Suku Madura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JayaGood (bicara | kontrib)
Baris 36:
==Sebaran Tinggal==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Danseressen Madoera TMnr 60022651.jpg|thumb|Penari dari Madura (1890-1917)]]
Di samping [[suku Jawa]] dan [[suku Sunda|Sunda]], orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke [[Kalimantan Barat]] dan [[Kalimantan Tengah]], serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di [[Kalimantan]] seperti [[Sampit]] dan [[Sambas]], pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali.
Di samping [[suku Jawa]] dan [[suku Sunda|Sunda]], orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke [[Kalimantan Barat]] dan [[Kalimantan Tengah]], serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di [[Kalimantan]] seperti [[Sampit]] dan [[Sambas]], pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial, namun sekarang kesenjangan itu sudah mereda dan etnis Madura dan penduduk setempat sudah rukun kembali. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti ketua MK [[Mahfud Md]], [[Wardiman Djojonegoro]] (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998 di bawah pemerintahan Presiden [[Soeharto]]),Rahmat Saleh ( mantan Mentri Perdagangan dan Gubernur Bank Indonesia ) di bawah pemerintahan Presiden [[Soeharto]], [[R. Hartono]] adalah seorang mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]. Dia merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat) juga ( Mantan Mentri Penerangan ), M.A.Rachman Mantan Jaksa Agung.Hadi Purnomo Mantan Ketua BPK ), Nurmahmudi Ismael Mantan Mentri Kehutanandan Presiden PKS ), Soejono Chanafian Atmonegoro Mantan Jaksa Agung ), Herman Widyanan Mantan Wakil BPK ) , Banoerusman Astrosemitro Mantan Kapolri ). Hanafie Hasnan Mantan Kepala staf Angkatan Udara AURI ),Muhammad Arifin ( Mantan Kepala Staff ALRI ) , Roemanhadi Mantan Kepala Staf Kepolisian RI ). Tokoh penyair dan budayawan Madura yang terkenal dengan julukan Clurit Emas, HD. Zawawi Imron, merupakan tokoh autodidak asli produk Madura dll. Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi [[Pahlawan nasional Indonesia]] Seperti: [[Trunojoyo]] yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda ([[VOC]] tahun 1677). Kiyai Taman adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda pada tahun 1919. Kiai Djauhari membuka cabang Hizbullah di Prenduan. Didirikan pada tahun 1944, Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia (Masjumi), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu. KH. Abdullah Sajjad, salah satu pengasuh PP. Annuqayah salah satu pahlawan dari Kabupaten Sumenep. KH. Mawardi, salah satu pengasuh PP. Sumber Anyar salah satu pahlawan dari Pamekasan. Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti Syaikhona Kholil Bangkalan, K.Abdul Majid Bata-bata, K.Moh.Ilyas Guluk-guluk, K. Abdul Hamid Baqir Banyuanyar,KH.M.Tidjani Djauhari, KH.M. Idris Djauhari. K. Jufri Marzuqi Sumber Batu (dianugerahi gelar al-Syahidul Kabir oleh PB.NU), Halim Perdana Kusuma salah satu pahlawan Nasional yang tewas di semenanjung Malaya, dsb.
 
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja dan ulet, mereka suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang perantauan asal Madura umumnya berprofesi sebagai pedagang, misalnya: berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Namun, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional seperti :
 
* [[Mahfud MD]] (mantan Ketua [[Mahkamah Konstitusi]])
* [[Wardiman Djojonegoro]] ([[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun [[1993]] hingga tahun [[1998]] di bawah pemerintahan [[Presiden Soeharto]] dalam [[Kabinet Pembangunan VI]])
* [[Rachmat Saleh]] ([[Gubernur Bank Indonesia]] pada tahun [[1973]] hingga tahun [[1983]] dan [[Menteri Perdagangan Indonesia]] tahun 1983 hingga tahun [[1988]])
* [[R. Hartono]] (mantan jenderal dengan pangkat tertinggi di TNI Angkatan Darat yaitu jenderal bintang empat dengan jabatan tertinggi pula sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]). Beliau merupakan satu-satunya perwira tinggi dari korps Kavaleri yang mendapatkan pangkat jenderal penuh (bintang empat) juga ( Mantan Mentri Penerangan )
* [[M.A. Rachman]] ([[Jaksa Agung Republik Indonesia]] untuk periode [[2001]] sampai [[2004]])
* [[Hadi Purnomo]] (Mantan Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] BPK )
* [[Nurmahmudi Ismail]] (Mantan Mentri Kehutanandan Presiden PKS )
* [[Soedjono C. Atmonegoro]] ([[Jaksa Agung Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]])
* [[Herman Widyananda]] (Mantan Wakil Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] periode 2009-2011)
* [[Banurusman Astrosemitro]] ([[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] periode [[1993]]–[[1996]])
* [[Hanafie Asnan]] (Mantan [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]])
* [[Muhamad Arifin]] ( Mantan [[Kepala Staf TNI Angkatan Laut]] periode [[1989]] - [[1993]])
* [[Roesmanhadi]] (Mantan Kepala Staf Kepolisian RI ).
* [[D. Zawawi Imron]] (Tokoh penyair dan budayawan Madura yang terkenal dengan julukan Clurit Emas. Beliau merupakan tokoh budayawan kelahiran [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]].
 
Selain itu banyak juga terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang layak menjadi [[Pahlawan nasional Indonesia]] Seperti:
* [[Trunojoyo]], yang telah memberikan perlawanan terhadap Kolonial Belanda ([[VOC]] tahun [[1677]]).
* [[Halim Perdana Kusuma]] salah satu pahlawan Nasional kelahiran [[Kabupaten Sampang|Sampang]] yang tewas di [[semenanjung Malaya]]
* [[Kyai Taman]], adalah seorang pejuang Islam yang gigih menentang Belanda pada tahun [[1919]]
* [[Kyai Djauhari]], membuka cabang [[Hizbullah (Indonesia)|Hizbullah]] di Prenduan. Didirikan pada tahun [[1944]], Hizbullah adalah organisasi militer pemuda Majelis Muslimin Indonesia ([[Masjumi]]), organisasi yang berpengaruh secara nasional kala itu.
* [[KH. Abdullah Sajjad]], salah satu pengasuh PP. Annuqayah salah satu pahlawan dari Kabupaten Sumenep.
* [[KH. Mawardi]], salah satu pengasuh PP. Sumber Anyar salah satu pahlawan dari [[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]].
 
Madura masih menyimpan banyak tokoh ulama seperti
* [[Syaikhona Kholil Bangkalan]]
* [[K.Abdul Majid Bata-bata]]
* [[K.Moh.Ilyas Guluk-guluk]]
* [[K. Abdul Hamid Baqir Banyuanyar]]
* [[KH.M.Tidjani Djauhari]]
* [[KH. M. Idris Djauhari]]
* [[K.Jufri Marzuqi Sumber Batu]] (dianugerahi gelar al-Syahidul Kabir oleh [[PBNU]])
 
==Agama dan Kepercayaan==