Rizal Ramli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 82:
 
=== Profesional ===
Sekembalinya dari [[Amerika Serikat]] setelah menyelesaikan pendidikan Doktordoktor ekonominya, Ramli bersama beberapa orang ekonom lain seperti [[Laksamana Sukardi]], [[Arif Arryman]], dan [[M.S. Zulkarnaen]] mendirikan ''ECONIT Advisory Group''.<ref name=suaramerdeka.com/> Ketika masih aktif sebagai ''Managing Director Econit'', Rizal Ramli dan rekan-rekannya di lembaga ''think-tank'' ekonomi independen ini sering mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah [[Orde Baru]]. Misalnya saja kritik terhadap kebijakan Mobil Nasional, Pupuk Urea, Pertambangan Freeport, dan sebagainya.<ref name=suaramerdeka.com/> Bersama dengan beberapa koleganya Rizal mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) dan sekaligus menjabat sebagai ketuanya.
 
== Karier kenegaraan dan kebijakan ==
Baris 90:
Rizal Ramli ditunjuk oleh Presiden Abdurahman Wahid menjadi Kepala Bulog pada tahun 2000. Meski ia hanya memimpin Bulog selama 15 bulan ia berhasil membawa keuntungan bagi Bulog. Rizal berhasil memberikan terobosan yang mendongkrak nilai perekonomian Bulog hanya dalam kurun waktu enam bulan.<ref name=suaramerdeka.com/> Kebijakan penting yang dilakukannya pada periode ini adalah:
 
* Penghapusan rekening ''off-budget'' menjadi ''on-budget'' yang mengakibatkan angka surplus yang cukup tinggi bagi Bulog. Ia juga melakukan penyederhanaan dan konsolidasi rekening-rekening Bulog yang sebelumnya berjumlah 117 rekening menjadi hanya 9 rekening saja.
* Melakukan proses ''restrukturisasi'' untuk mempersiapkan Bulog menjadi Perusahaan Umum ([[Perum]]).
* Melakukan rotasi pejabat Bulog dengan menukar posisi pejabat yang sebelumnya berdinas di 'tempat basah' dipindahkan ke wilayah yang dianggap 'kering' dan sebaliknya.<ref name=suaramerdeka.com/>
 
=== Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ===
Rizal Ramli diangkat menjadi [[Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia|Menteri Koordinator Bidang Perekonomian]] pada bulan [[Agustus]] [[2000]]. Beberapa hari setelah diangkat sebagai [[Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia|Menko Perekonomian]] menggantikan [[Kwik Kian Gie]], Rizal Ramli lalu mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi. Program percepatan pemulihan ekonomi tersebut meliputi :
* Menciptakan stabilitas di sektor finansial
* Meningkatkan kesejahteraan rakyat di pedesaan untuk memperkuat stabilitas sosial-politik
Baris 102:
* Mengutamakan pemulihan ekonomi berlandaskan investasi daripada berlandaskan pinjaman
* Memacu peningkatan ekspor
* Menjalankan ''privatisasi'' bernilai tambah
* Melaksanakan ''desentralisasi'' ekonomi dengan tetap menjaga keseimbangan fiskal
* Mengoptimalkan pemanfaatan suberdaya alam, dan
* Mempercepat ''restrukturisasi'' perbankan
 
Mei 2001, saat mantan dosen Program ''Magister Manajemen'' Fakultas Pasca Sarjana UI ini menjabat sebagai Menteri Perekonomian juga membuat terobosan lain dengan mendorong penghapusan ''cross-ownership'' dan ''cross-management'' antara PT Telkom dan PT Indosat. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetisi dan mendorong kedua operator telekomunikasi nasional tersebut menjadi ''full service operators''. Lewat terobosannya tersebut, banyak pihak menilai bahwa langkah yang dilakukan Rizal adalah langkah yang tepat sehingga dapat memberikan keuntungan bagi negara. Rizal Ramli juga pernah menyelamatkan [[Perusahaan Listrik Negara]] ([[Perusahaan Listrik Negara|PLN]]) dari kebangkrutan tanpa menyuntik uang tapi melalui ''revaluasi asset'', sehingga modal yang dari minus 9 Triliun Rupiah melonjak menjadi surplus 119,4 Triliun Rupiah.<ref name=itoday.co.id>[http://www.itoday.co.id/politik/rizal-ramli-bekerja-dalam-senyap "Rizal Ramli: Bekerja Dalam Senyap"] ''Indonesia Today'', [[18 September]] 2012. Diakses [[10 Juni]] 2013.</ref>
 
=== Menteri Keuangan ===
Baris 120:
 
=== Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ===
Dalam rangka perombakan (''reshuffle'') [[Kabinet Kerja]], bersama beberapa orang menteri lainnya, Rizal Ramli dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada tanggal 12 Agustus 2015. Ia mengaku, awalnya ia ragu menerima tawaran [[Presiden]] [[Joko Widodo]] untuk duduk pada pos tersebut berhubung portofolio yang biasa ia geluti adalah bidang ekonomi.<ref name=kompas.com/>
 
Sehari setelah resmi menjabat, atas persetujuan Presiden Joko Widodo, Rizal Ramli mengusulkan perubahan nama kementeriannya menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Republik Indonesia yang kemudian disusul dengan penambahan dua kementerian lain di bawah koordinasinya, yaitu [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]] dan [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia|Kementerian Pertanian]].<ref name=rmol.co>[http://rmol.co/read/2015/08/21/214162/1/Kepercayaan-Jokowi-pada-Rizal-Ramli-Justru-Semakin-Bertambah "Kepercayaan Jokowi pada Rizal Ramli Justru Semakin Bertambah"] ''RMOL'', [[21 Agustus]] 2015. Diakses 23 Agustus 2015.</ref><ref name=cnnindonesia.com2>[http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150813170951-96-72014/menko-maritim-dan-sumber-daya-satukan-kementerian/ "Menko Maritim dan Sumber Daya Satukan Kementerian"] ''CNN Indonesia'', 13 Agustus 2015. Diakses 23 Agustus 2015.</ref><ref name=maritim.go.id>[http://maritim.go.id/ "Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia"] ''Website Resmi Kemenko Maritim''. Diakses 23 Agustus 2015.</ref> Namun hingga saat ini dasar hukum perubahan nama kementerian dan penambahan kementerian yang dikoordinasikan masih dikaji oleh [[Sekretariat Kabinet Republik Indonesia]].<ref>[http://m.metrotvnews.com/read/2015/09/07/428691/penambahan-kementerian-di-bawah-kemenko-maritim-dikoordinasikan "Penambahan Kementerian di Bawah Kemenko Maritim Dikoordinasikan"] ''Metrotvnews.com'', [[07 September]] 2015. Diakses 10 November 2015.</ref>
Baris 127:
[[Berkas:Amartya Sen dan Rizal Ramli.jpg|thumb|270px|Rizal Ramli bersama peraih [[Nobel]] [[Ekonomi]], [[Amartya Sen]].]]
 
Sebagai ekonom alumni [[Universitas Boston]] ia juga memiliki jaringan pergaulan internasional. Ia adalah salah satu ahli ekonomi Indonesia yang dipercaya menjadi penasehat ekonomi [[PBB]] bersama ekonom internasional lainnya seperti peraih [[Nobel]] Ekonomi, [[Amartya Sen]] dari [[Universitas Harvard]], serta dua peraih Nobel lainnya, Sir James Mirrlees Alexander dari [[Inggris]] dan Rajendra K. Pachuri dari [[Universitas Yale]] , Helen Hunt dari [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNDP]], Francis Stewart dari [[Universitas Oxford]], Gustave Ranis dari Universitas Yale, Patrick Guillaumont dari [[Perancis]], Nora Lustig dari [[Argentina]], dan Buarque dari [[Brasil]].<ref name=investor.co.id/>
 
Pada ''The United Nation’s Second Advisory Panel Meeting'' bulan Juni 2012, Rizal telah membawa enam topik makalah, yakni ''Prospect for the Economy and Democracy in Indonesia, Post Yudhoyono Indonesia and Asian Power'', ''Indonesia Strategic Economic & Political Outlook and Asian Powers'', ''Indonesia’s Economic Outlook and Asian Economic Inegration'', ''Indonesian Democracy at The Cross Road'', dan ''Indonesian Economy and Rule of Law under SBY Administration''. Seperti panel pada pertemuan pertama, pertemuan kedua juga dihadiri oleh anggota tim ahli PBB dan para pakar pilihan dari berbagai negara.
 
== Kontroversi ==