Hari Keanekaragaman Hayati Internasional

Hari Keanekaragaman Hayati Internasional (atau Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia) adalah hari internasional yang dirayakan oleh PBB untuk menggalakkan isu-isu keanekaragaman hayati. Hari tersebut diadakan pada 22 Mei.[1]

Bumi dilihat dari Apollo 17. Hari Keanekaragaman Hayati Internasional pertama dirayakan 28 tahun setelah misi Apollo 17 melakukan perjalanan mengeliling orbit bumi.

Hari Keanekaragaman Hayati Internasional termasuk dalam ruang lingkup Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Agenda Pembangunan Pasca 2015 PBB. Dalam prakarsa kerja sama antarbangsa yang lebih besar ini, topik keanekaragaman hayati menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan dalam pertanian berkelanjutan, penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan, air dan sanitasi, kesehatan dan pembangunan berkelanjutan, energi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan reka baru, berbagi pengetahuan, dan pengembangan kapasitas, ketahanan perkotaan dan adaptasi, angkutan berkelanjutan, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana; samudra dan laut, hutan, kelompok rentan termasuk pribumi, dan ketahanan pangan.[2] Peran penting keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan diakui dalam dokumen hasil Rio+20, "Dunia yang Kita Inginkan: Masa Depan untuk Semua".

Sejak dibentuk oleh Komite Kedua Sidang Umum PBB pada 1993 sampai 2000, ini diadakan pada 29 Desember untuk menyambut hari berlakunya Konvensi Keanekaragaman Hayati. Pada 20 Desember 2000,[3] tanggalnya diubah untuk memperingati diadopsinya Konvensi pada 22 Mei 1992 di Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Rio, dan sebagian untuk menghindari hari libur lainnya yang terjadi pada akhir Desember.[4]

Kegiatan sunting

Bertepatan dengan peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, pada Mei 2011 Menteri Kehutanan Indonesia meresmikan Jembatan Kanopi Ciwalen dengan panjang 120 meter (390 ft) dan lebar 60 meter (200 ft) pada ketinggian 30–40 meter (98–131 ft) di atas permukaan tanah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, untuk menampung lima hingga sepuluh orang dalam satu perjalanan.[5]

Tema Keanekaragaman Hayati Pulau 2014 dipilih karena pulau menyediakan sumber keanekaragaman hayati yang kaya untuk tumbuhan, binatang, ikan, dan hasil hutan. Banyak buah asli dan sayur berdaun hijau kaya akan zat gizi mikro. Menurut Sekretariat Komunitas Pasifik, dua dari setiap tiga kematian dapat dikaitkan dengan penyakit tidak menular (NCDs). Hal ini dapat terjadi akibat perubahan pola makan yang terkait dengan konsumsi produk impor yang tinggi yang diproses secara tinggi, sementara spesies tanaman tempatan ditinggalkan atau dikurangkan dalam makanan daerah. Akibatnya, pertemuan perwakilan pulau di Addis Ababa, Etiopia pada Mei 2014 menekankan bahwa pertimbangan serius seharusnya diberikan untuk lebih banyak penelitian dan tindakan kebijakan dengan tujuan meningkatkan keanekaragaman makanan.[6]

Tema sunting

Tahun Tema[7]
2000 Didedikasikan atau khusus untuk keanekaragaman hayati hutan
2003 Keanekaragaman hayati dan pengentasan kemiskinan – tantangan untuk pembangunan berkelanjutan
2004 Keanekaragaman Hayati: Makanan, Air, dan Kesehatan untuk Semua
2005 Keanekaragaman Hayati: Asuransi Jiwa untuk Dunia Kita yang Berubah
2006 Lindungi Keanekaragaman Hayati di Lahan Kering
2007 Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Iklim
2008 Keanekaragaman Hayati dan Pertanian
2009 Spesies Alien Invasif
2010 Keanekaragaman Hayati, Pembangunan dan pengentasan kemiskinan
2011 Keanekaragaman Hayati Hutan
2012 Keanekaragaman Hayati Laut
2013 Air dan Keanekaragaman Hayati
2014 Keanekaragaman Hayati Pulau
2015 Konvensi Keanekaragaman Hayati
2016 Pengarusutamaan Keanekaragaman Hayati; Mempertahankan Orang dan Mata Pencaharian mereka
2017 Keanekaragaman Hayati dan Pelancongan Berkelanjutan
2018 Merayakan 25 Tahun Tindakan untuk Keanekaragaman Hayati
2019 Keanekaragaman Hayati Kita, Makanan Kita, Kesehatan Kita
2020 Penyelesaian kami ada di alam.

Lihat juga sunting

Rujukan sunting

  1. ^ "Convention on Biological Diversity (CBD) page for IBD". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-08. Diakses tanggal 21-04-2011. 
  2. ^ "Compendium of TST (Technical Support Team) Issues Briefs". docs.google.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-08. Diakses tanggal 21-05-2015. 
  3. ^ Victor Giurgiu (Sep 2011). "Simpozionul "Biodiversitatea pădurilor din România", dedicat "Zilei Internaționale a Biodiversității"". Rev. pădur. (dalam bahasa Rumania). 126 (3–4): 104–106. ISSN 1583-7890. 16753. Archived from the original on 2014-05-22. Diakses tanggal 2012-05-30. 
  4. ^ "The Millennium Ecosystem Assessment". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-24. Diakses tanggal 22 Mei 2020. 
  5. ^ RH, Priyambodo, ed. (26 Mei 2011). "Forestry Minister inaugurates Ciwalen Canopy Trail". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-14. Diakses tanggal 22 Mei 2020. 
  6. ^ "Africa, the Caribbean and the Pacific need more research and policy intervention to stem the reduction in (bio)diversity in the diet". CTA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2017. Diakses tanggal 22 Mei 2014. 
  7. ^ "International Day for Biological Diversity – 22 May". Konvensi Keanekaragaman Hayati. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Mei 2019. Diakses tanggal 22 Mei 2019. 

Pranala luar sunting