Jadabarata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 4 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q3631726
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa )
Baris 15:
== Kisah Jadabarata ==
 
Setelah bereinkarnasi sebagai kijang, Barata bereinkarnasi menjadi seorang [[brahmana]] ''jatismara'', yang mampu mengingat kehidupannya sebelum bereinkarnasi. Ia menyadari bahwa hubungan dengan sesama manusia pun mampu menimbulkan keterikatan. Ia tidak mau terikat lagi, karena kegagalannya dipada masa lalu. Akhirnya ia berpura-pura menjadi orang gila dan bodoh. Maka dari itu, ia dipanggil Jadabarata, karena ''jaḍa'' berarti dungu atau bodoh. Sesungguhnya Jadabarata telah mancapai pengetahuan yang tertinggi. Ia merasa tidak perlu lagi mempelajari ''[[Weda]]'' atau melakukan apapun. Hal itu membuatnya diperlakukan sewenang-wenang. Saat ayahnya meninggal, kerabatnya memberikannya makanan yang busuk. Barata menerimanya dengan ikhlas. Karena tenaganya yang kuat, kerabatnya memperkerjakannya sebagai buruh untuk pekerjaan yang memerlukan tenaga besar.
 
Pada suatu hari, Raja Rahugana dari Kerajaan Soubira mengunjungi asrama Resi Iksumati. Dalam perjalanan menuju ke sana, sang raja memutuskan untuk menaiki tandu. Para pengawal raja segera mencari seseorang bertenaga besar karena dibutuhkan satu orang lagi untuk memikul tandu sang raja, dan mereka mendapatkan Jadabarata. Bersama dengan para pelayan lainnya, Jadabarata memikul tandu sang raja. Langkah Jadabarata lebih lambat daripada langkah yang lainnya sebab ia berusaha agar semut atau serangga kecil lainnya tidak terinjak. Perbuatan Jadabarata membuat perjalanan menjadi lambat. Sang raja menjadi kecewa atas kerja Jadabarata, lalu ia bertanya kepada Jadabarata tentang alasan kenapa Jadabarata memikul tandu dengan lambat. Mulanya sang raja menyangka bahwa Jadabarata sedang lelah, namun Jadabarata menyangkalnya. Sang raja berkata, "Aku lihat kau sangat kuat. Tadi kau mengangkat tandu ni di bahumu. Wajar kalau kau sedikit lelah, tapi mengapa seperti itu jalannya?"