Gereja Masehi Injili Halmahera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad)
Baris 43:
Pada tahun 1999-2000 dan sekali lagi pada tahun 2001, kekerasan massa meletus di Maluku Utara yang menyebabkan kematian dan kehancuran. Orang harus meninggalkan rumah mereka dan bersembunyi di semak-semak, dan banyak berakhir sebagai pengungsi di kamp-kamp, di Sulawesi Utara dan di tempat lain. Meskipun pada skala yang lebih rendah, ketegangan terus dan orang-orang hidup dalam ketakutan terus-menerus provokasi dan teror. Janda dan anak-anak menanggung beban konflik. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi dimana terdapat akses yang sangat kecil untuk kebutuhan dasar. Gereja telah dipengaruhi oleh situasi. Keanggotaannya telah menurun lebih dari setengahnya. Hal ini berusaha untuk membantu orang dalam jemaat yang telah kehilangan segalanya. GMIH yakin bahwa asal usul konflik itu tidak religius, tapi politik, dan bahwa hal itu disebabkan oleh kekuatan dari luar daerah. Halmahera telah menjadi bagian suatu provinsi sendiri, Provinsi [[Maluku Utara]], dengan mayoritas Muslim. Sebuah kelompok kerja Muslim-Kristen telah dibentuk dan bekerja dengan orang-orang untuk memulihkan hubungan di masyarakat dan membawa kembali kondisi normal dari kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Pemindahan dan pemukiman kembali memiliki konsekuensi psikologis dan mental bagi masyarakat.
 
=== Perkembangan dipada abad ke-21 ===
Pada Sidang Sinode GMIH XXV, 1-6 Juni 2002 di Tobelo, dibahas arah dasar hidup menggereja GMIH dalam lima tahun ke depannya.<ref>[http://www.oaseonline.org/artikel/mojauhidup.htm Pendeta Julianus Mojau - Hidup Menggereja yang Membebaskan dan Mendamaikan]. Berdasarkan ''Tata Rumah Tangga'' GMIH, Keputusan Sidang Sinode XXIV, 13 September 1997.</ref> Sidang Majelis Sinode GMIH ke-IV 2011 diadakan di Bukit Durian, Oba, Tidore Kepulauan. Rektor Universitas Halmahera, Dr. Julianus Mojau, pada tanggal 27 Februari 2011 hadir pada sidang tersebut untuk membawakan materi ceramah bertema "Mempererat Persekutuan dan Merawat Kemajemukan".<ref>[http://www.uniera.ac.id/news/34/rektor-bawakan-materi-di-sidang-majelis-sinode-gmih-ke-iv Rektor bawakan materi di Sidang Majelis Sinode GMIH ke-IV]</ref>Gereja Masehi Injili di Halmahera pada tanggal 17 - 22 Juli 2007 melaksanakan Sidang Sinode XXVI. Sidang ini berlangsung di Jemaat Tiga Saudara, Wilayah Pelayanan Ibu Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Sidang tersebut memiliki arti penting karena dalam sidang ini diputuskan hal penting menyangkut Tata Dasar Gereja yang membawa perubahan mendasar bagi arah pengembangan kehidupan warga GMIH memasuki perubahan zaman dan kemajuan yang diakibatkannya. Dengan perubahan ini diharapkan GMIH akan menjadi sebuah komunitas hidup yang mengutamakan pelayanan kepada umat.<ref>[http://gmih-baru.blogspot.com/2007/07/draf-tata-gereja-gmih-2007.html Draf Tata Gereja 2007]</ref> Sidang Sinode merupakan event 5 tahunan dimana yang berikutnya adalah Sidang Sinode GMIH XXVII di Dorume, Loloda Utara, yang dihadiri oleh hampir 1.000 orang utusan dari 426 jemaat yang bernaung di bawah sinode GMIH.<ref>[http://www.halmaherautara.com/artl/117/event-event-2012-di-halmahera-utara Event-event 2012 di Halmahera Utara]</ref> Sidang itu menimbulkan ketidak puasan pada beberapa pihak sehingga muncul Tim Reformasi (Tim Pembaharuan) di [[Halmahera Utara]] yang menuntut diadakannya Sidang Sinode Istimewa.<ref>[http://malutpost.co.id/?p=36771 Wakil Ketua DPRD Halbar yang juga tokoh GMIH di Halmahera Barat, James Uang, minta GMIH tegas]. 12 Juli 2012.</ref> Hal ini juga berakibat munculnya pembentukan '''Gereja Protestan Halmahera''' (GPH) di [[Halmahera Barat]] pada bulan Agustus 2012,<ref>[http://malutpost.co.id/?p=48829 Masalah GMIH Perlu Keseriusan]. 28 Agustus 2012.</ref> yang diketuai oleh Drs. Vence Muluwere.MM yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas (Kadis) Catatan Sipil (Capil) Kabupaten Halmahera Barat,dan Sony Balacai sebagai Sekretarisnya.<ref name=tandingan>[http://www.globalaceh.com/2013/10/lahir-gmih-tandingan-di-halmahera.html Global Aceh - Lahir GMIH Tandingan di Halmahera], 18 Oktober 2013.</ref> Persidangan Sinode Istimewa dilaksanakan oleh Tim Pembaharuan berlangsung selama 3 hari pada tanggal 6-9 September 2013 dengan hasil persidangan melalui tahapan sidang dan pergumulan jemaat mencapai hasil pemilihan Badan Pekerja Harian Sinode GMIH versi Tim Pembaharuan yang dilantik pada hari Senin, 9 September 2013, bertempat di Gereja Sion, desa Wosia, Kec Tobelo Tengah, dengan Ketua BPHS, Pdt. Lewian Sambaimana, M.Teol.<ref>[http://fokusmediaonline.blogspot.com/2013/09/bphs-gmih-pembaharuan-dilantik.html BPHS GMIH Pembaharuan dilantik]. September 2013.</ref> Di sisi lain Ketua Sinode GMIH yang ditetapkan dalam Sidang di Dorume tahun 2012, Pdt. Anton Piga, menyatakan bahwa "Permasalahan yang terjadi di tubuh GMIH sekarang ini adalah sebuah pergumulan internal yang terjadi di kehidupan geraja, yang memang perlu di sikapi secara bijaksana, tenang dan mencari langka-langka cerdas, sehingga tidak menimbulkan konflik-konflik di akar rumpat."<ref>[http://www.beritalima.com/2013/10/jemaat-gmih-tetap-solid.html Beritalima Maluku Utara - Jemaat GMIH tetap solid] 25 Oktober 2013.</ref>