Rama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ghalih.99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ghalih.99 (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 10353945 oleh Ghalih.99 (bicara)
Baris 38:
 
Dalam [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]'' diceritakan bahwa sebelum Rama lahir, seorang raja [[Raksasa (mitologi Hindu)|raksasa]] bernama [[Rahwana]] telah meneror Triloka (tiga dunia) sehingga membuat para dewa merasa cemas. Atas hal tersebut, [[Pertiwi|Dewi bumi]] menghadap [[Brahma]] agar dia bersedia menyelamatkan alam beserta isinya. Para [[Dewa (Hindu)|dewa]] juga mengeluh kepada [[Brahma]], yang telah memberikan anugerah kepada Rahwana sehingga raksasa tersebut menjadi takabur. Setelah para dewa bersidang, mereka memohon agar [[Wisnu]] bersedia menjelma kembali ke dunia untuk menegakkan [[dharma]] serta menyelamatkan orang-orang saleh. Dewa Wisnu menyatakan bahwa ia bersedia melakukannya. Ia berjanji akan turun ke dunia sebagai Rama, putera raja [[Dasarata]] dari [[Ayodhya]]. Dalam penjelmaannya ke dunia, Wisnu ditemani oleh [[Naga Sesa]] yang akan mengambil peran sebagai [[Laksmana]], serta [[Laksmi]] yang akan mengambil peran sebagai [[Sita]].
{{clear}}
== Kehidupan Sang Rama ==
 
=== Kelahiran dan keluarga ===
[[Berkas:Rama sita lakshmana.jpg|right|300px|thumb|Sebuah lukisan dari [[Himachal Pradesh]]. Dari kiri ke kanan: [[Sita]], Rama, dan [[Laksmana]].]]
Ayah AnonymousRama adalah Raja [[Dasarata]] dari [[Ayodhya]], sedangkan ibunya adalah [[Kosalya]]. Dalam [[Ramayana]] iceritakan bahwa Raja AnonymousDasarata yang merindukan putera mengadakan upacara bagi para [[Dewa (Hindu)|dewa]], upacara yang disebut ''Putrakama Yadnya''. Upacaranya diterima oleh para Dewa dan utusan mereka memberikan sebuah air suci agar diminum oleh setiap permaisurinya. Atas anugerah tersebut, ketiga permaisuri Raja Dasarata melahirkan putera. Yang tertua bernama Rama, lahir dari [[Kosalya]]. Yang kedua adalah [[Bharata (Ramayana)|Bharata]], lahir dari [[Kekayi]], dan yang terakhir adalah [[Laksmana]] dan [[Satrugna]], lahir dari [[Sumitra]]. Keempat pangeran tersebut tumbuh menjadi putera yang gagah-gagah dan terampil memainkan senjata di bawah bimbingan Resi [[Wasista]].
 
=== Rama dan Wiswamitra ===
 
Pada suatu hari, Resi [[Wiswamitra]] datang menghadap Raja Dasarata. [[Dasarata]] tahu benar watak [[resi]] tersebut dan berjanji akan mengabulkan permohonannya sebisa mungkin. Akhirnya Sang Resi mengutarakan permohonannya, yaitu meminta bantuan Rama untuk mengusir para [[rakshasa]] yang mengganggu ketenangan para resi di hutan. Mendengar permohonan tersebut, Raja [[Dasarata]] sangat terkejut karena merasa tidak sanggup untuk mengabulkannya, namun ia juga takut terhadap kutukan Resi [[Wiswamitra]]. Dasarata merasa anaknya masih terlalu muda untuk menghadapi para rakshasa, namun Resi Wiswamitra menjamin keselamatan Rama. Setelah melalui perdebatan dan pergolakan dalam batin, Dasarata mengabulkan permohonan Resi Wiswamitra dan mengizinkan puteranya untuk membantu para resi.
Baris 86 ⟶ 91:
=== Rama menggempur Alengka ===
[[Berkas:Lanka siege.jpg|left|240px|thumb|Lukisan India yang menggambarkan adegan Rama dan pasukannya sedang menyerang Kota [[Alengka]].]]
Setelah jembatan rampung, Rama dan pasukannya menyeberang ke [[Alengka]]. Pada pertempuran pertama, [[Anggada]] menghancurkan menara Alengka. Untuk meninjau kekuatan musuh, [[Rahwana]] segera mengirim mata-mata untuk menyamar menjadi [[wanara]] dan berbaur dengan mereka. Penyamaran mata-mata Rahwana sangat rapi sehingga banyak yang tidak tahu, kecuali [[Wibisana]]. Kemudian Wibisana menangkap mata-mata tersebut dan membawanya ke hadapan Rama. Di hadapan Rama, mata-mata tersebut memohon pengampunan dan berkata mereka hanya menjalankan perintah. Akhirnya Rama mengizinkan mata-mata tersebut untuk melihat-lihat kekuatan tentara Rama dan berpesan agar Rahwana segera mengambalikan [[Sita]]. Mata-mata tersebut sangat terharu dengan kemurahan hati Rama dan yakin bahwa kemenangan akan berada di pihak Rama.Hi Iam Mr.404
 
Pada hari pertempuran terahir, Dewa [[Indra]] mengirim kereta perangnya dan meminjamkannya kepada Rama. Kusir kereta tersebut bernama Matali, siap melayani Rama. Dengan kereta dewa tersebut, Rama melanjutkan peperangan yang berlangsung dengan sengit. Kedua pihak sama-sama kuat dan mampu bertahan. Akhirnya Rama melepaskan senjata [[Brahma Astra]] ke dada [[Rahwana]]. Senjata sakti tersebut mengantar Rahwana menuju kematiannya. Seketika bunga-bunga bertaburan dari surga karena menyaksikan kemenangan Rama. [[Wibisana]] meratapi jenazah kakaknya dan sedih karena nasihatnya tidak dihiraukan. Sesuai aturan agama, Rama mengadakan upacara pembakaran jenazah yang layak bagi Rahwana kemudian memberikan wejangan kepada Wibisana untuk membangun kembali Negeri [[Alengka]]. Setelah Rahwana dikalahkan, [[Sita]] kembali ke pelukan Rama dan mereka kembali ke [[Ayodhya]] bersama [[Laksmana]], [[Sugriwa]], [[Hanoman]] dan tentara [[wanara]] lainnya. Di Ayodhya, mereka disambut oleh [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] dan [[Kekayi]]. Di sana para wanara diberi hadiah oleh Rama atas jasa-jasanya.
Baris 145 ⟶ 150:
[[Kategori:Waisnawa]]
[[Kategori:Raja dalam mitologi Hindu]]
Hacked by Mr.404