Relativisme budaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
baru
 
Farras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Prinsip ini dirintis sebagai [[aksioma]] dalam penelitian [[antropologi]] [[Franz Boas]] pada beberapa dasawarsa pertama abad ke-20, lalu dipopulerkan oleh para mahasiswanya. Boas pertama kali memaparkan gagasannya pada tahun 1887: "...peradaban bukan sesuatu yang absolut, melainkan ... relatif, dan ... gagasan dan bayangan kita selalu benar sepanjang peradaban manusia terus ada."<ref>Franz Boas 1887 "Museums of Ethnology and their classification" ''Science'' 9: 589</ref> Namun demikian, Boas tidak menciptakan istilah ini.However, Boas did not coin the term.
 
Menurut ''[[Oxford English Dictionary]]'', istilah ini pertama kali digunakan oleh filsuf dan teoriwan sosial [[Alain Locke]] pada tahun 1924 untuk menjelaskan "relativisme budaya ekstrem" [[Robert Lowie]] yang terdapat di buku Lowie tahun 1917, ''[https://archive.org/details/cultureethnology00lowiiala Culture and Ethnology]''.<ref>"cultural, ''adj.'' and ''n.''", ''OED Online'', Sept 2009, Oxford University Press, http://dictionary.oed.com/cgi/entry/50055630 , citing Locke's article "The Concept of Race as Applied to Social Culture", ''Howard Review'' 1 (1924): pp. 290-299.</ref> Istilah ini mulai lazim di kalangan antropolog setelah Boas meninggal dunia tahun 1942. Para antropolog berusaha menjelaskan sintesis beberapa gagasan yang dikembangkan Boas. Boas percaya bahwa cakupan budaya yang dapat ditemukan di subspesies manapun sangat luas dan pervasifmenjalar sampai-sampai tidak mungkin ada hubungan antara budaya dan [[ras (pengelompokan manusia)|ras]].<ref>{{cite web|url=https://web.archive.org/web/20070613222929/http://www.utpa.edu/faculty/mglazer/Theory/cultural_relativism.htm|title=Cultural Relativism|last=Glazer|first=Mark|location=Texas|publisher=University of Texas-Pan American|date=December 16, 1994|accessdate=June 13, 2007}}</ref> Relativisme budaya meliputi klaim [[epistemologi]] dan metodologi. Para ilmuwan masih memperdebatkan apakah klaim ini memerlukan sudut pandang [[etika]]. Prinsip ini tidak sama dengan [[relativisme moral]].
 
==Lihat pula==