C18: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Infobox Lokomotif |image=Lokomotif-C18.jpg |caption=Lokomotif C1801 di Museum Kereta Api Ambarawa |powertype=Uap |serialnumber=C18 |fueltype=Kayu / batu...'
 
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
 
Setelah [[Kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]] pada tahun [[1945]], pemerintah membentuk perusahaan kereta api bernama Djawatan Kereta Api (DKA). Mulai tahun [[1950]], DKA memesan lokomotif diesel baru yang lebih canggih untuk mengganti lokomotif uap yang sudah usur. Peran lokomotif C18 sebagai penarik kereta api di Jalur kereta api Purwosari-Boyolali mulai terganti oleh lokomotif diesel seperti [[D300]] dan [[D301]].
Pada tahun [[1969]], lokomotif ini disimpan di dipo lokomotif [[Stasiun Gundih|Gundih]]. Kemungkinan pada saat itu lokomotif ini digunakan untuk menarik kereta api lokal [[Semarang]]-[[Surakarta]]. Pada tahun [[1970-an]], saat populasi lokomotif uap di Indonesia semakansemakin menyusut, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) memutuskan untuk mengkonservasi berberapa lokomotif uap supaya tidak semua lokomotif uap punah. Lokomotif C1801, lokomotif satu-satunya yang berjenis C18, dipindahkan ke [[Museum Kereta Api Ambarawa]] dan dijadikan sebagai pajangan statis. Hingga saat ini lokomotif ini masih berada disana.
 
Lokomotif C18 memiliki panjang 7940 mm, berat 26,2 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 55 km/jam. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar batubara atau kayu jati. Lokomotif uap C18 memiliki susunan roda 0-6-0T. 0-6-0T berarti mempunyai 3 roda penggerak. Pada tahun 1915, lokomotif C18 dikonservasi dan dilengkapi dengan teknologi superheater dan silinder dengan katup piston.