Ketidakbersalahan Alkitab

(Dialihkan dari Ineransi Alkitab)

Ineransi Alkitab (Inggris: Biblical inerrancy) adalah suatu doktrin yang menyatakan bahwa "Alkitab, dalam bentuk naskah aslinya, tidak mengandung kesalahan atau seratus persen benar" atau "Kitab Suci dalam naskah aslinya tidak membenarkan apa pun yang bertentangan dengan fakta."[1] Ada yang menyamakan "ineransi" (ketidakbersalahan) dengan "infalibilitas" (ketidakkeliruan); sementara yang lain tidak.[2][3]

Asal kata sunting

"Ineransi" merupakan transliterasi kata bahasa Inggris "inerrancy" dari asal kata Latin inerrantem (dibentuk dari awalan in- + errantem - bentuk kata singular akusatif present participle dari errāre - "melakukan kesalahan" atau "mengembara"). Dengan demikian "ineransi" dapat diartikan "tidak ada salahnya". Ini tidak sama dengan "infallibility" (misalnnya Infalibilitas gereja atau Infalibilitas kepausan) yang bermakna "tidak dapat keliru".[4]

Variasi sunting

Dalam praktiknya terdapat beberapa variasi dalam doktrin ini. Aliran-aliran tertentu hanya mengakui terjemahan versi tertentu dari Alkitab yang dianggap tidak mengandung kesalahan. Misalnya, ada gereja atau aliran tertentu[siapa?] yang hanya mau menerima Alkitab terjemahan versi Raja James (King James Version).

Aliran-aliran tertentu lainnya[siapa?] memodifikasi doktrin ini dengan menyatakan bahwa Alkitab tidak mengandung kesalahan "dalam teks aslinya". Ini menyiratkan adanya pengakuan bahwa suatu terjemahan Alkitab mungkin saja mengandung kelemahan atau kekeliruan.[5]

Doktrin ineransi Alkitab adalah salah satu ciri dari aliran Fundamentalis di lingkungan agama Kristen.[butuh rujukan]

Pernyataan formal sunting

Sebuah pernyataan formal yang mendukung ineransi Alkitab, yaitu "Chicago Statement on Biblical Inerrancy" ("Pernyataan Chicago mengenai Ineransi Alkitab"), diterbitkan dalam majalah Journal of the Evangelical Theological Society pada tahun 1978.[6] Para penandatangan "Chicago Statement on Biblical Inerrancy" menyatakan bahwa karena tidak ada naskah asli Alkitab yang dapat ditemui pada saat ini, salinan naskah asli yang ada saat ini tidak bisa dianggap inerrant ("tidak ada salahnya"). Para penandatangan juga mempertahankan bahwa naskah-naskah salinan yang ada ini merupakan salinan yang setia dari naskah-naskah aslinya.

Sejumlah kecil[siapa?] penganut doktrin ini (biblical inerrantist) yang melangkah lebih jauh dari "Chicago Statement on Biblical Inerrancy", mengutarakan bahwa naskah asli Alkitab telah diawetkan dengan sempurna dan diwariskan terus menerus sampai sekarang.

Salinan-salinan naskah dalam bahasa asli yang digunakan oleh para penerjemah Alkitab modern sebagai sumber adalah rekonstruksi dari naskah asli. Versi-versi yang ada saat ini didasarkan pada perbandingan ilmiah dari ribuah naskah-naskah Alkitab (misalnya Gulungan Laut Mati) dan ribuan kutipan-kutipan dari berbagai tulisan para Bapa Gereja.[7]

Referensi sunting

  1. ^ Grudem, Wayne A. (1994). Systematic theology: an introduction to biblical doctrine. Leicester: Inter-Varsity Press. hlm. 90. ISBN 978-0-85110-652-6. OCLC 29952151. 
  2. ^ McKim, DK, Westminster dictionary of theological terms, Westminster John Knox Press, 1996.
  3. ^ Geisler, N. L. (ed), Inerrancy, Zondervan, 1980, p. 22. "The trouble is that such a distinction is nowhere to be found in Jesus' own teaching, and seems to be precluded by His testimony both to the unqualified historical accuracy and the inspiration of the Old Testament.... The attempt to discriminate...seems to be a product of the nineteenth and twentieth centuries".
  4. ^ Frame, John M. "Is the Bible Inerrant?" IIIM Magazine Online, Volume 4, Number 19, May 13 to May 20, 2002 [1]
  5. ^ Kenan: Bagaimana menjelaskan perbedaan Lukas 3:36 dan Kejadian 11:12?
  6. ^ "Chicago Statement on Biblical Inerrancy", Journal of the Evangelical Theological Society vol. 21 no. 4 (December 1978), 289-296.
  7. ^ McCann, Vincent. The Bible: Inerrant and Infallible? Spotlight Ministries, 2001. [2]

Pustaka tambahan sunting

Pranala luar sunting

Klasifikasi sunting

Pranala pendukung sunting

Pranala pengkritik sunting