Kerajaan Kadiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
kembalikan, vandalisme
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1:
:E.Kerajaan kediri
{{Infobox Former Country
|conventional_long_name = Kadiri
|common_name = Kediri
|continent = Asia
|region = Asia Tenggara
|country = Indonesia
|religion = [[Kejawen]], [[Hinduisme]], [[Buddhisme]], [[Animisme]]
|p1 = Kahuripan
|s1 = Singosari
|year_start = 1045
|year_end = 1222
|date_start =
|date_end =
|event_start = Dibagi dari [[Kerajaan Kahuripan|Kahuripan]]
|event1= Bergabung kembali dengan [[Kerajaan Janggala|Janggala]]
|date_event1= antara 1116-1135
|event2= [[Kakawin Bhāratayuddha]]'' selesai ditulis
|date_event2=[[1157]]
|event_end = Runtuh oleh pemberontakan [[Ken Arok]]
|image_flag =
|image_coat =
|symbol_type =
|image_map = Kediri Kingdom id.svg
|image_map_caption = Kerajaan Janggala dan Panjalu (Kediri), kemudian bersatu menjadi Kerajaan Kediri
|capital = Daha, Dahanapura
|common_languages = [[Bahasa Jawa Kuna|Jawa Kuno]]
|government_type = Monarki
|title_leader = Raja
|leader1 = [[Sri Samarawijaya]]
|year_leader1 = 1042-?
|leader2 = [[Kertajaya]]
|year_leader2 = 1194–1222
|currency = Koin emas dan perak
|footnotes =
}}
{{Sejarah Indonesia}}
 
Kerajaan kediri adalah sebuah kerajaan yang terdapat di [[Jawa Timur]] antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota '''Daha''', yang terletak di sekitar [[Kota Kediri]] sekarang.
:{{arti lain|Artikel ini membahas tentang Kerajaan Kediri (Sejarah Nusantara). Lihat pula [[Kota Kediri]] dan [[Kabupaten Kediri]]. Untuk kegunaan lain, lihat [[Kediri|Kediri (disambiguasi)]].}}
 
 
'''Kerajaan Kadiri''' atau '''Kediri''' atau '''Panjalu''', adalah sebuah kerajaan yang terdapat di [[Jawa Timur]] antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota '''Daha''', yang terletak di sekitar [[Kota Kediri]] sekarang.
 
== Latar belakang ==
[[Berkas:Vishnu Kediri.jpg|thumb|left|160px| Arca [[Wisnu]], berasal dari [[Kediri]], abad ke-12 dan ke-13.]]
 
Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari ''Dahanapura'', yang berarti ''kota api''. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan [[Airlangga]] tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam ''[[Serat Calon Arang]]'' bahwa, saat akhir pemerintahan [[Airlangga]], pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di [[Kahuripan]], melainkan pindah ke Daha.
Baris 64 ⟶ 23:
 
Hal ini diperkuat [[kronik Cina]] berjudul ''Ling wai tai ta'' karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain [[Cina]] secara berurutan adalah [[Dunia Arab|Arab]], [[Jawa]], dan [[Sumatra]]. Saat itu yang berkuasa di [[Jazirah Arab|Arab]] adalah [[Bani Abbasiyah]], di [[Jawa]] ada Kerajaan Panjalu, sedangkan [[Sumatra]] dikuasai [[Kerajaan Sriwijaya]].
 
Chou Ju-kua menggambarkan di Jawa penduduknya menganut 2 agama : Buddha dan Hindu. Penduduk Jawa sangat berani dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak.
 
Buku Chu-fan-chi menyebut Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan : Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), Tung-ki (Jenggi, Papua Barat), Ta-kang (Sumba), Huang-ma-chu (Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor), Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).
 
Penemuan [[Situs Tondowongso]] pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut.
 
== Karya sastra yang telah ditulis ==
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'' ditulis oleh [[Mpu Sedah]] dan diselesaikan [[Mpu Panuluh]]. Kitab ini bersumber dari [[Mahabharata]] yang berisi kemenangan [[Pandawa]] atas [[Korawa]], sebagai kiasan kemenangan [[Sri Jayabhaya]] atas [[Janggala]].
 
Selain itu, [[Mpu Panuluh]] juga menulis ''[[Kakawin Hariwangsa]]'' dan ''[[Ghatotkachasraya]]''. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan [[Sri Kameswara]] bernama [[Mpu Dharmaja]] yang menulis ''[[Kakawin Smaradahana]]''. Kemudian pada zaman pemerintahan [[Kertajaya]] terdapat pujangga bernama [[Mpu Monaguna]] yang menulis ''[[Sumanasantaka]]'' dan [[Mpu Triguna]] yang menulis ''[[Kresnayana]]''.
 
== Keruntuhan ==
{{Infobox Former Country
|conventional_long_name = Kadiri
|common_name = Kediri
|continent = Asia
|region = Asia Tenggara
|country = Indonesia
|religion = [[Kejawen]], [[Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], [[Animisme]]
|p1 = Kerajaan Singhasari
|p2 =
|s1 = Majapahit
|year_start = 1292
|year_end = 1293
|date_start =
|date_end =
|event_start = Pemberontakan Jayakatwang, [[Kertanegara]] tewas
|event_end = Serangan gabungan [[Kekaisaran Mongolia|Mongol]]-[[Majapahit]]
|image_flag =
|image_coat =
|symbol_type =
|image_map =
|image_map_caption =
|capital =
|common_languages = [[Bahasa Jawa Kuna|Jawa Kuna]], [[Sanskrit]]
|government_type = Monarki
|title_leader = Raja
|leader1 = [[Jayakatwang]]
|year_leader1 = 1292-1293
|leader2 =
|year_leader2 =
|currency = Native gold and silver coins
|footnotes =
}}
[[Berkas:Museum für Indische Kunst Dahlem Berlin Mai 2006 040.jpg|thumb|left|Arca Buddha Vajrasattva zaman Kadiri, abad X/XI, koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.]]
Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan [[Kertajaya]], dan dikisahkan dalam ''[[Pararaton]]'' dan ''[[Nagarakretagama]]''.
 
Pada tahun 1222 [[Kertajaya]] sedang berselisih melawan kaum [[brahmana]] yang kemudian meminta perlindungan [[Ken Arok]] akuwu [[Tumapel]]. Kebetulan [[Ken Arok]] juga bercita-cita memerdekakan [[Tumapel]] yang merupakan daerah bawahan Kadiri.
 
Perang antara Kadiri dan [[Tumapel]] terjadi dekat desa Ganter. Pasukan [[Ken Arok]] berhasil menghancurkan pasukan [[Kertajaya]]. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan [[Tumapel]] atau [[Singhasari]].
 
Setelah Ken Arok mengalahkan Kertajaya, Kadiri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat '''Jayasabha''', putra Kertajaya sebagai bupati Kadiri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama '''Sastrajaya'''. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yaitu [[Jayakatwang]]. Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh [[Kertanegara]], karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, [[Raden Wijaya]].
 
== Daftar raja-raja ==
Berikut adalah nama-nama raja yang pernah memerintah di Daha, ibu kota Kadiri.
 
=== Pada saat Daha menjadi ibu kota kerajaan yang masih utuh ===
[[Airlangga]], merupakan pendiri kota Daha sebagai pindahan kota [[Kahuripan]]. Ketika ia turun takhta tahun 1042, wilayah kerajaan dibelah menjadi dua. Daha kemudian menjadi ibu kota kerajaan bagian barat, yaitu Panjalu.
 
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', kerajaan yang dipimpin [[Airlangga]] tersebut sebelum dibelah sudah bernama Panjalu.
 
=== Pada saat Daha menjadi ibu kota Panjalu ===
* [[Sri Samarawijaya]], merupakan putra [[Airlangga]] yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan (1042).
* [[Sri Jayawarsa]], berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung [[Sri Samarawijaya]] atau bukan.
* [[Sri Bameswara]], berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti Tangkilan (1130).
* [[Sri Jayabhaya]], merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan [[Kakawin Bharatayuddha]] (1157).
* [[Sri Sarweswara]], berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161).
* [[Sri Aryeswara]], berdasarkan prasasti Angin (1171).
* [[Sri Gandra]], berdasarkan prasasti Jaring (1181).
* [[Sri Kameswara]], berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan ''[[Kakawin Smaradahana]]''.
* [[Kertajaya|Sri Kertajaya]], berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), ''[[Nagarakretagama]]'', dan ''[[Pararaton]]''.
 
=== Pada saat Daha menjadi bawahan Singhasari ===
Kerajaan Panjalu runtuh tahun 1222 dan menjadi bawahan [[Singhasari]]. Berdasarkan [[prasasti Mula Malurung]], diketahui raja-raja Daha zaman [[Singhasari]], yaitu:
* [[Mahisa Wunga Teleng]] putra [[Ken Arok]]
* [[Guningbhaya]] adik [[Mahisa Wunga Teleng]]
* [[Tohjaya]] kakak [[Guningbhaya]]
* [[Kertanagara]] cucu [[Mahisa Wunga Teleng]] (dari pihak ibu), yang kemudian menjadi raja [[Singhasari]]
 
=== Pada saat Daha menjadi ibu kota Kadiri ===
[[Jayakatwang]], adalah keturunan [[Kertajaya]] yang menjadi bupati Gelang-Gelang. Tahun 1292 ia memberontak hingga menyebabkan runtuhnya [[Kerajaan Singhasari]]. [[Jayakatwang]] kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri. Tapi pada tahun 1293 ia dikalahkan [[Raden Wijaya]] pendiri [[Majapahit]].
 
=== Pada saat Daha menjadi bawahan Majapahit ===
Sejak tahun 1293 Daha menjadi negeri bawahan [[Majapahit]] yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Daha tapi hanya bersifat simbol, karena pemerintahan harian dilaksanakan oleh patih Daha. Bhre Daha yang pernah menjabat ialah:
 
# [[Jayanagara]] [[1295]]-[[1309]] Nagarakretagama.47:2; [[Prasasti Sukamerta]] - didampingi Patih [[Lembu Sora]].
# [[Rajadewi]] [[1309]]-[[1375]] Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi Patih Arya Tilam, kemudian [[Gajah Mada]].
# [[Indudewi]] [[1375]]-[[1415]] Pararaton.29:19; 31:10,21
# [[Suhita]] [[1415]]-[[1429]] ?
# [[Jayeswari]] [[1429]]-[[1464]] Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; [[Waringin Pitu]]
# [[Manggalawardhani]] [[1464]]-[[1474]] [[Prasasti Trailokyapuri]]
 
=== Pada saat Daha menjadi ibu kota Majapahit ===
Menurut ''[[Suma Oriental]]'' tulisan [[Tome Pires]], pada tahun 1513 Daha menjadi ibu kota [[Majapahit]] yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya. Nama raja ini identik dengan [[Dyah Ranawijaya]] yang dikalahkan oleh [[Sultan Trenggana]] raja [[Demak]] tahun 1527.
 
Sejak saat itu nama [[Kediri]] lebih terkenal dari pada Daha. Dan pada saat ini berdasarkan peta daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan peta Provinsi Jawa Timur maka dapat dilihat bahwa Kota Daha pada saat ini berada di daerah sekitar Pare-Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang memiliki banyak peninggalan arkeologis sampai sekarang.
 
== Lihat pula ==
* [[Kerajaan Jenggala]]
 
== Daftar pustaka ==
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
 
{{Kerajaan di Jawa}}
 
{{Kotak_mulai}}
{{kotak suksesi
|jabatan=[[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Kerajaan Hindu-Budha]]
|pendahulu=[[Kerajaan Janggala|Janggala]]
|pengganti=[[Kerajaan Singasari|Singasari]]
|tahun=1042 - 1222
}}
{{Kotak_selesai}}
 
[[Kategori:Kerajaan Kadiri| ]]