Budi Starch & Sweetener: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
deskripsi
sejarah
Baris 16:
 
'''PT. Budi Acid Jaya Tbk''' ({{bej|BUDI}}) merupakan [[perusahaan multinasional]] yang memproduksi [[kimia]] yang bermarkas di [[Jakarta]], [[Indonesia]]. Perusahaan ini didirikan pada tahun [[1972]]. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan [[kimia]].Perusahaan ini berada di bawah naungan Sungai Budi Group ( SBG ) yang telah berdiri beberapa tahun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia yakni tahun 1949 di [[Lampung]]. Unit usaha yang diperdagangkan antara lain kopi, lada hitam, keripik singkong dan komoditas pertanian lainnya. Melalui kepemimpinan dari Mr. Widarto dan Mr. Santoso Winata sebagai Ketua dan Wakil, kelompok bisnis ini berkembang semakin pesat dengan mulai menghasilkan varian produk yang nantinya akan didistribusikan hingga ke luar Lampung, khususnya di [[Jawa|Pulau Jawa]] maupun kota-kota besar lainnya di Indonesia.
== Sejarah ==
PT Budi Starch Sweetener & Tbk (dahulu PT Budi Acid Jaya Tbk) adalah salah satu perusahaan di bawah [[Sungai Budi Group]] (SBG). [[SBG]] didirikan di Lampung pada tahun 1947, hanya dalam beberapa tahun setelah independensi Indonesia. Saat ini SBG tumbuh menjadi salah satu kelompok usaha terbesar dalam sektor [[agribisnis]] di Indonesia.Bisnis pertama dari SBG diperdagangkan untuk [[kopi]], [[Lada|lada hitam]], [[keripik singkong]] dan [[komoditas]] pertanian lainnya. Di bawah kepemimpinan Pak Widarto, sebagai Ketua dan Bapak Santoso Winata, sebagai Wakil Ketua, SBG telah cepat tumbuh dan melakukan diversifikasi di luar daerah Lampung khususnya di Pulau Jawa maupun di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini, SBG merupakan produsen utama [[Tapioka|tepung tapioka]] serta [[tepung beras]], dan salah satu pemain utama dalam industri [[kelapa sawit]] dan produk turunannya serta serangkaian produk yang digunakan sebagai [[bahan baku]] untuk [[makanan]], [[kertas]], [[gula]], [[Zat kimia|bahan kimia]] dan [[industri]] lainnya.Perusahaan ini didirikan pada tahun 1979. Pada tahun-tahun awal, Perusahaan memiliki 1 pabrik asam (satu) sitrat saja. Sejalan dengan pertumbuhan SBG dan sesuai dengan rencana SBG untuk melakukan Initial Off Umum kenai atas saham Perseroan, maka dalam rangka meningkatkan nilai tambah, Perusahaan direorganisasi menjadi produsen produk berbasis singkong dengan produk utamanya di bentuk tepung tapioka dan asam sitrat.Setelah melewati sebuah perencanaan yang luas, pada tahun 1995 Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana atas sahamnya. Dan pada saat itu, ekspansi bisnis semua SBG terkait dengan singkong selalu dikelola oleh [[Perusahaan]].
 
Akibatnya, saat ini Perusahaan dan anak perusahaan yang dimiliki fasilitas produksi berikut:
* 13 pabrik tepung tapioka
* 3 pabrik Asam sitratPabrik
* 1 Sulfat Asam
* 3 pabrik tas plastik
* 1 pabrik Glukosa
* 1 Glukosa, fruktosa dan pabrik malthodextrine
* 1 Glukosa dan pabrik sorbitol
* 2 Modified pabrik Tepung Tapioka
* 1 MSG (monosodium glutamat) pabrik
 
== Hijau Transformasi - Pengembangan Bio Gas Power Plant ==
Perusahaan, yang telah melakukan pada Transformasi Hijau, adalah dalam tahap pengembangan untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas bio dari konversi limbah cair pabrik tepung tapioka Perusahaan. Pembangkit listrik yang dibangun di 8 (delapan) tanaman tepung tapioka di Lampung dan tujuan mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas bio adalah untuk memenuhi kebutuhan Perseroan untuk energi.Proyek-proyek digester anaerobik akan menangkap dan mengubah limbah singkong dari tanaman menjadi gas metana. Metana akan digunakan untuk pembangkit listrik gas untuk menghasilkan listrik untuk konsumsi tanaman sendiri. Proyek juga akan mengurangi gas rumah kaca untuk karbon dioksida masuk ke [[Atmosfer Bumi|atmosfer]].
 
Proyek-proyek ini, yang akan didaftarkan dengan UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja PBB Perubahan Iklim di), sebagai bagian dari Mekanisme Pembangunan Bersih - CDM di bawah Protokol Kyoto payung, juga akan menghasilkan kredit karbon yang dapat diperdagangkan di bursa iklim global.Dengan perkembangan pembangkit listrik tenaga gas bio, Perseroan akan memperoleh manfaat sebagai berikut:Kelangsungan kekuasaan.Pasokan yang stabil listrikEfisiensi.Biaya untuk menghasilkan listrik dari pembangkit listrik tenaga bio gas jauh lebih murah daripada menggunakan diesel berbahan bakar pembangkit listrik dan / atau listrik yang disediakan oleh [[Perusahaan Listrik Negara|PLN]].Bersihkan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 
Pemanfaatan limbah cair dari pabrik Perseroan sesuai dengan kedua program Clean Development Mechanism (CDM) dalam Protokol Kyoto dan United Nation Konvensi Kerangka Kerja di [[Perubahan iklim|Perubahan Iklim]] (UNFCCC).Pendapatan tambahan.Dengan perkembangan pembangkit listrik tenaga gas bio yang sesuai dengan CDM dalam Protokol Kyoto, maka akan menghasilkan Certified Emission Reduction (CER) yang dibutuhkan oleh negara-negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari. CER ini akan menjadi sellable ke negara berkembang yang berkontribusi sebagai tambahan penghasilan lain kepada Perusahaan.
 
Saat ini, kelompok bisnis ini merupakan produsen utama tepung tapioka serta tepung beras, dan salah satu pemain utama dalam industri kelapa sawit dan produk turunannya serta serangkaian produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk [[makanan]], [[kertas]], [[permen]], [[Zat kimia|bahan kimia]] dan industri lainnya.Pada awal-nya perusahaan ini didirikan untuk pertama kali pada tahun 1979. Perusahaan hanya dibantu oleh fasilitas 1 pabrik asam sitrat saja saat tahun-tahun awal berdiri. Namun sejalan dengan perkembangan usaha yang semakin tumbuh dengan pesat, perusahaan mulai memfokuskan diri dalam pengembangan produk berbasis [[Ketela pohon|singkong]] dengan produk utamanya berupa [[tepung]] tapioka dan asam sitrat. Usaha ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana dan mulai menjadi perusahaan terbuka. Rencana tersebut akhirnya dapat terealisasikan pada tahun 1995 saat perusahaan berhasil mencatatkan saham-nya untuk pertama kali di [[Bursa efek|Bursa Efek]]. Hingga saat ini perusahaan yang dibantu oleh beberapa anak perusahaan dalam naungan SBG ini telah memiliki fasilitas produksi antara lain 13 pabrik tepung tapioka, 3 pabrik [[asam sitrat]], 1 pabrik [[asam sulfat]], 3 pabrik [[kantong plastik]], 1 pabrik Glukosa, 1 pabrik [[Glukosa]], [[Fruktosa]] dan Malthodextrine, 1 pabrik [[Glukosa]] dan Sorbitol, 2 pabrik olahan [[Tapioka]] serta 1 pabrik [[MSG]] (monosodium glutamat).
 
Perusahaan terus berupaya untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam menjaga lingkungan. Salah satu-nya dengan melakukan kegiatan Green Transformasi yang sekarang masih dalam tahap pengembangan. Dalam kegiatan ini perusahaan sedang membangun pembangkit listrik tenaga [[Biogas|bio gas]] yang diperoleh dari konversi limbah cair pabrik tapioka. Pembangkit listrik yang dibangun di 8 pabrik tapioka di [[Lampung]] tersebut nantinya dapat memenuhi kebutuhan energi perusahaan. Selain itu dengan proyek-proyek anaerobik yang dapat mengubah limbah singkong menjadi gas [[metana]] yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga gas. Pembangkit listrik ini dapat menghasilkan listrik yang dapat digunakan untuk kebutuhan pabrik sendiri. Proyek ini juga dapat mengurangi efek rumah kaca. Rencana-nya proyek-proyek ramah lingkungan ini akan didaftarkan ke UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change) atau salah satu [[Badan PBB Urusan Kependudukan|badan PBB]] yang menangani tentang perubahan iklim, sebagai bagian dari Clean Development Mechanism (CDM) sebagai upaya penyelamatan lingkungan.