402 tahun lalu, sedangkan [[Perang Paderi]] baru terjadi pada abad XVIII. Disamping itu, sebutan Meulaboh juga terdapat pada banyak tempat di [[Aceh Barat]]. Ada Babah Meulaboh, Tanjong Meulaboh, Meulaboh Dua (ini malah di Nagan Raya) dan Krueng Meulaboh. Nama itu sama umumnya dengan penggunaan kata "padang" pada kampung atau tempat-tempat di Aceh, karena dalam [[bahasa Aceh]] sendiri, kata "padang" dapat diartikan sebagai tempat atau tanah luas/lapang; misalnya: Kuta Padang, Padang Panyang, Padang Sikabu, Blang Padang, Padang Tiji dan lain-lain. Berdasarkan fakta tersebut, kisah pendaratan warga Minang di Pasi Karam belum dapat dijadikan bukti konkrit bahwa nama itu diberi oleh orang Minang.
Berdasarkan fakta tersebut, kisah pendaratan warga Minang di Pasi Karam belum dapat dijadikan bukti konkrit bahwa nama itu diberi oleh orang Minang.
 
Kedatangan para Datuk itu benar adanya, namun ada pendapat yang menyebutkan bahwa mereka itu orang Aceh yang didatangkan kesana pada masa [[Sultan Iskandar Muda]], yaitu ketika Aceh menguasai pesisir pantai barat [[Sumatera Barat]], tidak sampai ke pedalaman pusat [[Kerajaan Pagaruyung]]. Para petinggi Aceh di pesisir barat itu menjadi pemangku adat dan pemerintahan. Namun peran mereka tereduksi akibat adanya reformasi yang dilakukan kaum paderi yang terpengaruh paham Wahabi di [[Arab Saudi]]. Tercatat tiga orang ulama yang pulang dari mengikuti pendidikan di Arab. Mereka adalah [[Haji Piobang]], Haji Miskin dan [[Haji Sumanik]]. Ajaran pembaruan Islam yang dibawa tiga orang haji ini, membuat gundah masyarakat Minangkabau yang waktu itu beraliran Sunni. Karena terdesak oleh kaum paderi, para datuk itu ingin pulang kampung (kembali ke Aceh) dan sebagian lagi tidak.