Ianfu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NiceDay (bicara | kontrib)
Aku berganti nama. I renamed.
k Pemutakhiran galeri.
Baris 1:
:'''''Wanita penghibur''' beralih ke halaman ini. Untuk artikel mengenai pelacuran silakan melihat [[prostitusi]]''
 
'''''Jugun ianfu''''' (従軍慰安婦) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita ([[bahasa Inggris]] ''comfort women'') yang menjadi korban dalam perbudakan [[seks]] selama [[Perang Dunia II]] di koloni Jepang dan wilayah perang. ''Jugun ianfu'' merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara [[Jepang]] yang ada di Indonesia dan juga di negara-negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun 1942-1945. Menurut riset oleh Dr. [[Hirofumi Hayashi]], seorang profesor di [[Universitas Kanto Gakuin]], jugun ianfu termasuk orang [[Jepang]], [[Korea]], [[Tiongkok]], [[Malaya]] ([[Malaysia]] dan [[Singapura]]), [[Thailand]], [[Filipina]], [[Indonesia]], [[Myanmar]], [[Vietnam]], [[orang Indo|Indo]], orang [[Eropa]] di beberapa daerah kolonial ([[Inggris]], [[Belanda]], [[Perancis]], [[Portugal|Portugis]]), dan penduduk kepulauan [[Samudra Pasifik|Pasifik]]. Jumlah perkiraan dari ''jugun ianfu'' ini pada saat perang, berkisar antara 20.000 dan 30.000. Pengakuan dari beberapa ''jugun ianfu'' yang masih hidup jumlah ini sepertinya berada di batas atas dari angka di atas. Kebanyakan rumah bordilnya berada di pangkalan militer Jepang, namun dijalankan oleh penduduk setempat, bukan militer Jepang. Menurut riset Dr. [[Ikuhika Hata]], seorang profesor di [[Universitas Nihon]]. Orang Jepang yang menjadi ''jugun ianfu'' ini sekitar 40%, Korea 20%, Tionghoa 10%. Dan 30% sisanya dari kelompok lain.
'''''Jugun ianfu''''' (従軍慰安婦) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita ([[bahasa Inggris]] ''comfort women'') yang menjadi korban dalam perbudakan [[seks]] selama [[Perang Dunia II]] di koloni Jepang dan wilayah perang.
 
''Jugun ianfu'' merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara [[Jepang]] yang ada di Indonesia dan juga di negara-negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun 1942-1945.
 
Menurut riset oleh Dr. [[Hirofumi Hayashi]], seorang profesor di [[Universitas Kanto Gakuin]], jugun ianfu termasuk orang [[Jepang]], [[Korea]], [[Tiongkok]], [[Malaya]] ([[Malaysia]] dan [[Singapura]]), [[Thailand]], [[Filipina]], [[Indonesia]], [[Myanmar]], [[Vietnam]], [[orang Indo|Indo]], orang [[Eropa]] di beberapa daerah kolonial ([[Inggris]], [[Belanda]], [[Perancis]], [[Portugal|Portugis]]), dan penduduk kepulauan [[Samudra Pasifik|Pasifik]]. Jumlah perkiraan dari ''jugun ianfu'' ini pada saat perang, berkisar antara 20.000 dan 30.000. Pengakuan dari beberapa ''jugun ianfu'' yang masih hidup jumlah ini sepertinya berada di batas atas dari angka di atas. Kebanyakan rumah bordilnya berada di pangkalan militer Jepang, namun dijalankan oleh penduduk setempat, bukan militer Jepang.
 
Menurut riset Dr. [[Ikuhika Hata]], seorang profesor di [[Universitas Nihon]]. Orang Jepang yang menjadi ''jugun ianfu'' ini sekitar 40%, Korea 20%, Tionghoa 10%. Dan 30% sisanya dari kelompok lain.
 
== Di Indonesia ==
Para perempuan Indonesia biasanya direkrut menjadi ''jugun ianfu'' berdasarkan paksaan (diambil begitu saja di jalan atau bahkan di rumah mereka), diiming-imingi untuk sekolah ke luar negeri, atau akan dijadikan pemain sandiwara (seperti yang terjadi pada ikon perjuangan ''jugun ianfu'' asal Indonesia, Ibu Mardiyem). Para mantan ''jugun ianfu'' masih merasakan trauma psikologis dan gangguan fungsi fisik akibat pengalaman pahit yang pernah mereka alami. Belum lagi masyarakat yang tidak memperoleh informasi dengan benar, justru menganggap mereka sebagai wanita penghibur (tanpa paksaan).
 
Para mantan ''jugun ianfu'' masih merasakan trauma psikologis dan gangguan fungsi fisik akibat pengalaman pahit yang pernah mereka alami. Belum lagi masyarakat yang tidak memperoleh informasi dengan benar, justru menganggap mereka sebagai wanita penghibur (tanpa paksaan).
 
== Rumah bordil sebagai bagian dari kebijakan militer Jepang ==
Baris 26 ⟶ 18:
 
Ketika usaha perang mengalami kemunduran dan militer mengevakuasikan posisi mereka di Asia Tenggara, wanita penghibur non-Jepang ditinggalkan. Banyak wanita penghibur mati kelaparan di pulau-pulau yang ditinggalkan ribuan mil dari rumah mereka. Beberapa dapat kembali ke tempat asalnya di Korea atau timur laut Tiongkok.
 
==Galeri==
<gallery>
Berkas:Jugun Ianfu (foto dokumen Hilde Janssen).jpg
Berkas:Jugun Ianfu II (foto dokumen Hilde Janssen).jpg
Berkas:Jugun Ianfu III (foto dokumen Hilde Janssen).jpg
Berkas:Jugun Ianfu IV (foto dokumen Hilde Janssen).jpg
</gallery>
 
== Bacaan lanjutan ==