Harlan Bekti merupakan seorang pengusaha Indonesia. Ia bersama Edi Koswara membentuk PT Tehnik Umum untuk menjadi pelaksana proyek Hotel Indonesia, Air Mancur Monas, dan Hotel Ambarukmo di Yogyakarta.[1]

Harlan Bekti
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia ke-1
Masa jabatan
31 Januari 1952 – 1982
PresidenSoekarno
Soeharto
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada, jabatan baru
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1918-06-14)14 Juni 1918
Bandung, Jawa Barat, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia
Alma materInstitut Teknologi Bandung
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan keluarga sunting

Di masa kecilnya, Harlan bercita-cita menjadi dokter. Namun ayahnya yang merupakan mantan kepala stasiun kereta api di Yogyakarta menentang keinginan Harlan. Ayahnya juga keberatan ketika Harlan ingin menjadi pengacara. Kemudian ayahnya setuju jika Harlan menjadi seorang insinyur. Harlan kemudian memutuskan berkuliah di THS (sekarang ITB), tetapi dia mengalami kesulitan biaya. Di masa tersebut muncul bakat bisnisnya. Setiap ada tugas menggambar, ia membuat banyak rangkapan untuk dijual kepada teman-temannya. Kemudian dia juga membuka les untuk murid MULO (SMP). Ketika Jepang masuk ke Indonesia, THS ditutup dan ia berhenti berkuliah.

Awal mula bisnis sunting

Harlan mulai fokus dalam berdagang. Ia memperjualbelikan buku pelajaran bahasa Jepang hingga ke luar Kota Bandung. Hasil penjualan buku ia belikan rokok Mascot[2] untuk dijual di Bandung. Pada zaman revolusi, Harlan Bekti tetap berdagang. Ia menyediakan ransum untuk tentara.Ia juga melakukan barter madat (opium) dengan pakaian seragam. Ia pernah berdagang kayu bakar di Mojokerto, tetapi tidak membuahkan hasil. Lantas, ia pindah ke Jakarta untuk memulai usaha konstruksi. Kini Harlan menjadi direktur utama sekitar 13 perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, impor-ekspor, industri, konsultasi, tekstil, riset pemasaran, perjalanan, dan penangkapan ikan.

Politik sunting

Harlan mempunyai teman yang menjadi penasihat A.H. Nasution. Diduga teman yang dimaksud adalah Oejeng Soewargana yang membantu A.H Nasution mendirikan IPKI. Menurut Basyaruddin Rahman Motik yang juga seorang pengusaha, Harlan Bekti memiliki kencenderungan dekat dengan pihak komunis.[1]

  1. ^ a b Matanasi, Petrik. "Arsip Rahasia AS: Para Pengusaha Indonesia Pasca 1965". tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-26. Diakses tanggal 2020-05-02. 
  2. ^ "Ini rokok paling digemari Soekarno, sampai pengawal ikut habiskan". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-19. Diakses tanggal 2019-10-19.