Rantau Embacang, Tanah Sepenggal Lintas, Bungo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah kegiatan budaya di dusun Rantau Embacang
Baris 15:
'''Rantau Embacang''' adalah salah satu dusun di wilayah Kecamatan [[Tanah Sepenggal Lintas, Bungo|Tanah Sepenggal Lintas]], [[Kabupaten Bungo]], Provinsi [[Jambi]], [[Indonesia]].
 
Dusun Rantau Embacang merupakan salah satu dusun yang memiliki wilayah yang cukup luas di wilayah Kecamatan [[Tanah Sepenggal Lintas, Bungo|Tanah Sepenggal Lintas]]. Walaupun demikian jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan [[Dusun Lubuk Landai]] maupun [[Dusun Tanah Periuk]]. Dusun ini merupakan salah satu dusun tertua di [[Kabupaten Bungo]], ada tiga buah dusun yang merupakan hasil pemekaran dari dusun ini, yaitu [[Dusun Pasar Rantau Embacang]], [[Dusun Paku Aji]], dan yang baru dimekarkan yaitu [[Dusun Rantau Makmur]].
 
Masyarakat Rantau Embacang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari. Peran Alim Ulama', Cerdik Pandai dan Tuo Tengganai begitu dominan dalam kehidupan masyarakat. Seperti dalam hal kelahiran, perkawinan, maupun kematian. Selain itu dalam perayaan hari-hari besar keagamaan, masyarakat Rantau Embacang juga mempunyai tradisi unik, seperti membawa nasi beng (nampan yang berisi nasi serta lauk pauknya) pada acara Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, Khatam Al-Qur'an, dan juga Imtihan. Dan juga tradisi ziarah kubur pada hari pertama dan kedua Idul Fitri. Berbeda dengan daerah lain yang menyelenggarakan acara lomba panjat pinang, tarik tambang, pacu karung, dan sebagainya pada acara 17 agustus, di Dusun Rantau Embacang kegiatan semacam ini justru diselenggarakan pada perayaan Idul Fitri.
 
Masyarakat Rantau Embacang sebagian besar berprofesi sebagai petani karet. Oleh karena itulah getah karet adalah komoditi utama yang dihasilkan dari dusun ini. Selain itu harga karet sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat Rantau Embacang. Karena karet itulah satu-satunya yang menjadi sumber penghidupan masyarakat Rantau Embacang.