Sodom dan Gomora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tambahan
Baris 79:
 
== Arkeologi ==
Sekelompok tim arkeologi yang dipimpin oleh Steven Collins dari Trinity Southwest University, [[New Mexico]], [[Amerika Serikat]] pada bulan September 2015 mengumumkan bahwa mereka menemukan situs reruntuhan kota Sodom.<ref name=wnd>[http://www.wnd.com/2015/10/has-ancient-biblical-city-of-sodom-been-found/#7GR0wh7GEfFgZzjh.99 Apakah kota purba alkitabiah Sodom sudah ditemukan], oleh Joe Kovacs, WND 14 Oktober 2015.</ref> Laporan yang dimuat dalam majalah "Popular Archaeology" itu menyatakan bahwa dari ekskavasi selama 10 tahun di Tall el-Hammam, mereka menemukan struktur bangunan-bangunan masif dan banyak artefak dari suatu kota-negara besar dari [[Zaman Perunggu]] yang menguasai lembah sungai Yordan bagian selatan.<ref name=populararchaelogy>[http://popular-archaeology.com/issue/fall-2015/article/possible-site-of-ancient-sodom-yields-more-finds Kemungkinan situs Sodom purba menghasilkan lebih banyak penemuan]</ref> Menurut Collins, Tall el-Hammam nampaknya cocok dengan setiap kriteria kota Sodom menurut teks-teks kuno, di mana kota itu adalah yang terbesar di Kikkar ("Disk" atau "piringan" Yordan, atau "dataran yang banyak airnya" menurut [[Alkitab]]) di antara kota-kota di sebelah timur [[sungai Yordan]]. Bekas-bekas kota di ''Middle Ghor'' (lembah Yordan selatan) ini paling sedikit lima sampai 10 kali lebih besar dari kota-kota lain dari [[Zaman Perunggu]] di seluruh wilayah, termasuk di luar Kikkar, Yordan.<ref name=populararchaelogy/> Digambarkannya bahwa situs ini terdiri dari kota atas dan kota bawah dengan ciri-ciri Zaman Perunggu Awal (3500 - 2350 SM) yang terbukti dari adanya tembok kota setebal 5,2 meter, yang dibangun kembali semakin kuat setelah adanya gempa bumi, mencapai ketinggian 10 meter dan terbuat seluruhnya dari batu bata tanah liat (''mudbrick''), yang dilengkapi dengan pintu-pintu gerbang, menara-menara, dan paling sedikit satu jalan raya, dan sejumlah plaza. Selama Zaman Perunggu Pertengahan (2000 - 1540 SM), bangunan-bangunan baru, lebih besar lagi dari zaman awal, menggantikan bangunan-bangunan lama. Untuk memperkuat kota atas, penghuni dari Zaman Perunggu Pertengahan membangun suatu sistem pertahanan dari batu bata yang besar, membutuhkan jutaan batu bata dan banyak pekerja. Sisi atas yang rata dari sistem pertahanan itu lebarnya sekitar 7 meter (22 kaki), dan kemungkinan merupakan jalur melingkar di sekeliling kota atas. Di sisi luar tembok pertahanan itu ada tempat pijakan kaki kira-kira 250m x 400m. Lereng menurun 36 derajat ditutupi dengan tanah liat yang dikeraskan dan menjulang lebih dari 30 meter (100 kaki) di atas kota bawah. Sistem yang sangat mengagumkan dan kuat itu melindungi penduduk kota yang kaya, termasuk istana raja dan kuil-kuil serta gedung-gedung administratif.<ref name=populararchaelogy/>
 
Namun berdasarkan bukti dari penggalian arkeologi, kemakmuran kota ini nampaknya berakhir mendadak menjelang akhir Zaman Perunggu Pertengahan, di mana kemudian kota ini menjadi tanah tandus selama 700 tahun tanpa tanda-tanda pemukiman manusia. Hal ini terlihat dari tidak adanya materi dari Zaman Perunggu Akhir, yang juga diamati dari kota-kota kecil di sekitarnya. Kemungkinan besar suatu bencana alam besar secara tiba-tiba menimpa kota-kota itu.<ref name=populararchaelogy/>
 
Kehidupan di daerah sekitar situs kuno ini muncul lagi setelah 700 tahun, dengan adanya sejumlah bangunan dari Zaman Besi II (1000 - 332 SM), misalnya pintu gerbang monumental, tembok kota, gedung monumental, rumah-rumah dan pusat pemujaan. Struktur-struktur ini dibangun berabad-abad kemudian dalam ukuran jauh lebih kecil dan tidak pernah menyamai atau mengembalikan konstruksi Zaman Perunggu.
<ref name=populararchaelogy/>
 
{{coord|31|11|0|N|35|23|0|E|display=title|format=dec}}