Soediro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
Sudiro dalam menjalankan tugasnya sebagai Wali Kota sulit, mengingat Jakarta secara de Facto adalah ibu kota Republik Indonesia. Sering terjadi konflik kebijakan antara kebijakan kota dan kebijakan nasional. Pada masa jabatannya, dia menyatakan bahwa ada 3 daerah teritoris utama di Jakarta: Bandara Kemayoran, Pelabuhan Tanjungpriok dan kota satelit Kebayoran Baru. Menteri Perhubungan biasanya mengeluarkan keputusan tentang Bandara Kemayoran tanpa konsultasi dengan Sudiro.<ref name="Jakarta Batavia: Socio-Cultural Essays"></ref>
 
Pada 1957, Sudiro membuat kebijakan sekolah gratis untuk tingkat sekolah dasar (SD), namun kebijakan ini hanya berlaku 1 tahun setelah pemerintah pusat membatalkan kebijakan ini.<ref name="Jakarta Batavia: Socio-Cultural Essays"></ref>
 
==Riwayat Pekerjaan ==
===Pekerjaan dalam bidang pendidikan===
*Direktur Mulo-Kweekschool Boedi Oetomo (1931–1933)
*Ketua Taman Siswa Madiun (1936)
*Guru Ksatriaan Institut Cianjur (1936–1937)
*Kepala HIS Gubernemen Curup (1937–1940)
*Kepala HIS Plaju, Palembang (1940–1942)
*Inspektur Sekolah-sekolah Balatentara Jepang di Plaju Sungai Gerong (1942–1944)
*Pemimpin Barisan Pelopor Jawa Hooko Kai Jakarta (1944–1945)
 
===Pekerjaan dalam bidang politik===
*Anggota KNIP (1945–1947)
*Wakil Residen Surakarta (1946–1947)
*Residen Surakarta (1947–1949)
*Residen Madiun (1950–1951)
*Gubernur Sulawesi (1951–1953)
*Wali Kota Jakarta (1953–1960)
*Anggota Dewan Pertimabangan Agung RI (1978–1983)
 
== Referensi ==