Rinding Gumbeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
Perbaikan pranala
Baris 1:
'''Rinding Gumbeng''' adalah salah satu kesenian tradisional khas Gunungkidul dari daerah Dusun Duren, [[Beji, Ngawen, Gunung Kidul|Desa Beji]], [[Ngawen, GunungkidulGunung Kidul|Kecamatan Ngawen]], [[Kabupaten Gunungkidul]], [[Provinsi]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Kesenian ini menjadi cermin kehidupan masyarakat Gunungkidul yang dikenal sederhana, ulet, serta dekat dengan alam. Kesederhanaan inilah yang selalu tampak dari setiap pagelaran Rinding Gumbeng. Meskipun terkesan sederhana pada alat dan para pemainnya, kesenian Rinding Gumbeng menyajikan alunan musik yang khas, indah, melodius, serta dinamis nan ekspresif.
 
== Latar belakang ==
Baris 6:
Dalam sejarahnya, kesenian ini dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mendatangkan sosok imajiner Dewi Sri. Dalam teosofi masyarakat Jawa Kuno yang kental dengan nuansa mistik dan kebatinan, sosok imajiner Dewi Sri merupakan salah satu gambaran tentang sosok dewa yang dipuja sebagai sang penjaga padi. Melalui Rinding Gumbeng, masyarakat Jawa Kuno yakin bahwa Dewi Sri akan terhibur dan bahagia sehingga kelak akan memberi mereka hasil panen yang lebih melimpah. Ketika itu, masyarakat membawa hasil panen pilihan untuk dipersembahkan kepadanya. Hasil panen tersebut diarak secara meriah untuk berkeliling kampung serta diiringi seperangkat alat musik, berupa Rinding Gumbeng.
 
Dahulu setelah padi dipetik dengan ani-ani, laki-laki memikul padi dan perempuan memanggul [[padi]]. Selama perjalanan pulang mereka diiringi suara rinding dengan rindingan itu. Setibanya di rumah, padi-padi kemudian ditumpuk di lantai dan ditali. Usai ditali, para petani pun membunyikan rinding gumbeng lagi sebelum padi-padi itu dimasukkan dalam lumbung paceklik atau gedungan.
 
Dewasa ini, Rinding Gumbeng tidak hanya ditampilkan sebagai sebuah ritual tradisional warga Gunungkidul, seperti tradisi upacara adat nyadran di Hutan Wonosadi. Sebagaimana dikatakan oleh salah satu pemimpin grup Rinding Gumbeng di wilayah Duren Beji, Ngawen Gunungkidul, kesenian ini berkali-kali juga dipentaskan dalam ajang festifal bertaraf propinsi maupun nasional dengan tujuan agar terus dapat bertahan dan berkembang. Bahkan, kesenian ini sekarang telah banyak dimodifikasi dengan berbagai tambahan karakter musik. Meskipun demikian, Rinding Gumbeng tetap berusaha mempertahankan ciri khasnya sebagai seni musik tradisional.