Yok Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa )
Baris 43:
Masa kecil Yok dilalui di kota [[Tuban]], [[Jawa Timur]] bersaudara saudara-saudaranya. Tahun 1952 keluarga Koeswoyo pindah ke [[Jakarta]] mengikuti mutasi Sang ayah berkarir hingga pensiun sebagai pegawai negeri di Kementrian Dalam Negeri. Di Jakarta mereka sekeluarga menempati rumah di jalan Mendawai III, No. 14, Blok C, [[Kebayoran baru]], Jakarta Selatan.
 
DiPada masa kecil Yok cukup nakal, meski tidak senakal abangnya Nomo yang pernah dipukul hingga pingsan oleh ayah mereka. Kenakalan Yok yang paling besar adalah pernah memukul kepala Nomo dengan kayu kaso sewaktu bertengkar dengan abangnya itu. Pendidikan terakhir Yok adalah sekolah Menengah di SMA Triguna Jakarta. Ia tak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi karena memilih dunia musik sebagai hidupnya mengikuti saudara-saudaranya.
 
== Karier ==
Baris 79:
Tahun 1976-1977, terjadi penurunan dalam pencapaian target pemasaran album-album Koes Plus. Produser rekaman '''Remaco''' tempat mereka bernaung yang bernama '''Eugene Timothy''' menyarankan untuk mencoba menhghidupkan lagi Koes Bersaudara. Juga atas desakan keluarga yang sangat berharap dualisme band keluarga Koeswoyo yakni '''Koes Plus''' pimpinan Tonny Koeswoyo dan band '''No Koes''' yang dimotori Nomo Koeswoyo dapat diakhiri dengan persatuan kembali. Begitu pula adanya usulan penggemar Koes Bersaudara yang masih mengingat masa kejayaan group itu di era 1960an. Usulan tersebut akhirnya diterima oleh Tonny Koeswoyo dan ia pun mengumpulkan ketiga adiknya untuk memulai era baru Koes Bersaudara.
 
Awal tahun 1977, Tonny Koeswoyo akhirnya bersedia menghidupkan kembali group musik Koes Bersaudara yang telah dikuburnya sejak tahun 1969. Ia memanggil kembali adiknya Nomo untuk kembali bersatu sebagai sebuah grup musik bersama adiknya Yon dan Yok. Keempat Koeswoyo bersaudara ini pun bertemu dan menyetujuinya. Kemunculan mereka ditandai lagu ''Kembali'' yang direkam di album Koes Bersaudara Seri Perdana tahun 1977. Lagu tersebut menjadi hits dipada masa itu bahkan menjadi salah satu lagu pamungkas yang melegenda hingga kini. Yok pun menyumbangkan sebuah lagunya berjudul ''Tertunda'', yang mengisyaratkan keharuannya akan reuni bersama ini. Kebersatuan mereka ini juga mendapat dukungan penuh dari keluarga besar Koeswoyo. Ayah mereka Koeswoyo Sr ikut menyumbangkan lagu berjudul ''Demi Cinta''. Begitu pula abang tertua mereka Jon berkontribusi dengan sebuah lagu berjudul ''Haru dan Bahagia'' yang digarapnya bersama adiknya Yon. Nomo pun turut menggubah sebuah lagu berjudul ''Ayah'' yang mengungkapkan rasa hormatnya pada sang ayah yang berperan besar dalam menyatukan mereka.
 
Kesuksesan album ini kemudian diikuti 4 buah album berikutnya hingga tahun 1978. Dalam reuni ini, seluruh personil ikut menyumbangkan lagu dan sebagian menyanyikan sendiri lagu-lagu ciptaannya. Koes Bersaudara mulai era ini mencirikan setiap personilnya membuat lagu dan umumnya menyayikan sendiri lagu ciptaannya. Namun album-album berikutnya tak begitu sukses di pasaran. Popularitas grup Koes Plus yang sudah begitu kuat di era 1970-an tak bisa diimbangi oleh kembalinya Koes Bersaudara yang pernah populer di era 1960-an. Grup ini akhirnya bubar secara tak resmi, Yok bersama abangnya Tonny dan Yon, serta Murry kembali mengusung Grup Koes Plus.
Baris 102:
 
=== Kehidupan pribadi dan sosial ===
DiPada masa mudanya ia sempat berpacaran dengan seorang wanita bernama '''Cori Louise''', namun tak berlanjut. Yok menikah dua kali. Pertama ia menikah dengan '''Maria Sonya Tulaar''', seorang wanita asal [[Tomohon]], [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]]. Wanita ini sempat dipuja oleh Yok dalam album Koes Plus vol.V dengan lagu ''“Sonya”''. Dari pernikahan beda agama ini ia memperoleh 2 orang anak. Anak sulungnya bernama '''Sari Louise Herning Hapsari''' ([[Sari Yok Koeswoyo]]) yang mengikuti jejaknya sebagai penyanyi dan aktris. Nama Louise diberikannya sebagai kenangan atas nama bekas pecarnya. Anak keduanya bernama alm. '''Rangga Panji ([[Angga Koeswoyo]]''') yang sempat menjadi pemain gitar Kelompok Band [[Junior (Band)]]. Maria Sonya Tulaar meninggal pada hari Rabu tanggal 26 Desember 1973 karena kecelakaan lalu lintas pada saat mereka baru pulang berlibur pasca merayakan Natal. Kesedihan atas kehilangan istrinya ini sempat ia torehkan dalam sebuah lagu yang berjudul ''"Maria"''. Lagu ini seolah menjadi penutup dari lagu berjudul ''Sonya'' yang pernah dirilisnya bersama Koes Plus pada tahun 1971.
 
Sepeninggal Maria, Yok kemudian menikah lagi dengan seorang wanita [[Perancis]] yang bernama '''Michelle Beguin'''. Pernikahan kedua ini tidak memperoleh anak. Sang istri berkomitmen untuk lebih fokus merawat dan membesarkan anak-anak Yok sebagai anak kandungnya sendiri.