Keraton Surakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baris 66:
[[Berkas:Sasana sewaka.jpg|thumb|right|230px|Bagian dalam bangunan Pendapa Sasana Sewaka dilihat dari Paningrat sisi selatan.]]
[[Berkas:Sasana handrawina.jpg|thumb|right|230px|Bagian dalam bangunan Sasana Handrawina.]]
''Kori Sri Manganti Lor'' menjadi pintu untuk memasuki kompleks ''Kedaton'' dari utara. Pintu gerbang yang dibangun oleh [[Pakubuwana IV|Susuhunan Pakubuwana IV]] pada tahun [[1792]] ini disebut juga dengan ''Kori Ageng''. Bangunan ini memiliki kaitan erat dengan ''Pangung Sangga Buwana'' secara filosofis. Pintu yang memiliki gaya ''Semar Tinandu'' ini digunakan untuk menunggu tamu-tamu resmi kerajaan. Bagian kanan dan kiri pintu ini dipasang beberapa cermin besar dan dihiasi oleh ragam hias berwarna putih-biru di atas pintu gerbang. Di sisi barat gerbang ini terdapat bangunan ''Nguntarasana'' (ruang tunggu para pangeran sebelum menghadap Sri Sunan) dan ''Kantor Sasana Wilapa''.

Halaman utama Kompleks ''Kedaton'' ini dialasi dengan pasir hitam dari pantai selatan dan ditumbuhi oleh 72 batang pohon sawo kecik (''Manilkara kauki''; Famili ''Sapotaceae'') yang ditanam atas prakarsa [[Pakubuwana IX|Susuhunan Pakubuwana IX]]. Selain itu halaman ini juga dihiasi dengan patung-patung bergaya eropa. Kompleks ini memiliki bangunan utama diantaranya adalah ''Sasana Sewaka'', ''Bangsal Maligi'', ''Dalem Ageng Prabasuyasa'' atau ''Dhatulaya'', ''Sasana Handrawina'', dan ''Panggung Sangga Buwana''.
 
''Sasana Sewaka'' aslinya merupakan bangunan peninggalan pendapa Keraton Kartasura. Pada masa pemerintahan [[Pakubuwana XII|Susuhunan Pakubuwana XII]] tepatnya pada tahun [[1985]] tempat ini (bersama dengan ''Bangsal Maligi'', ''Dalem Ageng Prabasuyasa'', dan ''Sasana Handrawina'') pernah mengalami musibah kebakaran. Di bangunan ini pula Sri Sunan bertahta dalam upacara-upacara kebesaran kerajaan seperti ''grebeg'', ''tingalandalem jumenengan'' (peringatan hari kenaikan tahta), dan ulang tahun Sri Sunan. Pendapa besar ini dikelilingi oleh selasar pada masing-masing sisinya yang disebut ''Paningrat''. Pada selasar bagian selatan terdapat dua rangkaian gamelan yaitu ''Kyai Kadukmanis'' dan ''Kyai Manisrengga''. Di tengah-tengah bangunan terdapat lampu kristal rasaksa yang disebut ''Kyai Remeng''.
Baris 78 ⟶ 80:
Pada sisi timur Kompleks ''Kedaton'' terdapat [[Museum Keraton Solo|Museum Keraton Surakarta]] yang diresmikan pada masa pemerintahan [[Pakubuwana XII|Susuhunan Pakubuwana XII]]. Bangunan yang dijadikan museum tersebut merupakan bekas Kompleks ''Kadipaten'' atau ''Panti Pangarsa'', sebuah kawasan kantor-kantor urusan rumah tangga istana. Kantor-kantor yang terdapat dalam Kompleks ''Kadipaten'' adalah ''Bale Kretarta'' (Kantor Pemerintah Keraton), ''Reksa Hardana'' (Kantor Kas dan Keuanngan Keraton), ''Sitaradya'' (Kantor Pembesar Pemerintah Keraton), ''Kantor Mandrasana'' (Kantor Urusan Kebutuhan Harian), '''Bale Karta'' (Kantor Urusan Perbelanjaan Keraton), serta ''Gedong Karyalaksana'' (tempat memasak). Pintu masuk utama kawasan museum ini terdapat di Jalan Sidikara (dari halaman ''Kamandungan Lor'' ke arah selatan melewati ''Kori Gapit Wetan''), sekaligus menjadi pintu masuk utama bagi wisatawan umum yang ingin menuju Kompleks ''Kedaton''.
 
Sebelah barat Kompleks ''Kedaton'' merupakan tempat tertutup bagi masyarakat umum dan terlarang untuk dipublikasikan sehingga tidak banyak yang mengetahui kepastian sesungguhnya. Kawasan ini disebutjuga melingkupi kawasan ''Karaton Kilen'' (harfiah = istana barat), yang merupakan tempat tinggal resmi Sri Sunan dan keluarga kerajaan yang masih digunakan hingga sekarang. Kawasan tertutup ini terhitung dari sebelah barat dan selatan ''Dalem Ageng Prabasuyasa''. Di sebelah selatan bangunan ini terdapat ''Dalem Pakubuwanan'', sebagai kediaman permaisuri tertua Sri Sunan yang bertahta. Pada kawasan ''Pakubuwanan'' ini juga terdapat taman asri yang disebut ''Nganjarsari''. Di bagian selatan ''Pakubuwanan'' terdapat pendapa yang menghadap ke arah utara, dinamakan ''Pendapa Parankarsa'' yang berfungsi sebagai tempat bersantai Sri Sunan dan keluarganya.
 
Kompleks lain yang terdapat dalam kawasan tertutup ini adalah Kompleks ''Argapura'' atau ''Gunungan'', yang terletak di belakang ''Dalem Ageng Prabasuyasa''. Kawasan bukit buatan ini dikelilingi taman yang disebut ''Baleretna''. Fungsi dari bangunankompleks ini adalah sebagai replika Gunung Meru dalam [[mitologi]] [[Suku Jawa|Jawa]] [[Hindu|pra-Islam]] dan sebagai tempat Sri Sunan dan keluarganya berlidung jika sewaktu-waktu istana diserang musuh.
 
Di belakangsisi tempatbarat tinggalKompleks keluarga Sri Sunan''Argapura'', terdapat ''Taman Sari Bandengan''. Di tengah-tengah kolam buatan manusia ini berdiri bangunan semacam mushala yang digunakan sebagai ruang meditasi oleh Sri Sunan dan para pangeran. Di sebelah belakang pinggirantepian kolam terdapat tempat yang berisi batu meteor keramat dan tangga dari batu yang menuju ruang meditasi. DiPada antarasisi tamanutara airkolam danterdapat bangunan tempat''Banoncinawi'', keluargakediaman para selir Sri Sunan,. Bagian barat Kompleks ''Taman Sari Bandengan'' terdapat bukitmasjid yang dipenuhibersifat rerumputanpribadi yangyaitu diatasnya''Masjid berdiriPudyasana''. bangunanKawasan paviliun''Karaton kecilKilen'' sendiri terletak di sebelah selatan ''Taman Sari Bandengan'', dibangun pada masa pemerintahan [[Pakubuwana X|Susuhunan Pakubuwana X]] dengan terasnyanama lengkap ''Karaton Kilen ing Prabasana''. TempatBangunan-bangunan lain yang berada di kawasan bagian barat Keraton Surakarta yang tertutup ini disebuttermasuk ''GununganKeputren'' dan(kediaman dipakaiputri-putri sebagaiSri tempatSunan), istirahat''Kasatriyan'' (kediaman putra-putra Sri Sunan), ''Sasana Putra'', dan ''Sasana Narendra''.
 
=== Kompleks Magangan, Sri Manganti, Kamandungan, serta Siti Hinggil Kidul/Selatan ===