Songket: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
maaf
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
materi
Baris 1:
[[Berkas:Bamboofabric.gif|link=https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bamboofabric.gif|right|thumb|259x259px|Songket [[Minangkabau]], motif segitiga bagian bawah melambangkan rebung (tunas bambu)]]
[[Kategori:Tekstil]]
'''Songket''' adalah jenis [[kain]] tenunan tradisional [[Suku Melayu|Melayu]] dan [[Minangkabau]] di [[Indonesia]], [[Malaysia]], dan [[Brunei]]. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang [[emas]] dan [[perak]]
dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik
yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
 
== Istilah ==
Kata ''songket'' berasal dari istilah ''sungkit'' dalam [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa Indonesia]],
yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan
metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan
kemudian menyelipkan benang emas.<ref>National Geographic Traveller Indonesia, Vol 1, No 6, 2009, Jakarta, Indonesia, page 63</ref> Selain itu, menurut sementara orang, kata ''songket'' juga mungkin berasal dari kata ''songka'', songkok khas [[Palembang]] yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai.<ref name="Rodgers and Summerfield">[http://books.google.com.my/books?id=pgu6c4qZMkYC&pg=PA47&dq=songket&hl=en&sa=X&ei=HcUTT6nJCsHMrQeD49zzAQ&ved=0CEMQ6AEwBA#v=onepage&q=songket&f=false Gold Cloths of Sumatra: Indonesia’s Songkets from Ceremony to Commodity], Cantor Art Gallery, Worcester, Massachusetts, 2007, by Susan Rodgers, Anne Summerfield, John Summerfield</ref>
Istilah ''menyongket'' berarti ‘menenun dengan benang emas
dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat
kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh
seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak,
hiasan ikat kepala. [[Tanjak]] adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan [[Kesultanan Melayu]].<ref>[http://www.puratanjungsabtu.com/PTSsongket.html "The Art of Songket"]</ref>
Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau
gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.<ref name="Rodgers and Summerfield" /> Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.
 
Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi
sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun
biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun
dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini seringkali juga
dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung
talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouw_aan_weefstoel_Padangse_Bovenlanden_TMnr_10014503.jpg|link=https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouw_aan_weefstoel_Padangse_Bovenlanden_TMnr_10014503.jpg|left|thumb|250x250px|Perempuan Minang yang tengah menenun songket sekitar tahun 1900]]
Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya [[Suku Melayu|Melayu]], dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.<ref name="Rodgers and Summerfield" /> Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara [[Tiongkok]] dan [[India]]. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.<ref>[http://books.google.com.my/books?id=DLguAQAAIAAJ&q=songket+originate+arab&dq=songket+originate+arab&hl=en&ei=UW3FTPS0Co3evQPMq4nhCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CDsQ6AEwBQ Indonesia, Malaysia & Singapore handbook. Cit "The songket evolved when the Malay sultanates first began trading with China (where the silk came from) and India (where the gold and silver thread derived). "]</ref>
Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit
diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra
dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari
manakah songket berasal, menurut tradisi [[Kelantan]] teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani,<ref>[http://books.google.co.uk/books?id=pgu6c4qZMkYC&pg=PA37&lpg=PA38&dq=songket+pattani+terengganu&output=html_text Gold cloths of Sumatra: Indonesia's songkets from ceremony to commodity By Susan Rodgers, Anne Summerfield, John Summerfield, Cantor Art Gallery]</ref> dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an.<ref>[http://books.google.co.uk/books?id=AazYAAAAMAAJ&q=songket+pattani+malaysia&dq=songket+pattani+malaysia&hl=en Songket: Malaysia's woven treasure Grace Inpam Selvanayagam Oxford University Press, Mar 1, 1990]</ref> Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota Bahru dan Terengganu.<ref>[http://books.google.co.uk/books?id=un4WcfEASZwC&pg=RA1-PA447&dq=songket+pattani+malaysia&hl=en The Grove encyclopedia of Islamic art and architecture, Volume 2 By Jonathan M. Bloom, Sheila Blair]</ref> Akan tetapi menurut penenun [[Terengganu]],{{Citation needed|date = January 2011}} justru para pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang dan [[Jambi]], yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11).<ref name="Rodgers and Summerfield" />
 
[[Berkas:Aesan_Gede_Songket_Palembang.jpg|link=https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Aesan_Gede_Songket_Palembang.jpg|right|thumb|396x396px|Songket [[Palembang]] dikenakan oleh pengantin wanita berbusana pernikahan adat ''Aesan Gede'']]
Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan keemasan dikaitkan dengan kegemilangan [[Sriwijaya]], <ref>[http://beta.antaranews.com/berita/1279268106/the-ancient-sriwijaya-heritage-tampilkan-kemilau-songket-dan-adat-perkawinan-sumsel "The Ancient Sriwijaya Heritage" Tampilkan Kemilau Songket dan Adat Perkawinan Sumsel]</ref><ref name="Sriwijaya Post">{{Cite news |first = |last = |authorlink = |author = Sriwijaya Post|coauthors = |title = Motif Abstrak Songket palembang|url = http://palembang.tribunnews.com/2011/12/21/motif-abstrak-songket-palembang|format = |work = |publisher = Sriwijaya Post|pages = |page = |date = |accessdate = 2012-01-16|language = Indonesian|quote = }}</ref> [[kemaharajaan]]
niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga
ke-13 di Sumatera. Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan
songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota [[Palembang]].
Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli
untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang
cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman
Jambi dan dataran tinggi [[Minangkabau]]. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu [[mirah delima]]
yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada
bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal
tahun 600-an hingga 700-an masehi.<ref name="Rodgers and Summerfield" />
Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di
Sumatera. Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik
diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket
eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk
menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar
3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai [[destar]], tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket [[sarung]] dengan [[baju kurung]].
 
Dokumentasi mengenai asal usul songket masih tidak jelas,
kemungkinan tenun songket mencapai semenanjung Malaya melalui perkawinan
atau persekutuan antar bangsawan Melayu, karena songket yang berharga
kerap kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan.
Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk
mengikat persekutuan strategis. Pusat kerajinan songket terletak di
kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya yang
mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas murni
asli.<ref name="Uchino2005" />
 
Songket sebagai busana diraja juga disebutkan dalam naskah Abdullah bin Abdul Kadir pada tahun 1849.<ref>[http://books.google.com.my/books?id=VihYSsllnjQC&pg=PA338&dq=berkain+songket+dan+berbaju+sikap+dan&lr=&as_brr=3&cd=2#v=onepage&q=berkain%20songket%20dan%20berbaju%20sikap%20dan&f=false Hikayat Abdullah By Hamzah Hamdani]</ref>
 
== Motif ==
Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah
merupakan ciri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya
motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak
Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak,
Silala Rabah, dan Simasam adalah khas songket Pandai Sikek, Minangkabau.<ref name="Melayu online" />
Beberapa pemerintah daerah telah mempatenkan motif songket tradisional
mereka. Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22
motif yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dari 22 motif songket Palembang
yang telah terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, Lepus Pulis,
Nampan Perak, dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum
terdaftar, termasuk motif Berante Berakam pada seragam resmi [[Sriwijaya Football Club]].
Selain motif Berante Berakam, beberapa motif lain yang belum terdaftar
yakni motif Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar Tigo
Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh,
Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lain.<ref name="Sriwijaya Post" />
 
== Songket kini ==
Ditinjau dari bahan, cara pembuatan, dan harganya; songket
semula adalah kain mewah para bangsawan yang menujukkan kemuliaan
derajat dan martabat pemakainya. Akan tetapi kini songket tidak hanya
dimaksudkan untuk golongan masyarakat kaya dan berada semata, karena
harganya yang bervariasi; dari yang biasa dan terbilang murah, hingga
yang eksklusif dengan harga yang sangat mahal. Kini dengan digunakannya
benang emas sintetis maka songket pun tidak lagi luar biasa mahal
seperti dahulu kala yang menggunakan emas asli. Meskipun demikian,
songket kualitas terbaik tetap dihargai sebagai bentuk kesenian yang
anggun dan harganya cukup mahal.
 
Sejak dahulu kala hingga kini, songket adalah pilihan
populer untuk busana adat perkawinan Melayu, Palembang, Minangkabau,
Aceh dan Bali. Kain ini sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada
pengantin wanita sebagai salah satu hantaran persembahan perkawinan. Di
masa kini, busana resmi laki-laki Melayu pun kerap mengenakan songket
sebagai kain yang dililitkan di atas celana panjang atau menjadi destar,
tanjak, atau ikat kepala. Sedangkan untuk kaum perempuannya songket
dililitkan sebagai kain sarung yang dipadu-padankan dengan [[kebaya]] atau [[baju kurung]].
 
Meskipun berasal dari kerajinan tradisional, industri
songket merupakan kerajinan yang terus hidup dan dinamis. Para pengrajin
songket terutama di Palembang kini berusaha menciptakan motif-motif
baru yang lebih modern dan pilihan warna-warna yang lebih lembut. Hal
ini sebagai upaya agar songket senantiasa mengikuti zaman dan digemari
masyarakat.<ref name="Sriwijaya Post" />
Sebagai benda seni, songket pun sering dibingkai dan dijadikan penghias
ruangan. Penerapan kain songket secara modern amat beraneka ragam,
mulai dari tas wanita, [[songkok]], bahkan kantung [[ponsel]].
 
== Pusat kerajinan songket ==
[[Berkas:Traditional_sasak_weaving.jpg|link=https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Traditional_sasak_weaving.jpg|right|thumb|200x200px|Songket tradisional [[Suku Sasak|Sasak]], [[Lombok]].]]
Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat ditemukan di [[Sumatera]], [[Kalimantan]], [[Bali]], [[Sulawesi]], [[Lombok]] dan [[Sumbawa]]. Di pulau Sumatera pusat kerajinan songket yang termahsyur dan unggul adalah di daerah [[Pandai Sikek, Sepuluh Koto, Tanah Datar|Pandai Sikek]] dan [[Silungkang, Sawahlunto|Silungkang]], [[Minangkabau]], [[Sumatera Barat]],<ref name="Melayu online">[http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1589 Tenun Songket Pandai Sikek (Sumatera Barat - Indonesia)]</ref> serta di [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]. Di Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten [[Klungkung]],
khususnya di desa Sidemen dan Gelgel. Sementara di Lombok, desa
Sukarara di kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah, juga terkenal
akan kerajinan songketnya.<ref>National Geographic Traveller Indonesia, Vol 1, No 6, 2009, Jakarta, Indonesia, page 62</ref> Di luar Indonesia, kawasan pengrajin songket didapati di Malaysia; antara lain di pesisir timur [[Semenanjung Malaya]]<ref>[http://books.google.com.my/books?id=5Te9LWyzQvYC&pg=PA137&dq=songket+terengganu&cd=3#v=onepage&q=songket%20terengganu&f=false The Malay handloom weavers: a study of the rise and decline of traditional ... By Maznah Mohamad]</ref> khususnya industri rumahan di pinggiran [[Kota Bahru]], [[Kelantan]] dan [[Terengganu]]; serta di Brunei.<ref name="Uchino2005">{{cite journal |last = Uchino|first = Megumi|title = Socio-cultural history of Palembang Songket|journal = Indonesia and the Malay World|volume = 33|issue = 96|pages = 205–223|month = July|year = 2005|publisher = Routledge|doi = 10.1080/13639810500283985}}</ref>
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}
{{Commonscat|Songket}}[[Kategori:Tekstil]]
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]