Malcolm X: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: clean up template Link GA
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -di masa- +pada masa-, -di \[\[masa +pada [[masa, -\(di masa +(pada masa, -Di masa +Pada masa)
Baris 105:
 
[[Berkas:MLK and Malcolm X USNWR cropped.jpg|thumb|right|[[Martin Luther King, Jr.]] (kiri) dan Malcolm X, 26 Maret 1964|alt=Two men greet one another and smile]]
Pada tanggal 8 Maret 1964, Malcolm X mengumumkan keluar dari Nation of Islam. Dia mengatakan bahwa ia masih seorang Muslim, tetapi ia merasakan Nation of Islam telah "terlampau jauh" karena metode pengajaran agamanya yang dipandang kaku.<ref name=Times64-03-09>{{cite web |url=http://select.nytimes.com/gst/abstract.html?res=F00D17FB395415738DDDA00894DB405B848AF1D3 |title=Malcolm&nbsp;X Splits with Muhammad |accessdate=August&nbsp;1, 2008 |last=Handler |first=M. S. |date=March&nbsp;9, 1964 |work=The New York Times }} {{subscription}}</ref> Malcolm X mengatakan ia akan membentuk organisasi [[nasionalisme kulit hitam]] yang akan mencoba untuk "meningkatkan kesadaran politik" warga Afrika-Amerika.<ref name=Times64-03-09/> Ia juga menyatakan keinginannya untuk bekerjasama dengan para pemimpin hak-hak sipil dan mengatakan bahwa Elijah Muhammad telah mencegahnya melakukan hal itu dipada masa lalu.<ref name=Times64-03-09/>
Salah satu alasan ketegangan antara Malcolm X dan Elijah Muhammad adalah Elijah cemas Malcolm X membeberkan rumor perselingkuhan Muhammad dengan seorang sekretaris wanita, tindakan yang bertentangan dengan ajaran NOI. Meskipun pada awalnya Malcolm X mengabaikan rumor itu, tetapi setelah berbicara dengan [[Warith Deen Mohammed]], putra Muhammad, dan wanita itu membuat tuduhan, Malcolm mulai memercayai bahwa hal itu benar. Muhammad menegaskan rumor itu pada tahun 1963 namun mencoba untuk membenarkan tindakannya dengan mengacu pada preseden yang ditetapkan oleh nabi-nabi sebelumnya.<ref>Perry, pp.&nbsp;230–234</ref> Alasan lain ketegagan ini adalah tumbuhnya kebencian oleh orang-orang dalam NOI. Malcolm X telah menjadi favorit media, banyak orang di markas NOI di Chicago merasa bahwa Malcolm mulai membayang-bayangi Muhammad sebagai pimpinan. Buku [[Louis Lomax]] pada tahun 1963 mengenai Nation of Islam, ''When the Word is Given'', menampilkan gambar Malcolm X pada sampulnya dan memasukkanlima pidatonya, tetapi hanya satu pidato dari Muhammad, yang membuatnya sangat marah. Muhammad juga iri bahwa ada penerbit yang tertarik pada otobiografi Malcolm X.<ref name=Perry214/> Setelah meninggalkan Nation of Islam, Malcolm X mendirikan [[Muslim Mosque, Inc]], sebuah organisasi keagamaan,<ref>Perry, pp.&nbsp;251–252.</ref><ref>Malcolm&nbsp;X, ''Malcolm&nbsp;X Speaks'', pp.&nbsp;18–22.</ref> dan [[Organisasi Persatuan Afro-Amerika]], sebuah kelompok sekuler yang menganjurkan persatuan Afrika.<ref>Perry, pp.&nbsp;294–296.</ref><ref>Malcolm&nbsp;X, ''By Any Means Necessary'', pp.&nbsp;33–67.</ref> Pada tanggal 26 Maret 1964, ia bertemu [[Martin Luther King, Jr]] di Washington DC, setelah konferensi pers yang diadakan ketika kedua pria itu hadir di [[Senat Amerika Serikat]] untuk mendengar perdebatan tentang RUU Hak-Hak Sipil. Ini adalah pertemuan pertama dan terakhir antara Malcolm dan Martin, bertemu dan berlangsung hanya satu menit - cukup lama bagi seorang fotografer untuk mengambil gambarnya.<ref>{{cite book |last=Cone |title= |page=2 |quote=Tak ada diskusi serius di antara mereka berdua. Mereka difoto sedang bersalaman dengan hangat, tersenyum, dan berjabat tangan. }}</ref><ref>{{cite book |last=Perry |title= |page=255 |quote=Tombol kamera ditekan. Hari berikutnya, ''Chicago Sun-Times'', ''New York World Telegram and Sun'', dan surat kabar lainnya memajang foto Malcolm dan Martin berjabat tangan. }}</ref> Pada bulan April, Malcolm X menyampaikan pidato berjudul "[[The Ballot or the Bullet]]", di mana ia menyarankan warga Afrika-Amerika untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak.<ref>Perry, pp.&nbsp;257–259.</ref><ref>Malcolm&nbsp;X, ''Malcolm&nbsp;X Speaks'', pp.&nbsp;23–44.</ref> Beberapa Muslim Sunni mendorong Malcolm X untuk belajar tentang Islam. Segera saja ia memeluk [[Islam Sunni]], dan memutuskan untuk ber[[haji]] ke [[Mekkah]].<ref>Perry, p.&nbsp;261.</ref>