Sejarah Kekristenan: Perbedaan antara revisi

[[Yesus]] [[Kristus]] dilahirkan sekitar tahun [[4 SM]] di [[Betlehem]], [[Yudea]], dan bertumbuh dewasa di kota [[Nazaret]], [[Galilea]].<ref>Menurut catatan [[Injil Matius]] dan [[Injil Lukas]] dalam [[Alkitab]] [[Kristen]], yang dikuatkan oleh catatan-catatan lain di bagian lain dalam [[Alkitab]] serta catatan murid-murid pertama maupun sumber-sumber di luar Kekristenan.</ref> Setelah Ia berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut [[keduabelas rasul]], melakukan [[mujizat]], mengusir [[setan]], menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Yesus mati dihukum dengan cara disalib oleh karena [[Pengadilan Yesus|hasutan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka]]. [[Penyaliban Yesus|Ia disalibkan di]] [[Bukit Golgota]], [[Yerusalem]] di antara tahun 29-33 M atas perintah Gubernur [[Provinsi Yudea]] [[Romawi]], [[Pontius Pilatus]].<ref>Dicatat dalam semua [[Injil]] dan catatan sejarah dari penulis-penulis Romawi kuno.</ref> Setelah mati disalibkan, [[Penguburan Yesus|Yesus dikuburkan di dalam gua batu]]. Umat [[Kristen|Kristiani]] percaya bahwa [[Kebangkitan Yesus|Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga]] setelah kematian-Nya dan menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian [[Kenaikan Yesus|Ia naik ke surga dengan disaksikan orang banyak orang]]. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya.<ref>Dicatat dalam [[Matius 27]] dan tersirat pada catatan-catatan sejarah Yahudi.</ref> Kelima hal dalam kehidupan [[Yesus]] [[Kristus]] ini ([[Kelahiran Yesus|kelahiran]], [[Pelayanan Yesus|pelayanan]], [[Kematian Yesus|kematian]], [[Kebangkitan Yesus|kebangkitan]], [[Kenaikan Yesus|kenaikan ke surga]]) adalah intisari Kekristenan.

Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harusharum, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.