Huruf lepas[1] (bahasa Inggris: movable type) adalah teknologi percetakan atau tipografi yang menggunakan komponen-komponen lepas untuk mereproduksi unsur-unsur dari sebuah berkas (umumnya karakter alfanumerik atau tanda baca) umumnya pada medium kertas.

Sejarah sunting

 
Huruf lepas asal Korea tahun1377 yang digunakan untuk mencetak Jikji; 

Teknologi huruf lepas untuk percetakan pada kertas pertama kali dibuat dari bahan porselen dan diciptakan oleh Bi Sheng (990–1051) sekitar tahun 1040 Masehi di Tiongkok pada masa Dinasti Song Selatan. Pada tahun 1377, buku tertua yang dicetak menggunakan teknologi huruf lepas logam, Jikji, dicetak di Korea pada masa dinasti Goryeo.

Karenanya, penyebarluasan teknologi huruf lepas agaknya hanya terbatas di wilayah Asia Timur, meski terdapat bukti bahwa teknologi ini dibawa ke Eropa oleh misionaris dan pedagang setelah bekerja di Tiongkok selama beberapa tahun; lantas memengaruhi perkembangan teknologi cetak di Eropa.

Sekitar tahun 1450, Johannes Gutenberg memperkenalkan mesin cetak berhuruf lepas logam di Eropa, bersama dengan inovasi pengecoran huruf berdasarkan matrik dan cetakan tangan. Jumlah huruf yang sedikit dalam alfabet bahasa-bahasa Eropa merupakan faktor penting. Gutenberg adalah yang pertama yang menciptakan kepingan-kepingan huruf dari campuran timbal, timah, dan antimon—dan bahan-bahan ini menjadi baku hingga 550 tahun kemudian.

Untuk aksara alfabetis, penyusunan halaman dengan huruf lepas lebih cepat ketimbang percetakan dengan balok kayu. Huruf lepas berbahan logam lebih bertahan lama dan bentuk leternya lebih seragam; yang kemudian membuka jalan pada perkembangan tipografi dan desain huruf.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Scheder, Georg. 1989. Perihal Cetak-mencetak. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.