Serangan Fajar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+
Baris 42:
==Pasca jatuhnya Soeharto==
Pada bulan September 1998, empat bulan setelah [[jatuhnya Soeharto]], [[Menteri Penerangan]] [[Yunus Yosfiah]] menyatakan bahwa film ini tidak akan lagi menjadi bahan tontonan wajib, dengan alasan bahwa film ini adalah usaha untuk memanipulasi sejarah dan menciptakan kultus dengan Soeharto di tengahnya. TEMPO melaporkan pada 2012 bahwa [[Saleh Basarah]] dari [[Angkatan Udara Republik Indonesia]] telah mempengaruhi dikeluarkannya keputusan ini. Majalah ini menyatakan bahwa Basarah telah menghubungi Menteri Pendidikan [[Juwono Sudarsono]] dan memintanya untuk tidak menayangkan ''[[Pengkhianatan G 30 S PKI]]'', karena film ini telah merusak citra [[Angkatan Udara Republik Indonesia]]. Dua film lainnya, ''[[Janur Kuning]]'' dan ''Serangan Fajar'', kemudian juga dipengaruhi oleh keputusan tersebut;<ref>{{harvnb|Filmindonesia.or.id, Pengkhianatan G-30-S PKI}}; {{harvnb|Rini and Evan 2012, Tokoh di Balik Penghentian}}</ref> ''Janur Kuning'' menggambarkan Soeharto sebagai pahlawan di balik [[Serangan Umum 1 Maret]] 1949, sementara ''Serangan Fajar'' menunjukkan dia sebagai pahlawan utama [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Indonesia]].<ref>{{harvnb|Filmindonesia.or.id, Janur Kuning}}; {{harvnb|Filmindonesia.or.id, Serangan Fajar}}.</ref> Pada saat itu [[TVRI]] tampaknya berusaha untuk menjauhkan diri dari mantan presiden Soeharto.{{sfn|Merdeka 1998, Menyoal Pencabutan}} Hal ini terjadi semasa periode penurunan status simbol-simbol yang berkaitan dengan peristiwa G30S, dan pada dekade 2000-an awal, versi non-pemerintah dari peristiwa kudeta G30S mudah didapatkan di Indonesia.{{sfn|Sijabat 2003, Indonesia}}
{{Film-indo-stub}}
 
== Pranala luar ==