The Rollies: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Pemutahiran.
Baris 1:
{{Infobox penyanyi indonesia
| name = {{PAGENAME}}THE ROLLIES
| image = Rollies.jpg
| imagesize = 250px
Baris 21:
| children =
| parents =
| currentmembers =Delly Joko Alipin,<br /> Bangun Sugito (Gito),<br /> Tz Iskandar,<br /> Bonny Nurdaya,<br /> Benny Likumahuwa,<br /> Oetje F Tekol,<br /> Jimmie Manopo,<br /> Didiet Maruto
| pastmembers = Deddy Stanzah,<br /> Iwan Krisnawan
| awards =<br />
* Tanggal 5 Juni 1979 Menteri Lingkungan Hidup, Dr. [[Emil Salim]] memberikan penghargaan berupa Anugerah [[Kalpataru]] untuk lagu ''Kemarau'' karya [[Oetje F Tekol]] yang dipopulerkan The Rollies lewat album ''Kemarau'' yang dirilis tahun 1979 oleh [[Musica Studios]].Lagu ini dinilai memberikan pesan pesan terhadap lingkungan hidup yang telah mencapai titik kritis saat itu.
* Tanggal [[23 Maret]] tahun [[2011]], bertepatan dengan Perayaan [[Hari Musik Nasional]], The Rollies menerima Penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) dari Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI).<ref>{{cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/1300963597/menbudpar-sematkan-satyalencana-kebudayaan-2010|title=:: Menbudpar Sematkan Satyalencana Kebudayaan 2010 :: |accessdate=2011-04-03}}</ref>
}}
 
'''[[The Rollies]]''' adalah sebuah [[grup musik]] [[jazz rock]], [[pop]], soul [[funk]] asal [[Indonesia]] yang dibentuk di [[Bandung]] pada tahun [[1967]] dan sempat populer di era [[1960|60-an]] sampai dengan akhir 90[[1980|-an]]. Para personilnya antara lain terdiri dari [[Bangun Sugito]] ([[vokal]]), [[Delly Joko Arifin]] ([[kibor|keyboards]]/[[vokal]]), dan [[Teungku Zulian Iskandar]] ([[saxophone]]).[[Benny Likumahuwa]] ([[trombon]]) dan [[Bonny Nurdaya]] ([[gitar]]) [[Oetje F Tekol]][[Oetje F Teko|<nowiki/>]] ([[bass]]), [[Jimmy Manoppo]] ([[drum]]), [[Didit Maruto]] ([[Trumpet]]) dan juga pendiri dan mantan personilnya almarhum [[Deddy Stanzah]] dan Iwan Krisnawan.
 
Para personilnya antara lain terdiri dari [[Bangun Sugito]] ([[vokal]]), [[Delly Joko Arifin]] ([[kibor|keyboards]]/[[vokal]]), dan [[Teungku Zulian Iskandar]] ([[saxophone]]).[[Benny Likumahuwa]] ([[trombon]]) dan [[Bonny Nurdaya]] ([[gitar]]) [[Oetje F Tekol]][[Oetje F Teko|<nowiki/>]] ([[bass]]), [[Jimmy Manoppo]] ([[drum]]), [[Didit Maruto]] ([[Trumpet]]) dan juga pendiri dan mantan personilnya almarhum [[Deddy Stanzah]] dan Iwan Krisnawan.
 
== Perjalanan karier ==
=== Awal terbentuk ===
[[Berkas:The Rollies (foto dokumen oleh Denny Sakrie).jpg|left|thumb|300px|Formasi klasik The Rollies]]
'''The Rollies''' terbentuk atas gagasan Deddy Sutansyah yang kemudian lebih dikenal sebagai [[Deddy Stanzah]]. Di pertengahan era [[1960|60-an]] Deddy mengajak seorang [[drummer]], Iwan Iskandar, dan [[gitaris]], Tengku Zulian Iskandar Madian, dari kelompok Delimas serta Delly dari kelompok Genta Istana. Deddy lalu memilih nama Rollies sebagai identitas baru dari nama bandnya itu.<ref name="bio">[http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The Rollies di Rumah Musik Denny Sakrie], Rumah Musik Denny Sakrie, diakses 25 April 2011</ref>
 
Baris 54 ⟶ 56:
Pada tahun [[1979]] The Rollies memperoleh penghargaan [[Kalpataru]] dari [[Menteri Lingkungan Hidu|Menteri Lingkungan Hidup]], [[Emil Salim]], karena lagu [[Kemarau]]. Lagu yang dikarang oleh [[Oetje F Tekol]], dianggap memuat misi dan pesan mengenai lingkungan hidup.<ref name="bio dua" />
 
===Linimasa The Rollies===
== Diskografi ==
* ''====The Rollies - ThePop RolliesSound (Phillips ,1968)''.1969====
* ''Halo Bandung - The Rollies (Philips,1969)''.
* ''Let's Start Again - The Rollies (Remaco,1971)''.
* ''Bad News - The Rollies (Remaco,1972)''.
* ''Sign Of Love - The Rollies (Purnama Record,1973)''.
* ''Live In Tim - The Rollies (Hidayat Audio 1976)''.
* ''Tiada Kusangka - The Rollies (Hidayat Audio,1976)''.
* ''Keadilan - New Rollies (Musica Studios,1977)''.
* ''Dansa Yok Dansa - New Rollies (Musica Studios,1977)''.
* ''Bimbi (Vol.3) - New Rollies (Musica Studios,1978)''.
* ''Kemarau - New Rollies (Musica Studios,1978)''.
* ''Kerinduan - New Rollies (Musica Studios,1979)''.
* ''Pertanda - New Rollies (Musica Studios,1979)''.
* ''Rollies'83 (Mabuk Cinta) - Rollies (Sokha,1983)''.
* ''Rollies (Astuti) - Rollies (Sokha,1984)''.
* ''Rollies'86 (Problema) - Rollies (Sokha,1986)''.
* ''Iya Kan? - Rollies (Sokha,1990)''.
* ''New Rollies'97 - New Rollies (Musica Studio,1997)''.
 
Semua lagu dalam album debut The Rollies yang dirilis di Singapore ini merupakan cover version atas sejumlah hits mancanegara saat itu antara lain seperti ''Sunny'' (Bobby Hebb) maupun ''Love Of A Woman'' (Samantha Sang). Tak ketinggalan pula aroma black music dari 3 hits James Brown ''I Feel Good'', ''It’s A Man’s Man’s Man’s World'' dan ''Cold Sweat'', semuanya diekspresikan oleh Bangun Soegito Tukiman yang sejak saat itu ditahbiskan sebagai James Brown Indonesia. Istimewanya The Rollies tak sekedar sebagai grup peraga lagu saja.Mereka menginjak wilayah kreatif dengan arransemen yang lebih bernas. Makanya tak heran,banyak yang menyangka B-side Hits nya kelompok Love Affair ''Gone Are The Songs Of Yesterday'' adalah karya The Rollies.
Info : Komunitas Pecinta Musik Indonesia (KPMI)
Diskografi The Rollies
ALBUM ALBUM THE ROLLIES (1969-1983)
 
====Let’s Start Again – Remaco 1971====
Oleh [[Denny Sakrie]]
(seperti yang dimuat di majalah Rolling Stone Indonesia Edisi 33 Januari 2008)
 
Ini album pertama Rollies di negeri sendiri setelah melanglangbuana dibeberapa kota Asia Tenggara. Cengkeraman pengaruh James Brown, The Rolling Stones hingga kelompok beralas brass seperti Blood Sweat & Tears, Chicago maupun Tower Power kuat membekap The Rollies. Simaklah ''My Iggy'' yang didesahkan Deddy Sutansjah bagai kembar siam Mick Jagger. Dengar pula Gito bagai gaung ghetto membaurkan blues dan funk dalam ''Let’s Start Again''. Dengan durasi sekitar 8 menit Delly menggerus kuping kita dengan aura ala John Mayall & The Blues Breakers dalam ''I Had To Leave You''. The Rollies akhirnya resmi menanggakan jubah cover version band.
The Rollies – Pop Sound Phillips ,1969
 
====The Rollies – Remaco 1972====
Semua lagu dalam album debut The Rollies yang dirilis di Singapore ini merupakan cover version atas sejumlah hits mancanegara saat itu antara lain seperti “Sunny” (Bobby Hebb) maupun ”Love Of A Woman” (Samantha Sang).Tak ketinggalan pula aroma black music dari 3 hits James Brown “I Feel Good”,”It’s A Man’s Man’s Man’s World” dan “Cold Sweat”,semuanya diekspresikan oleh Bangun Soegito Tukiman yang sejak saat itu ditahbiskan sebagai James Brown Indonesia.
Ditengah mengguritanya band-band pop di penjuru tanah air yang digagas Koes Plus, kehadiran The Rollies bisa menjadi oase atau mungkin sebagai pelengkap penderita saja. Band Bandung ini masih tetap berkutat dengan konsep musik hibrida. Musikalitas Benny Likumahuwa sebagai sosok yang banyak bertanggung jawab dalam departemen musik teruji disini. Rollies kokoh dalam komposisi maupun arransemen musiknya. Gito tetap bersepupu dengan James Brown lewat ''Bad News''. Deddy Sutansjah tetap dibayangi Mick Jagger dalam ''Come Back To Me'' yang mengingatkan kita pada ''Lady Jane''-nya Rolling Stones. Lalu sebuah lagu aneh ''Pahlawan Revolusi'' yang memempelaikan spirit jazz dengan keroncong.
Istimewanya The Rollies tak sekedar sebagai grup peraga lagu saja.Mereka menginjak wilayah kreatif dengan arransemen yang lebih bernas.Makanya tak heran,banyak yang menyangka B-side Hits nya kelompok Love Affair “Gone Are The Songs Of Yesterday” adalah karya The Rollies.
 
====Sign Of Love – Purnama Record 1973====
Let’s Start Again – Remaco 1971
 
Entah kenapa bisa terjadi salah cetak pada judul album yang seharusnya ''Sign of Love'' malah tercetak ''Sing Of Love''. Tapi dalam musik, The Rollies tetap tak salah kaprah. Mereka tetap konsisten, walau ditendang oleh Remaco karena musiknya dianggap tidak memiliki potensi sebagai album komersiel. Album ini seolah merupakan bagian ketiga dari trilogi yang merajut album ''Let’s Start Again'' dan ''The Rollies''. Namun ada daya tarik lain yang mencuat disini dengan meraungnya bunyi bunyian ARP synthesizers. Delly Djoko Alipin bagai dirasuki jemari Keith Emerson dan Stevie Wonder. Dia kerap menerapkan teknik glissando. Konon, untuk pertamakalinya synthesizers dipakai dalam rekaman album musik Indonesia. Eksplorasi itu bisa disimak pada ''Sign Of Love'' yang riuh dan gurih. Nuansa Rolling Stones masih terasa pada lagu ''When You Alone Again'' yang dinyanyikan Deddy Sutansjah dengan konotasi druggy.
Ini album pertama Rollies di negeri sendiri setelah melanglangbuana dibeberapa kota Asia Tenggara.Cengkerama n pengaruh James Brown,The Rolling Stones hingga kelompok beralas brass seperti Blood,Sweat & Tears,Chicago maupun Tower Power kuat membekap The Rollies.Simaklah “My Iggy” yang didesahkan Deddy Sutansjah bagai kembar siam Mick Jagger.Dengar pula Gito bagai gaung ghetto membaurkan blues dan funk dalam “Let’s Start Again”.Dengan durasi sekitar 8 menit Delly menggerus kuping kita dengan aura ala John Mayall & The Blues Breakers dalam “I Had To Leave You”.
The Rollies akhirnya resmi menanggakan jubah cover version band.
 
====The Rollies Live In TIMRemacoHidajat Audio 19721976====
Ditengah mengguritanya band-band pop di penjuru tanah air yang digagas Koes Plus,kehadiran The Rollies bisa menjadi oase atau mungkin sebagai pelengkap penderita saja. Band Bandung ini masih tetap berkutat dengan konsep musik hibrida .Musikalitas Benny Likumahuwa sebagai sosok yang banyak bertanggung jawab dalam departemen musik teruji disini.Rollies kokoh dalam komposisi maupun arransemen musiknya. Gito tetap bersepupu dengan James Brown lewat “Bad News”.Deddy Sutansjah tetap dibayangi Mick Jagger dalam “Come Back To Me” yang mengingatkan kita pada “Lady Jane” nya Rolling Stones.
Lalu sebuah lagu aneh “Pahlawan Revolusi” yang memempelaikan spirit jazz dengan keroncong.
 
Bisa dianggap album live pertama dalam konstelasi musik rock Indonesia. Direkam oleh dedengkot jazz Jack Lesmana pada saat The Rollies menggelar konser dua malam berturut-turut 2 dan 3 Oktober 1976 di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Album ini seolah mengobati kerinduan penggemar The Rollies setelah 3 tahun tak merilis album satu pun. Dengan 2 personil baru [[Oetje F Tekol]] (bass) dan [[Jimmie Manoppo]] (drums), The Rollies makin terlihat kian matang dalam departemen musik. Bonnie Nurdaya menggantikan almarhum Iwan Krisnawan menyenandungkan ''Salam Terakhir'' yang terasa mengiris kalbu. Selebihnya The Rollies membawakan repertoire asing seperti ''Free'' (Chicago), ''You’ re Still A Young Man'' (Tower of Power), ''King Arthur'' (Rick Wakeman), ''It’s A Man’s Man’s Man’s World'' (James Brown) serta lagu yang seolah menjadi signature The Rollies ''Gone Are The Songs Of Yesterday''.
Sign Of Love – Purnama Record 1973
 
====Tiada Kusangka – Hidajat Audio 1976====
Entah kenapa bisa terjadi salah cetak pada judul album yang seharusnya “Sign of Love” malah tercetak “Sing Of Love” .Tapi dalam musik,The Rollies tetap tak salah kaprah.Mereka tetap konsisten,walau ditendang oleh Remaco karena musiknya dianggap tidak memiliki potensi sebagai album komersiel.Album ini seolah merupakan bagian ketiga dari trilogi yang merajut album “Let’s Start Again” dan “The Rollies”.
Namun ada daya tarik lain yang mencuat disini dengan meraungnya bunyi bunyian ARP synthesizers .Delly Djoko Alipin bagai dirasuki jemari Keith Emerson dan Stevie Wonder.Dia kerap menerapkan teknik glissando.Konon,untuk pertamakalinya synthesizers dipakai dalam rekaman album musik Indonesia. Eksplorasi itu bisa disimak pada “Sign Of Love” yang riuh dan gurih. Nuansa Rolling Stones masih terasa pada lagu “When You Alone Again” yang dinyanyikan Deddy Sutansjah dengan konotasi druggy.
 
Sederet lagu yang sebelumnya pernah mereka rekam pada album yang dirilis antara 1969-1973, kini di remake lagi dengan tata arransemen yang lebih ''mature'' dan ''nature''. Semacam album ''revisited.'' Ada ''Gone Are The Songs Of Yesterday'', ''Salam Terakhir'', ''Pahlawan Revolusi'', ''Love Of A Woman'', ''Let’s Start Again'', ''No Sad Sad Song'', ''Hidupku'', ''Tiada Kusangka'', ''Mawar Idaman'' dan ''Lagu Rindu''. Pada karya instrumental ''Infra Merah'', The Rollies masih menawan sebagai sebuah brass rock sohor tanah air.
The Rollies Live In TIM – Hidajat Audio 1976
 
====Dansa Yok Dansa – Musica Studio’s 1977====
Bisa dianggap album live pertama dalam konstelasi musik rock Indonesia.Direkam oleh dedengkot jazz Jack Lesmana pada saat The Rollies menggelar konser dua malam berturut-turut 2 dan 3 Oktober 1976 di Taman Ismail Marzuki Jakarta.Album ini seolah mengobati kerinduan penggemar The Rollies setelah 3 tahun tak merilis album satu pun.Dengan 2 personil baru [[Oetje F Tekol]] (bass) dan [[Jimmie Manoppo]] (drums),The Rollies makin terlihat kian matang dalam departemen musik.Bonnie Nurdaya menggantikan almarhum Iwan Krisnawan menyenandungkan “Salam Terakhir” yang terasa mengiris kalbu.Selebihnya The Rollies membawakan repertoire asing seperti “Free” (Chicago),”You’ re Still A Young Man” (Tower of Power),”King Arthur” (Rick Wakeman),”It’s A Man’s Man’s Man’s World” (James Brown) serta lagu yang seolah menjadi signature The Rollies “Gone Are The Songs Of Yesterday”.
 
Dengan memakai New Rollies mengisyaratkan bahwa ada yang berbeda dari The Rollies.Pertama, Benny Likumahuwa sebagai sosok kuat grup ini telah mengundurkan diri. Kedua, The Rollies mulai melirik lagu-lagu berkonotasi mengkhalayak atau sering disebut komersiel. Jadi tak usah heran jika ''Dansa Yok Dansa'' (karya Titiek Puspa) menjadi track andalan. Alhasil, The Rollies mulai dikenal luas. The Rollies bahkan tanpa canggung menyanyikan kembali lagu ''Lembah Biru'' (A.Riyanto) yang pernah dipopulerkan penyanyi berparas menawan Andi Meriem Mattalatta.
Tiada Kusangka – Hidajat Audio 1976
 
====Bimbi (Vol.3) – Musica Studio’s 1978====
Sederet lagu yang sebelumnya pernah mereka rekam pada album yang dirilis antara 1969-1973,kini di remake lagi dengan tata arransemen yang lebih mature dan nature.Semacam album revisited.
Ada “Gone Are The Songs Of Yesterday”,”Salam Terakhir”,”Pahlawan Revolusi”,”Love Of A Woman”,”Let’s Start Again”,”No Sad Sad Song”,Hidupku” ,”Tiada Kusangka”,”Mawar Idaman” dan “Lagu Rindu”.Pada karya instrumental “Infra Merah”,The Rollies masih menawan sebagai sebuah brass rock sohor tanah air.
 
Karya [[Titiek Puspa]] kembali diandalkan sebagai jagoan yaitu ''Bimbi'',sebuah dampak urbanisasi sosial.Nuansa brass section masih bergaung walau tak seberat dahulu.Peniup saxophone The Pro’s Pomo masuk dalam formasi The Rollies. Pomo dengan alto saxophone-nya menggelinjang bagai cacing kepanasan. [[Oetje F Tekol]] mulai memperlihatkan taring sebagai hitmaker mumpuni lewat lagu ''Hari Hari'' dengan rhythm section ala ''Just You And Me'' nya Chicago. Album ini juga diriuhkan dengan hits karya Johannes Purba “'Hanya Bila Haus Di Padang Tandus'' yang dikumandangkan Gito.
Dansa Yok Dansa – Musica Studio’s 1977
 
====[[Kemarau]] – Musica Studio’s 1979====
Dengan memakai New Rollies mengisyaratkan bahwa ada yang berbeda dari The Rollies.Pertama, Benny Likumahuwa sebagai sosok kuat grup ini telah mengundurkan diri.Kedua,The Rollies mulai melirik lagu-lagu berkonotasi mengkhalayak atau sering disebut komersiel.Jadi tak usah heran jika “Dansa Yok Dansa” (karya Titiek Puspa) menjadi track andalan.
Alhasil,The Rollies mulai dikenal luas.
The Rollies bahkan tanpa canggung menyanyikan kembali lagu “Lembah Biru” (A.Riyanto) yang pernah dipopulerkan penyanyi berparas menawan Andi Meriem Mattalatta.
 
[[Oetje F Tekol]] kembali menebar pesona lewat karyanya “Kemarau” yang dinyanyikan Delly.Lagu yang aslinya bergaya country sebetulnya adalah lagu tambahan ketika album ini masih kekurangan satu lagu lagi.Di luar dugaan setelah diarransemen dengan sedikit sentuhan funk dan disusupkan unsur brass section lagu ini membahana diman-mana bahkan memperoleh penghargaan [[Kalpataru]] pada tahun 1979 dari Menteri Lingkungan Hidup Dr.Emil Salim,karena dianggap menaruh perhatian pada masalah lingkungan hidup. Di album ini pula bermukim lagu asmara yang tetap hijau hingga kini yaitu ''Kau Yang Kusayang'' (Anto) yang dilengkingkan Delly Djoko Alipin.
Bimbi (Vol.3) – Musica Studio’s 1978
 
====Kerinduan – Musica Studio’s 1979====
Karya [[Titiek Puspa]] kembali diandalkan sebagai jagoan yaitu “Bimbi”,sebuah dampak urbanisasi sosial.Nuansa brass section masih bergaung walau tak seberat dahulu.Peniup saxophone The Pro’s Pomo masuk dalam formasi The Rollies .Pomo dengan alto saxophonenya menggelinjang bagai cacing kepanasan.
[[Oetje F Tekol]] mulai memperlihatkan taring sebagai hitmaker mumpuni lewat lagu “Hari Hari” dengan rhythm section ala “Just You And Me” nya Chicago.
Album ini juga diriuhkan dengan hits karya Johannes Purba “Hanya Bila Haus Di Padang Tandus” yang dikumandangkan Gito.
 
Album ini terasa bagaikan sequel dari album ''Kemarau''.Lagu ''Kerinduan'' (Anto) yang dinyanyikan Delly seolah menjadi ''Kau Yang Kusayang Part 2''. [[Oetje F Tekol]] pun membuat lagu bertendensi jingoisme bertajuk “Indonesia”. ''Berpanji dwiwarna, Megah perkasa, Jayalah nusantara, Jayalah negeriku selamanya.'' Pada interlude lagu ini tiba-tiba menyusup penggalan lagu ''Dari Sabang Sampai Merauke''. Drummer Jimmie Manoppo mulai ikut bernyanyi solo pada lagu ''Mereka Yang Berjasa'' dan ''Satu Surga''.
[[Kemarau]] – Musica Studio’s 1979
 
====Pertanda – Musica Studio’s 1979====
[[Oetje F Tekol]] kembali menebar pesona lewat karyanya “Kemarau” yang dinyanyikan Delly.Lagu yang aslinya bergaya country sebetulnya adalah lagu tambahan ketika album ini masih kekurangan satu lagu lagi.Di luar dugaan setelah diarransemen dengan sedikit sentuhan funk dan disusupkan unsur brass section lagu ini membahana diman-mana bahkan memperoleh penghargaan “K[[alpataru]]” pada tahun 1979 dari Menteri Lingkungan Hidup Dr.Emil Salim,karena dianggap menaruh perhatian pada masalah lingkungan hidup.
Di album ini pula bermukim lagu asmara yang tetap hijau hingga kini yaitu “Kau Yang Kusayang” (Anto) yang dilengkingkan Delly Djoko Alipin.
 
Album ini memang tak memiliki hit dahsyat seperti pada album ''Dansa Yok Dansa'', ''Bimbi'' maupun ''Kemarau'', namun Rollies masih berupaya menampilkan sesuatu yang bisa dipertanggung jawabkan. Lagu ''Pertanda'' karya Jimmie Manoppo adalah salah satu contohnya. Di lagu ini The Rollies seolah ingin kembali pada gaya album-album awal mereka dahulu terutama karena arransemen lagi kuat dipengruhi ''Does Anybody Knows What Time Is It ?''-nya Chicago Transit Authority.
Kerinduan – Musica Studio’s 1979
 
====Rollies ’83 – Sokha Record 1983====
Album ini terasa bagaikan sequel dari album “Kemarau”.Lagu “Kerinduan” (Anto) yang dinyanyikan Delly seolah menjadi “Kau Yang Kusayang Part 2”.
[[Oetje F Tekol]] pun membuat lagu bertendensi jingoisme bertajuk “Indonesia”.
Berpanji dwiwarna
Megah perkasa
Jayalah nusantara
Jayalah negeriku selamanya
Pada interlude lagu ini tiba-tiba menyusup penggalan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”.
Drummer Jimmie Manoppo mulai ikut bernyanyi solo pada lagu “Mereka Yang Berjasa” dan “Satu Surga”.
 
Ketika album ini dirilis,trend musik yang tengah mewabah adalah new wave yang banyak disusupi anasir musik reggae.Rollies mengimbuhnya dalam lagu “Mabuk Cinta” yang ditulis Harry Sabar. Dan setelah cukup lama menghilang, The Rollies ternyata memiliki beberapa lagu andalan seperti ballada yang dinyanyikan Gito ''[[Burung Kecil]]''.Termasuk lagu yang terinspirasi dari acara berita di TVRI “Dunia Dalam Derita”.
Pertanda – Musica Studio’s 1979
 
====Rollies – Sokha Record 1983====
Album ini memang tak memiliki hit dahsyat seperti pada album “Dansa Yok Dansa”,”Bimbi” maupun “Kemarau”,namun Rollies masih berupaya menampilkan sesuatu yang bisa dipertanggung jawabkan.Lagu “Pertanda” karya Jimmie Manoppo adalah salah satu contohnya.Di lagu ini The Rollies seolah ingin kembali pada gaya album-album awal mereka dahulu terutama karena arransemen lagi kuat dipengruhi “Does Anybody Knows What Time Is It ?” nya Chicago Transit Authority.
Reggae kembali menjadi style musik yang digenggam The Rollies. Simaklah ''Astuti'' yang dinyanyikan Delly dan Gito secara duet. Sayangnya aransemen brass digarap seadanya.Tanpa gereget sama sekali. Tapi jika mau jujur,sebetulnya energi bermusik The Rollies telah terkuras habis di album ini.Mereka lebih banyak melakukan repetisi atas lagu-lagu terdahulunya. Setelah album ini,hingga akhir decade 80-an The Rollies masih merilis album tapi dengan semangat setengah hati.
 
== Diskografi ==
Rollies ’83 – Sokha Record 1983
* ''The Rollies - The Rollies (Phillips,1968)''.
 
* ''Halo Bandung - The Rollies (Philips,1969)''.
Ketika album ini dirilis,trend musik yang tengah mewabah adalah new wave yang banyak disusupi anasir musik reggae.Rollies mengimbuhnya dalam lagu “Mabuk Cinta” yang ditulis Harry Sabar.
* ''Let's Start Again - The Rollies (Remaco,1971)''.
Dan setelah cukup lama menghilang,The Rollies ternyata memiliki beberapa lagu andalan seperti ballada yang dinyanyikan Gito “[[Burung Kecil]]”.Termasuk lagu yang terinspirasi dari acara berita di TVRI “Dunia Dalam Derita”.
* ''Bad News - The Rollies (Remaco,1972)''.
Rollies – Sokha Record 1983
* ''Sign Of Love - The Rollies (Purnama Record,1973)''.
Reggae kembali menjadi style musik yang digenggam The Rollies.Simaklah “Astuti” yang dinyanyikan Delly dan Gito secara duet.Sayangnya aransemen brass digarap seadanya.Tanpa gereget sama sekali.
* ''Live In Tim - The Rollies (Hidayat Audio 1976)''.
Tapi jika mau jujur,sebetulnya energi bermusik The Rollies telah terkuras habis di album ini.Mereka lebih banyak melakukan repetisi atas lagu-lagu terdahulunya.
* ''Tiada Kusangka - The Rollies (Hidayat Audio,1976)''.
Setelah album ini,hingga akhir decade 80-an The Rollies masih merilis album tapi dengan semangat setengah hati.
* ''Keadilan - New Rollies (Musica Studios,1977)''.
 
* ''Dansa Yok Dansa - New Rollies (Musica Studios,1977)''.
DENNY SAKRIE
* ''Bimbi (Vol.3) - New Rollies (Musica Studios,1978)''.
 
* ''Kemarau - New Rollies (Musica Studios,1978)''.
== Penghargaan ==
* ''Kerinduan - New Rollies (Musica Studios,1979)''.
* Tanggal 5 Juni 1979 Menteri Lingkungan Hidup Dr Emil Salim memberikan penghargaan bnerupa Anugerah Kalpataru untuk lagu "Kemarau" karya [[Oetje F Tekol]] yang dipopulerkan The Rollies lewat album "Kemarau" yang dirilis tahun 1979 oleh Musica Studios.Lagu ini dinilai memberikan pesan pesan terhadap lingkungan hidup yang telah mencapai titik kritis saat itu.
* ''Pertanda - New Rollies (Musica Studios,1979)''.
* Tanggal [[23 Maret]] tahun [[2011]], bertepatan dengan Perayaan Hari Musik Nasional, The Rollies menerima Penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) dari Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI).<ref>{{cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/1300963597/menbudpar-sematkan-satyalencana-kebudayaan-2010|title=:: Menbudpar Sematkan Satyalencana Kebudayaan 2010 :: |accessdate=2011-04-03}}</ref>
* ''Rollies'83 (Mabuk Cinta) - Rollies (Sokha,1983)''.
 
* ''Rollies (Astuti) - Rollies (Sokha,1984)''.
== Referensi ==
* ''Rollies'86 (Problema) - Rollies (Sokha,1986)''.
{{reflist}}
* ''Iya Kan? - Rollies (Sokha,1990)''.
Facebook : THE ROLLIES COMMUNITY http://www.facebook.com/group.php?gid=54603051907
* ''New Rollies'97 - New Rollies (Musica Studio,1997)''.
 
== Pranala luar ==
Baris 164 ⟶ 131:
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0501/08/Musik/1484573.htm Rollies, "Euy" !]
* {{id}} [http://www.ycab.org/id/news.asp?id=1000198 35 tahun The Rollies: Hidup Tanpa Narkoba Lebih Nikmat]
* {{id}} [http://www.likethisentertainment.com/interlude/main-inspiration/425.html Main inspiration]
* {{id}} [http://www.facebook.com/group.php?gid=54603051907 The Rollies Community]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Grup musik Indonesia]]