Indo-Pasifik, dalam literatur lain juga disebut Indo-Pasifik Barat, adalah salah satu wilayah biogeografis bahari di dunia. Kawasan ini meliputi perairan bahari tropika di Samudra Hindia, Samudera Pasifik bagian barat dan tengah, serta laut-laut pedalaman di wilayah Indonesia dan Filipina. Wilayah ini tidak termasuk perairan ugahari dan kutub di samudera-samudera Hindia dan Pasifik. Demikian pula, perairan tropis di Pasifik timur, di pesisir barat Benua Amerika, dianggap sebagai wilayah yang terpisah.

Wilayah biogeografis Indo-Pasifik, ditunjukkan oleh warna biru tua

Terminologi ini terutama penting digunakan pada bidang biologi laut, iktiologi, oseanografi dan disiplin ilmu yang serupa, karena banyak habitat bahari yang sinambung sejak dari Madagaskar hingga ke Jepang dan Oseania, dan karena sejumlah besar spesies ditemukan di sini, namun tidak di tempat lain di dunia. Perairan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik tropis memiliki karakteristik biologi yang mirip dan dihuni oleh jenis-jenis hewan laut yang hampir sama.

Konsep dan pembagian sunting

 
Regionalisasi biogeografi yang diuji menggunakan pemilihan model dengan analisis varians molekul (AMOVA) oleh Crandall et al. 2019. Warna mewakili berbagai wilayah dalam skema.

Sebagaimana dilansir The Great Soviet Encyclopedia (1979),[1] wilayah Indo-Pasifik Barat didefinisikan berdasarkan kesamaan karakter dan lingkungan yang dinilai baik untuk perkembangan kehidupan. Di antaranya, temperatur air yang relatif hangat (27°–28 °C; tidak lebih rendah dari 24 °C pada bagian yang ekstrem) dan konstan sepanjang tahun; dan hanya memiliki dua musim, kemarau dan penghujan, yang berkaitan dengan perubahan angin muson. Wilayah ini termasuk yang paling kaya akan keanekaragaman hayati bahari, karena banyaknya relung-relung ekologis yang terbentuk akibat keragaman kondisi pantai, pesisir, dan laut.

Kawasan Indo-Pasifik Barat membentang mulai dari pesisir timur Afrika dan Laut Merah di sebelah barat, hingga ke pulau-pulau terluar Kepulauan Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Indonesia; dengan batas utara pesisir Semenanjung Korea, Jepang selatan, dan Hawaii; serta batas selatan pada ujung selatan Benua Afrika, Shark Bay di Australia Barat dan Sydney di pesisir timurnya.[1]

Sebelumnya, sejak tahun 1950an, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia FAO telah mengidentifikasi kawasan-kawasan penangkapan ikan di seluruh perairan dunia, termasuk perairan daratnya, guna kepentingan statistik perikanan. Beberapa yang bertumpang tindih dengan area ini adalah wilayah-wilayah no 51 (Samudera Hindia bagian barat), no 57 (Samudera Hindia bagian timur), dan no 71 (Samudera Pasifik Tengah bagian barat).[2]

Belakangan, WWF dan TNC terlebih jauh membagi kawasan Indo-Pasifik ini ke dalam tiga ekozona (ecozones, biogeographical realms), yang seterusnya akan dibagi lebih lanjut ke dalam provinsi biogeografi dan ekoregion.[3] Ketiga ekozona itu adalah:

Indo-Pasifik bagian barat sunting

Wilayah ini terdiri dari tujuh provinsi, yakni no 18. Laut Merah dan Teluk Aden, 19. Pesisir Somalia dan Arabia, 20. Samudra Hindia bagian barat (pantai timur Afrika, Madagaskar, Seychelles, Maskarena dan sekitarnya), 21. Pesisir India bagian barat dan selatan (termasuk perairan Srilanka), 22. Samudera Hindia bagian tengah (Kepulauan Maladewa dan Chagos), 23. Teluk Benggala, dan 24. Andaman, yang meliputi Kepulauan Andaman, Nikobar, dan pesisir barat Sumatra.[3]

Indo-Pasifik bagian tengah sunting

 
Segitiga Terumbu Karang dan negara-negara yang berpartisipasi dalam Inisiatif Segitiga Terumbu Karang

Wilayah ini meliputi 12 provinsi biogeografi, yakni no 25. Laut Cina Selatan, 26. Dangkalan Sunda, 27. Pesisir selatan Jawa (hingga Pulau Christmas dan Cocos-Keeling), 28. Kurosyiwo selatan, 29. Pasifik tropis barat-laut, 30. Segitiga Karang bagian barat (Palawan dan Filipina timur, Laut Sulawesi/Selat Makassar, Nusa Tenggara, Laut Banda, Halmahera, Sulawesi timur laut, hingga ke pesisir utara Papua), 31. Segitiga Karang bagian timur (Kepulauan Solomon, Kepulauan Bismarck, pesisir tenggara Papua Nugini), 32. Dangkalan Sahul (Teluk Papua, Laut Arafura), 33. Dangkalan Australia timur laut (Selat Torres, Karang Penghalang Besar), 34. Dangkalan Australia barat laut, 35. Pasifik tropis barat-daya, dan 36. Pulau Norfolk dan Lord Howe.[3]

Indo-Pasifik bagian timur sunting

Wilayah ini terbagi ke dalam enam provinsi biogeografi bahari, yakni no 37. Hawaii, 38. Kelompok Kepulauan Marshall, 39. Polinesia tengah, 40. Polinesia tenggara, 41. Kepulauan Marquesas, dan 42. Pulau Paskah.[3]

Ragam hayati sunting

Kawasan bahari ini memiliki kekayaan spesies yang luar biasa tinggi, termasuk di antaranya 3.000 spesies ikan; dibandingkan dengan kekayaan sejumlah 1.200 spesies ikan pada peringkat kedua kawasan bahari yang berikutnya, yakni Atlantik Barat. Demikian pula, terdapat sekitar 500 spesies terumbu karang, dibandingkan dengan hanya sekitar 50 spesies karang di Atlantik Barat.[4]

Kekayaan ragamhayati yang tinggi ini terutama ditemukan di ekozona Indo-Pasifik Tengah, yang karena merupakan wilayah pertemuan dua samudra, menjadi kaya akan terumbu karang dan mangrove. Di wilayah ini pula terletak Segitiga Karang (Coral Triangle) yang terkenal.


Catatan kaki sunting

  1. ^ a b Gur'ianova, E.F. 1979. "Indo-West-Pacific Region". The Great Soviet Encyclopedia, 3rd Edition (1970-1979).
  2. ^ FAO. tt. CWP Handbook of Fishery Statistical Standards. Section H: Fishing Areas for Statistical Purposes. Fisheries and Aquaculture Department, FAO, Rome. Diakses 31/12/2013
  3. ^ a b c d Spalding, Mark D., Helen E. Fox, Gerald R. Allen, Nick Davidson et al. 2007. "Marine Ecoregions of the World: A Bioregionalization of Coastal and Shelf Areas". Bioscience Vol. 57(7):573–583, July/August 2007.
  4. ^ Helfman G., Collette B., & Facey D. 1997. The Diversity of Fishes, Blackwell Publishing, pp 274-276, ISBN 0-86542-256-7