Tjetje Hidayat Padmadinata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 96:
Kualitas kenegarawanan Angkatan 1928, sejauh ini tak tertandingi, yakni jujur, bersih, cerdas, mengabdi, dan berkorban demi Indonesia (Nusantara). Demi persatuan nasional Indonesia yang benar dan adil, sistem panggung tunggal Jakarta harus diubah menjadi sistem ibu kota-ibu kota provinsi.
 
Ia dianggap tokoh pendobrak yang mendahului zamannya. Konsekuensi dari sikapnya itu, sejak 1960 Kang Tjetje mesti merasakan pahit getirnya menjadi tahanan politik karena dituduh sebagai mahasiswa pendukung Gerakan Perdamaian Nasional (GPN).<ref>{{refn|group=note|name=tjetje|Gerakan yang berisi berbagai elemen kebangsaan, minus PKI ini, ingin menyampaikan pesan kepada Presiden Soekarno agar melakukan perdamaian dengan PRRI, Permesta, dan DI/TII yang antikomunis. Saat itu GPN menyertakan tokoh-tokoh nasional dari berbagai etnis, seperti Bung Hatta, Sultan Hamengku Buwono IX, dan Mr Kasimo. Namun, pergerakannya kandas di tengah jalan karena disusupi anasir kekuasaan melalui operasi intelijen. Begitu pecah [[G30S/PKI|Gerakan 30 September]], ia dibebaskan setelah menjalani hukuman tujuh tahun.</ref>}} Saat itu ia konseptor Brigade Mahasiswa Perdamaian Nasional. ”Ketika saya ditahan di Cipinang, keanggotaan MPR/DPR saya tidak dicabut,” ujarnya.
 
Tjetje aktif menulis sejak 1960 sebagai sastrawan, kolumnis, dan jurnalis. Tulisannya umumnya terkait dengan komitmennya terhadap masalah kenegaraan dan politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Selain sekolah formal, dia juga seorang otodidak sejati dan sejak muda rajin ”memungut” ilmu dari banyak tokoh besar pada masa pergerakan, seperti Raden Adipati Arya [[Wiranatakusumah]], [[Ema Bratakusumah]], [[Sukanda Bratamanggala]], Mayjen Suwarto, dan [[Zulkifli Lubis]].
Baris 110:
==Pranala luar==
* Muhtadi, Dedi. ''[https://siapasiapa.wordpress.com/2012/12/21/tjetje-hidayat-padmadinata/ Tjetje Hidayat Padmadinata : Budayawan dan politikus Priangan].'' Kompas 21 Desember 2012.
 
==Catatan==
{{reflist|group=note|2}}
 
==Referensi==
{{reflist|2}}
 
[[Kategori:Intelektual Sunda]]