Glikosida
Glikosida merupakan zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada beberapa tumbuhan.[1] Berbagai tumbuhan mengandung zat farmakologis aktif, seperti digitalis dari kecubung ungu (digitalis).[1] Glikosida dibentuk oleh eliminasi air antara hidroksil anomerik dari monosakarida siklik dan gugus hidroksil dari senyawa lain.[2] Glikosida tidak mengalami mutarotasi tanpa adanya katalis asam, sehingga mereka tetap terkunci pada konfigurasinya.[2] Gugus hidroksil pada karbon anomerik dapat mengalami perubahan orientasi dari posisinya.[2] Perubahan ini disebut mutarotasi.[2] Obligasi glikosidik sangat umum dalam jaringan tanaman dan hewan.[2] Banyak glikosida dikenal. Beberapa, seperti ouabain atau amygdalin sangat beracun.[2] Lainnya, seperti oligosakarida umum dan polisakarida yang ditemukan dalam sel-sel tubuh.[2] Glikosida banyak digunakan sebagai obat.[3] Glikosida ditemukan pada kebanyakan jaringan tumbuhan dengan jumlah yang sangat sedikit.[3] Selain pada pada sel tumbuhan, glikosida juga terdapat pada sel jamur, bakteri, dan hewan.[3] Glikosida ini dibentuk dari reaksi biokimia yang membuat senyawa yang lebih polar daripada air terlarut dalam molekul.[3] Tanaman dengan kandungan glikosida tinggi digunakan sebagai suatu obat dengan suatu efek terapi karena memiliki efek bioaktif.[3] Glikosida memiliki efek terapi pada dosis yang rendah dan memiliki dosis toksik dengan dosis tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa glikosida ini memiliki indeks terapi yang sempit.[3]
Rujukan
sunting- ^ a b Chris Brooker (2009). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. ISBN 978-979-448-912-3.
- ^ a b c d e f g (Inggris) Mathews, Van Holde, Ahern. "Glycosides and Glycosidic Bonds". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-06. Diakses tanggal May 31 2014.
- ^ a b c d e f (Inggris) Anna Drew. "Glycosides" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-05-31. Diakses tanggal May 31 2014.