Serangan Tolikara 2015: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kota
hapus dugaan-dugaan, tidak ensiklopedis, dan tidak pada tempatnya. solopos bukan sumber kredibel (untuk berita di Papua)
Baris 11:
| motive =
}}
'''Serangan Tolikara 2015''' adalah sebuah serangan yang terjadi pada [[17 Juli]] [[2015]] di [[Kabupaten Tolikara]], [[Papua]], [[Indonesia]] pada saat kegiatan [[salat Id]] yang dilakukan oleh umat [[Muslim]] dan pertemuan para pemuka masyarakat gereja diadakan pada saat yang bersamaan.<ref name="solopos">http://solopos.com/2015/07/17/masjid-di-papua-dibakar-jemaat-gereja-diduga-marah-karena-speaker-masjid-625016</ref> Akibat dari serangan tersebut, 38 rumah dan 63 kios terbakar dan 153 penduduk mengungsi,<ref>http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/07/18/nrojxl-tragedi-tolikara-38-rumah-dan-63-kios-terbakar-153-jiwa-mengungsi</ref> sementara menurut [[Luhut Panjaitan]], pembakaran tidak terjadi di [[mushola]] melainkan terjadi di kios-kios yang kebetulan berada di sekitar mushola.<ref>http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150717223131-20-66979/luhut-pembakaran-terjadi-di-kios-bukan-di-musala/</ref> Peristiwa tersebut diduga dilakukan oleh jemaat [[Gereja Injili di Indonesia]] (GIDI) Tolikara.<ref name="solopos" /> Selain itu, 1 anak-anak dikabarkan tewas dan 11 orang lainnya mengalami luka tembak akibat peristiwa tersebut.<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/pembakaran-musala-di-papua-satu-anggota-gidi-tewas-tertembak.html</ref> Seluruh korban dalam peristiwa tersebut adalah jemaat dari GIDI itu sendiri.<ref>http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/18/058684854/rusuh-di-tolikara-semua-korban-adalah-jemaat-gidi</ref>
 
Selain itu, 1 anak-anak dikabarkan tewas dan 11 orang lainnya mengalami luka tembak akibat peristiwa tersebut.<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/pembakaran-musala-di-papua-satu-anggota-gidi-tewas-tertembak.html</ref> Seluruh korban dalam peristiwa tersebut adalah jemaat dari GIDI itu sendiri.<ref>http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/18/058684854/rusuh-di-tolikara-semua-korban-adalah-jemaat-gidi</ref>
==Dugaan latar belakang==
 
Sebuah surat edaran GIDI, yang berisi tiga poin yakni GIDI tidak mengizinkan adanya perayaan lebaran di Tolikara, perayaan [[lebaran]] bisa dilakukan di luar Tolikara dan larangan perempuan muslim menggunakan [[jilbab]] serta ditandatangani oleh Ketua GIDI Wilayah Toli Pdt Nayus Wenda dan Sekretaris GIDI Pdt Marthen Jingga, diduga menjadi penyebab utama peristiwa tersebut.<ref>http://www.jpnn.com/read/2015/07/19/315853/Tiga-Poin-Surat-Edaran-GIDI-Diduga-Penyebab-Utama-Rusuh-Tolikara-</ref> Sementara itu, [[Dorman Wanimbo]], presiden GIDI Tolikara membantah tentang larangan tersebut.<ref>http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150718165415-12-67075/presiden-gidi-tolikara-tak-benar-kami-larang-muslim-salat-id/</ref> Wanimbo bahkan berkata bahwa mushola yang berada di tempat kejadian telah berdiri sejak 30 tahun yang lalu.<ref>http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/19/078684926/kerusuhan-tolikara-presiden-gidi-musala-sudah-berdiri-30-tahun</ref>
 
==Tanggapan==
 
Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang, Ketua [[Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia]] (PGI) mengecam keras peristiwa tersebut dan mendesak pemerintah agar mengusut tuntas peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa tindakan kekerasan dengan alasan apapunapa pun tidak dapat dibenarkan, "terutama jika hal ini dilakukan ketika umat sedang menjalankan ibadah," katanya.<ref>http://www.aktual.com/gereja-se-indonesia-kecam-pembakaran-rumah-ibadah-muslim/</ref>
 
==Referensi==