Ibnu Syihab az-Zuhri

Imam Az-Zuhri atau Ibnu Syihab (51-124 H/ 671-741 M) nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidullah bin Abdullah bin Syihab bin Abdullah bin al-Harith bin Zuhrah[1] adalah salah satu ulama ahli hadits terbesar yang juga termasuk shighar at-tabi’in (tabi’in junior). Ia adalah orang pertama yang membukukan ilmu hadis atas perintah Khalifah Umar bin Abdul-Aziz.[2] Imam Az-Zuhri dikenal pula sebagai ulama ahli tafsir dan ahli fikih. [3]

Muhammad
Imam az-Zuhri
NamaMuhammad
Nasabbin Muslim b. Ubaidullah b. Abdullah b. Shihab b. Abdullah b. al-Harith b. Zuhrah[1]
NisbahAz-Zuhri
ZamanAbad kedua Hijriah
Wilayah aktifSyam
FirkahSunni
Minat utamaHadis, Tafsir, Fikih
Keluarga'Abdullah bin Muslim bin 'Ubaidullah (saudara)[1]

Imam Az-Zuhri lahir di Syam (Suriah) pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Ia lahir dari keluarga kaya yang dermawan. Bahkan ia tak pernah menghitung harta kekayaannya yang dibelanjakan untuk urusan agama, kemajuan umat, dan ilmu pengetahuan. [3]

Guru dan Murid sunting

Ia banyak mengambil ilmu dari para tabi’in senior seperti kepada Sayyidut Tabi’in Said bin al-Musayyib, Ia mengatakan, “Lututku selalu menempel pada lutut Said bin al-Musayyib selama delapan tahun.”, juga kepada Urwah bin az-Zubair, Al-Qasim bin Muhammad, dan yang lainnya. Sedangkan beberapa muridnya yang ternama seperti: Imam Malik bin Anas “Imam Daril Hijrah”, Al-Laits, Sufyanain, dan lainnya.

Pengakuan terhadapnya sunting

Imam az-Zuhri dikenal sebagai seorang yang kaya lagi dermawan dan memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Dinasti Bani Abbasiyah. Ia dikaruniai kecerdasan dan kekuatan hafalan,

  • Amr bin Dinar mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih mengetahui tentang hadis dibandingkan Ibnu Syihab (Az-Zuhri).”
  • Imam Ahmad berkata, “Az-Zuhri adalah manusia yang terbaik hadisnya dan terbagus jalan sanadnya.”
  • Al-Laits menyatakan, “Aku tidak melihat seorang alim pun yang lebih luas ilmunya dibandingkan Imam Az-Zuhri. Tatkala dia berbicara tentang targhib (nasihat dan anjuran), engkau akan katakan: ‘Tidak ada yang terbaik kecuali dia’, bila dia berbicara tentang hari-hari Arab dan penyebutan nasab, engkau akan katakan: ‘Tidak ada penyebutan nasab, engkau akan katakan: ‘Tidak ada yang terbaik kecuali dia’, dan bila dia sedang berbicara tentang Alquran dan hadis, engkau pun akan mengatakan yang semisal.”
  • Meskipun Hasan al-Bashri dan Ibnu Sirin adalah termasuk para tabi’in senior, tetapi Abu Bakar al-Hudzali mengatakan, “Aku telah duduk bermajelis kepada Hasan al-Bashri dan Ibnu Sirin, tetapi aku tidak melihat seorang pun yang semisal dengan Imam Az-Zuhri.”
  • Imam adz-Dzahabi berkata, “Di antara yang menunjukkan kekuatan hafalan Imam Az-Zuhri adalah dia mampu hafal Alquran hanya dalam waktu 8 hari.”

Rujukan sunting

  1. ^ a b c http://muslimscholars.info/manage.php?submit=scholar&ID=11013
  2. ^ As-Suyuthi dalam bait Alfiah-nya mengatakan bahwa orang pertama yang membukukan hadits dan atsar adalah Ibnu Syihab atas perintah umar; Kitab Alfiah As-Suyuthi
  3. ^ a b Abduh, Bilif (2023). Ensiklopedia Tokoh Islam Dunia. Yogyakarta: Checklist. hlm. 22–23. ISBN 978-602-5479-65-6.