Museum Sumpah Pemuda

museum di Indonesia
(Dialihkan dari Gedung Sumpah Pemuda)

Museum Sumpah Pemuda adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat[2] dan dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.[3] Museum ini didirikan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta pada 1972 dan menjadi benda cagar budaya nasional.[4] Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Selasa sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 hingga 16.00 UTC+7, setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 08.00-16.00 WIB. Setiap hari Senin dan hari besar nasional, museum ini ditutup untuk umum.[5][3]

Museum Sumpah Pemuda
Peta
Didirikan20 Mei 1974
LokasiJalan Kramat Raya No. 106,
Senen, Jakarta Pusat.[1], DKI Jakarta, Indonesia
Akses transportasi umum Pal Putih
Situs webmuseumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id
Cagar budaya Indonesia
Gedung Museum Sumpah Pemuda
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.9
Lokasi
keberadaan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Tanggal SK1983, 1993, dan 2013
Pemilik Indonesia
PengelolaMuseum Sumpah Pemuda
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Museum ini memiliki koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah Sumpah Pemuda 1928, serta kegiatan-kegiatan dalam pergerakan nasional kepemudaan Indonesia.[6]

Sejarah

sunting
 

Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa yang awalnya adalah rumah milik Sie Kong Lian.[7]

Di gedung milik pemerintah DKI ini pernah tinggal beberapa tokoh pergerakan,[8] seperti: Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.[9]

Sejak 1925, gedung Kramat 106 menjadi tempat tinggal pelajar yang tergabung dalam Jong Java. Mereka kebanyakan pelajar Sekolah Pendidikan Dokter Hindia alias Stoviadan dari sekolah tinggi hukum RHS.[10] Aktivis Jong Java menyewa bangunan 460 meter persegi ini karena kontrakan sebelumnya di Kwitang terlalu sempit untuk menampung kegiatan kepanduan, diskusi politik dan latihan kesenian Jawa. Anggota Jong Java dan mahasiswa lainnya menyebut gedung ini Langen Siswo.[3]

Sejak 1926, penghuni gedung ini makin beragam. Mereka kebanyakan aktivis pemuda dari daerahnya masing-masing. Kegiatan penghuni gedung itu juga makin beragam.[11] Selain kesenian, mahasiswa di gedung ini aktif dalam kepanduan dan olahraga. Gedung ini juga menjadi markas Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), yang berdiri pada September 1926, usai kongres pemuda pertama. Penghuni kontrakan, dengan payung PPPI, sering mengundang tokoh seperti Bung Karno untuk berdiskusi. Para pelajar menyewa gedung itu dengan tarif 12,5 gulden per orang setiap bulan, atau setara dengan 40 liter beras waktu itu. Mereka memiliki pekerja yang mengurus rumah yang dikenal dengan nama Bang Salim.[12]

Pemerintah Hindia Belanda selalu mengawasi dengan ketat kegiatan rapat pemuda. Pemerintah memang mengakui hak penduduk di atas 18 tahun mengadakan perkumpulan dan rapat. Namun, mereka bisa sewaktu-waktu memberlakukan vergader-verbod atau larangan mengadakan rapat karena dianggap menentang pemerintah. Setiap pertemuan harus mendapat izin dari polisi. Setelah itu, rapat dalam pengawasan penuh Politieke Inlichtingen Dienst (PID), semacam dinas intelijen politik. Rumah 106 ini juga selalu dalam kuntitan dinas intelijen ini, termasuk rapat ketiga Kongres Pemuda II.[12]

Di gedung ini juga muncul majalah Indonesia Raya, yang dikelola PPPI. Karena sering dipakai kegiatan pemuda yang sifatnya nasional, para penghuni menamakan gedung ini Indonesische Clubhuis, tempat resmi pertemuan pemuda nasional. Sejak 1927, mereka memasang papan nama gedung itu di depan. Padahal Gubernur Jenderal H.J. de Graff sedang menjalankan politik tangan besi.[13]

Kegiatan pemuda dialihkan ke Jalan Kramat 156 setelah para penghuni Kramat 106 tidak melanjutkan sewanya pada 1934. Gedung itu lalu disewakan kepada Pang Tjem Jam sebagai tempat tinggal pada 1937-1951. Setelah itu, gedung disewa lagi oleh Loh Jing Tjoe, yang menggunakannya sebagai toko bunga dan hotel. Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran pada 1951-1970.[14]

Pada 1968, Sunario berprakarsa mengumpulkan pelaku sejarah Sumpah Pemuda, dan meminta kepada Gubernur DKI mengelola dan mengembalikan gedung di Kramat Raya 106 yang "hak guna bangun"-nya dipegang oleh Sie Kong Lian tetapi telah habis masa berlakunya ke bentuknya semula. Tempat ini disepakati menjadi Gedung Sumpah Pemuda, tetapi usulan mengganti nama jalan Kramat Raya menjadi jalan Sumpah Pemuda belum tercapai.[15]

Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan[16]

Koleksi dan Tata Pameran

sunting

Koleksi

sunting
 
Api sumpah pemuda Jakarta 1928.
 
Koleksi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta

Sebagai museum khusus, koleksi museum ini terdiri dari koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda.[17] Pada tahun 2007, keseluruhan koleksi berjumlah 2.867 koleksi, di mana koleksi utamanya adalah Gedung Kramat 106 yang merupakan tempat direncanakan dan dilaksanakannya Kongres Pemuda Kedua, 27-28 Oktober, 1928.[17]

 
Denah gedung jalan Kramat 106

Gedung ini terbagi atas bangunan utama dan paviliun. Bangunan utama terdiri atas serambi depan, satu ruang tamu, lima kamar, dan satu ruang terbuka atau ruang rapat. Sedangkan bangunan paviliun memiliki dua kamar.[18]

Koleksi dari museum ini antara lain:

Tata pameran

sunting

Koleksi yang dimiliki oleh museum ini dipamerkan dalam ruang pameran tetap dengan penataan yang mengikuti kronologis peristiwa Sumpah Pemuda dengan harapan dapat menggambarkan untaian peristiwa Sumpah Pemuda.[22]

Penataan pamerannya adalah sebagai berikut:

Ruang pengenalan

sunting

Ruangan ini terletak di bagian depan gedung, persis di pintu masuk utama. Di ruangan ini dipamerkan[23]:

Di ruangan depan ini juga masih menggunakan lantai ubin asli yang berasal dari zaman Belanda yang sekarang sudah cukup jarang ditemui di Jakarta.[25]

Galeri ruang pengenalan

sunting

Ruang pertumbuhan organisasi kepemudaan

sunting

Ruang ini terletak di bagian depan gedung sejajar dengan ruang pengenalan. Ruang ini dapat dimasuki dari ruang pengenalan dengan memasuki pintu yang terletak di sebelah kiri.[26](hlm.33)

Dalam ruangan ini digambarkan masa pertumbuhan awal organisasi pemuda yang diawali dengan Perhimpunan Indonesia di Belanda. Di ruangan ini dipamerkan kegiatan pergerakan pemuda,[23][26](hlm.33) antara lain[27]:

Dalam ruangan ini pula dapat ditemukan realia berupa peralatan pandu yang dipergunakan pada tahun 1920-an.[27][26](hlm.33)

Galeri ruangan ini

sunting

Ruang Kongres Pemuda Indonesia Pertama

sunting

Dari ruangan di atas, selanjutnya bisa langsung masuk ke ruang ini yang letaknya bersebelahan. Dalam ruangan ini dipamerkan koleksi yang berkaitan dengan Kongres Pemuda Indonesia Pertama,[28][29][26](hlm.33) seperti:

Ruang Kongres Pemuda Indonesia Kedua

sunting

Ruangan ini terletak persis begitu kita keluar dari ruang Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Di ruangan ini dipamerkan koleksi yang menggambarkan peristiwa Kongres Pemuda Indonesia Kedua,[27] seperti:

Di dalam ruangan ini disajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan pergerakan pemuda setelah diikrarkannya Sumpah Pemuda,[27][26](hlm.34) seperti:

Ruang PPPI

sunting

Ruangan ini menyajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, setelah Kongres Pemuda Indonesia Kedua. Ruangan ini juga memamerkan koleksi yang berhubungan dengan pergerakan pemuda melalui partai politik.[26](hlm.34)

Ruang Tematik

sunting

Ruangan ini terdiri atas dua ruangan, terletak di paviliun Gedung Kramat 106. Ruangan ini menyajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan aktivitas pemuda pada tahun 1945, 1966 dan 1998.[26](hlm.34)

Akses masuk

sunting

Tarif masuk museum adalah sebesar Rp3.000 (untuk anak), Rp5.000 (dewasa) dan Rp25 ribu (warga negara asing anak dan dewasa).[31]

Rujukan

sunting
  1. ^ "DAFTAR MUSEUM KEBUDAYAAN PER KEC. SENEN". Pusdatin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses tanggal 29 Mei 2025. ;
  2. ^ Fadilah, Raihan (2025-03-11). "15 rekomendasi museum di Jakarta untuk study tour". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  3. ^ a b c Vinta. Armi, Waddi (ed.). "Merangkum Sebuah Perjalanan Sejarah Sumpah Pemuda". RRI. Diakses tanggal 2025-06-03.
  4. ^ Marison, Walda (2022-03-21). "Kemendikbudristek resmikan kembali Museum Sumpah Pemuda". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-03.
  5. ^ "Mengenal Lebih Dekat Sejarah Sumpah Pemuda di Indonesia". Siagakota - Jutaan Mata Menjaga Semesta. 2024-10-30. Diakses tanggal 2025-06-03.
  6. ^ Ramdan, Muhammad. "Menilik Sejarah di Museum Sumpah Pemuda". detikedu. Diakses tanggal 2025-06-03.
  7. ^ Gedung Sumpah Pemuda dan Sie Kok Liong Diarsipkan 2007-10-27 di Wayback Machine., Suara Pembaruan
  8. ^ Bersejarah, Bangunan. "BANGUNAN BERSEJARAH: JAKARTA". BANGUNAN BERSEJARAH. Diakses tanggal 2025-06-03.
  9. ^ "Sejarah Museum Sumpah Pemuda, Berawal dari Rumah Tinggal Sie Kong Lian". Tempo. 28 Oktober 2024. Diakses tanggal 2025-06-03.
  10. ^ Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda
  11. ^ Adi, C Windoro (28 Oktober 2015). "Kisah Pemondokan Sie Kong Liong". Kompas. Diakses tanggal 2025-06-04.
  12. ^ a b aktual, redaksi (2014-10-31). "Sejarah Tentang Sumpah Pemuda Ada di Museum Ini". Aktual.com. Diakses tanggal 2025-06-04.
  13. ^ "Sejarah Gedung Pemuda Jalan Kramat Raya 106, Tempat dibacakannya Sumpah Pemuda". 2016-10-28. Diakses tanggal 2025-06-04.
  14. ^ Jejak Samar Bapak Kos Diarsipkan 2010-09-23 di Wayback Machine., Majalah Tempo, 27 Oktober 2008
  15. ^ Kebangsaan Sunario Diarsipkan 2008-12-18 di Wayback Machine., Majalah Tempo 27, Oktober 2008
  16. ^ "Museum Sumpah Pemuda Bekas Kos, Pemersatu Bangsa". Diarsipkan dari asli tanggal 2011-10-19. Diakses tanggal 2008-11-01.
  17. ^ a b Utama, Pradita. "Rekam Jejak Pergerakan Nasional di Museum Sumpah Pemuda". detiknews. Diakses tanggal 2025-06-04.
  18. ^ Arman, Dedi (2017-04-03). "Mengenal Pejuang yang Terlupakan Lewat Buku Komik | Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau". Diakses tanggal 2025-06-04.
  19. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq "Museum Sumpah Pemuda: Koleksi, Lokasi, HTM, dan Jam Buka". Orami. 2024-10-25. Diakses tanggal 2025-06-04.
  20. ^ Wanadriani Santosa, Lia (2024-06-05). "Ini tiga museum di Jakarta untuk bangkitkan nasionalisme". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  21. ^ a b c d e Septiyani, Kistin; Widyanti, Ni Nyoman Wira (2022-10-27). "4 Koleksi Menarik Museum Sumpah Pemuda, Ada Biola W.R. Supratman". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-06-04.
  22. ^ "BANGUNAN BERSEJARAH: JAKARTA". BANGUNAN BERSEJARAH. Diakses tanggal 2025-06-04.
  23. ^ a b c d "Pernah Kunjungi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta Pusat? Begini Isi dan Sejarahnya - Tribunjateng.com". jateng.tribunnews.com. Diakses tanggal 2025-06-04.
  24. ^ a b c d "Pernah Kunjungi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta Pusat? Begini Isi dan Sejarahnya - Halaman all - Tribunjateng.com". jateng.tribunnews.com. Diakses tanggal 2025-06-04.
  25. ^ "BANGUNAN BERSEJARAH: JAKARTA". BANGUNAN BERSEJARAH. Diakses tanggal 2025-06-04.
  26. ^ a b c d e f g h i j k Nugroho, Agus (2010). Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda (PDF). Repositori Kemdikbud. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  27. ^ a b c d e f g h i j k l "BANGUNAN BERSEJARAH: JAKARTA". BANGUNAN BERSEJARAH. Diakses tanggal 2025-06-04.
  28. ^ "Museum Sumpah Pemuda: Belajar dan Mengenang Semangat Para Pemuda Melawan Penjajahan - Tribunnews.com". m.tribunnews.com. Diakses tanggal 2025-06-04.
  29. ^ "Kongres Pemuda Pertama 1926". Kompaspedia. 2020-11-05. Diakses tanggal 2025-06-04.
  30. ^ a b c d e "Museum Sumpah Pemuda menjadi Sajian Sejarah yang Menarik". DKYLB - Sahabat dan Milik Pembaca. Diakses tanggal 2025-06-04.
  31. ^ antaranews.com (2024-08-01). "Masuk Museum Batik Indonesia gratis". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.

Pranala luar

sunting