Arasy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Elazar Ibrahim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
Sedangkan Syeikh [[Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani]], seorang wali besar dari tanah [[Jawa]], mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk [[kambing]] hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy, dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan, dan setiap harinya 'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu makhlukpun dari makhluk Allah ta'ala yang sanggup memandangnya.. dan segala sesuatu seluruhnya di dalam 'Arsy seperti lingkaran ditanah lapang...Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk langit.. sebagaimana [[Ka'bah]] sebagai kiblat penduduk bumi..."<ref>Kitab berjudul "Qathrul Ghaits" hal. 4, Karya Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, di artikan oleh Yudha Mandala Eka Putra, tahun 2010. [http://www.kaskus.us/blog.php?b=29390 Malaikat Hamalatul 'Arsy diKaskus.us]</ref>
 
== Pengertian Bersemayam & Perbedaan Pendapatpendapat Tentangtentang ‘Arsy'Arsy ==
Di dalam perbincangan para [[ulama]] tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini. Mereka memperdebatkan apakah 'Arsy itu suatu ''nonmateri'' (nonfisik) atau ''[[materi]]'' ([[fisik]]).
 
Para ulama salaf lebih menyukai memahami bahwa bersemayamnyabersemayam-Nya Allah tidaklah sama dengan bersemayam makhlukNyamakhluk-Nya. Hal ini dikarenakan Allah tidaklah sama dengan makhlukNyamakhluk-Nya. Jadi jika dikatakan Allah bersemayam di atas 'Arsy, bukan berarti Allah bertempat di atas 'Arsy. Hanya Allah yang tahu apa maksud dari bersemayamNyabersemayam-Nya diriNya di atas 'arsyArsy. Sehingga, kata bersemayam dalam hal ini tidak berarti bertempat, namun apapun itu maknanya hanya Allah yang tahu.
 
Sebagai contoh, seseorang berkata "aku tinggal di dalam hatimu". Tentu orang yang mengatakan demikian tidak benar-benar atau secara harfiah tinggal di dalam hati orang tersebut. Begitu juga dengan kata-kata "Allah bersemayam di atas 'Arsy". Kata-kata bersemayam di sini tidak berarti Allah bertempat di atas 'Arsy, namun makna dari bersemayam pada kata-kata ini hanya Allah yang tahu.
Baris 51:
 
Dalam penafsiran ‘Arsy oleh para ulama ini, maka bisa digolongkan menjadi tiga pendapat yang berbeda, yaitu:
* '''[[Mu'tazilah]]'''{{br}}
Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah [[kekuasaan]] Tuhan. Tuhan tidak berupa materi, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
* '''[[Mujassimah]]''' {{br}}
Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik atau materi. Mereka memiliki paham [[antropomorfisme]].
* '''[[Asy'ariyah]]''' {{br}}
Berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena [[Al-Qur'an|Al-Quran]] sendiri mengartikan demikian adanya.