Arasy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Elazar Ibrahim) dan mengembalikan revisi 10386741 oleh Elazar Ibrahim: Lebih baik menggunakan bahasa Indonesia
Elazar Ibrahim (bicara | kontrib)
Baris 44:
Di dalam perbincangan para [[ulama]] tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini. Mereka memperdebatkan apakah 'Arsy itu suatu ''nonmateri'' (nonfisik) atau ''[[materi]]'' ([[fisik]]).
 
Para ulama tradisional lebih menyukai memahami bahwa bersemayamnya Allah tidaklah sama dengan bersemayam makhlukNya. Hal ini dikarenakan Allah tidaklah sama dengan makhlukNya. Jadi jika dikatakan Allah bersemayam di atas 'Arsy, bukan berarti Allah bertempat di atas 'Arsy. Hanya Allah yang tahu apa maksud dari bersemayamNya diriNya di atas 'arsy. Sehingga, kata bersemayam dalam hal ini tidak berarti bertempat, namun apapun itu maknanya hanya Allah yang tahu.
Para ulama tradisional lebih menyukai memahami 'Arsy sebagai suatu singgasana, dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia Allah saja.
 
Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran 'Arasy seperti yang telah disebutkan di atas tadi, karena menurut mereka Allah tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa Allah duduk di atas 'Arsy maka berarti Allah memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu.
 
Dalam penafsiran ‘Arsy oleh para ulama ini, maka bisa digolongkan menjadi tiga pendapat yang berbeda, yaitu:
* '''[[Mu'tazilah]]'''{{br}}
Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah [[kekuasaan]] Tuhan. Tuhan merupakantidak [[zat]]berupa yang nonmaterimateri, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
* '''[[Mujassimah]]''' {{br}}
Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik atau materi. Mereka memiliki paham [[antropomorfisme]].