Gangguan menimbun atau disebut juga penimbunan kompulsif adalah suatu gangguan yang ditandai dengan akumulasi dari keinginan untuk menyimpan berbagai barang yang tidak penting dan terlihat tidak berguna, yang menyebabkan stres atau bahkan membuat sulit untuk merasa nyaman dan aman di lingkungan tempat tinggal.[3] Dalam gangguan menimbun, setiap usaha atau dorongan dari orang lain untuk mengurangi atau membuang timbunan dapat menimbulkan rasa cemas yang ekstrim bagi pengidap.[4]

Gangguan Menimbun
Compulsive hoarding in an apartment
Informasi umum
Nama lainPenimbunan Kompulsif
SpesialisasiPsikiatri, psikologi klinis
Penyebabbelum jelas; kemungkinan masalah kognitif, genetik, dan pengalaman dalam masa perkembangan.
Faktor risikopengalaman traumatis[1]
DurasiKronis
DiagnosisICD-10-CM Code F42.3
Perawatanpsikoterapi, CBT
Prognosisprogresif
Prevalensi2-5% dari populasi Britania Raya; Lebih dari 6% di Amerika Serikat;[2]

Gangguan menimbun dengan gangguan obsesif kompulsif atau OCD (obsessive compulsive disorder) memiliki hubungan yang dekat dan memiliki kemiripan dalam ciri perilaku kompuslif. Namun, gangguan menimbun dikategorikan sebagai jenis gangguan tersendiri dan bukan bagian dari OCD.[3]

Seseorang dengan gangguan menimbun dapat memiliki simtom yang lebih banyak dalam kecemasan dan depresi, prevalensi gangguan kecemasan yang lebih besar, terutama dalam gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder, GAD) dan fobia sosial, serta memiliki keberfungsian yang lebih buruk.[5][6][7] Terdapat pula faktor-faktor lain yang dapat terhubung dengan gangguan menimbun seperti kecanduan alkohol, paranoid, gangguan skizotipal dan kepribadian mengindar.[8]

Diagnosis sunting

Dalam DSM-5, gangguan menimbun termasuk dalam kategori 'Gangguan Obsesif Kompulsif dan Gangguan Terkait'.[9] Dalam DSM-5 gangguan menimbun memiliki kode 300.3 dan dalam ICD-10 memiliki kode F42.3.

Penyebab sunting

Faktor penyebab yang mendasari perilaku menimbun secara kompulsif masih terus dipelajari dan diteliti. Dasar neurologis menjadi salah satu hal yang tengah diteliti untuk melihat lebih lanjut keterkaitan dengan faktor penyebab gangguan menimbun.[3] Dari sisi neurologis, seorang penimbun menunjukkan pola aktivasi yang tidak biasa pada setiap bagian otak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pengendalian diri ketika ia berpikir tentang mengolah dan membuang barang-barang.[10]

Faktor aetiologis lainnya dalam model kognitif perilaku terkait gangguan menimbun mencakup kesulitan memproses informasi, keterikatan maladaptif terhadap kepemilikan, keyakinan yang salah tentang sifat alami kepemilikan dan masalah mood. Pengalaman perkembangan penimbun seperti lingkungan keluarga, terutama dalam rentang perkembangan awal seseorang, dipandang dapat menjadi faktor pula dalam model tambahan.[11] Kejadian yang traumatis juga dapat menjadi salah satu faktor risiko munculnya gangguan menimbun.[12]

Penanganan sunting

Gangguan menimbun dipandang sulit untuk ditangani.[3] Terdapat 2,5% populasi yang memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan menimbun memiliki kondisi yang kompleks dan penangan yang sulit.[13]

Salah satu penanganan yang menunjukkan bukti yang menjanjikan dalam perawatan gangguan menimbun adalah terapi kognitif perilaku atau CBT (cognitive behavioral therapy). CBT dapat menjadi penanganan dalam membantu untuk mengubah keyakinan maladaptif terkait keharusan menimbun.[14]

Referensi sunting

  1. ^ Cromer, Kiara R.; Schmidt, Norman B.; Murphy, Dennis L. (1 November 2007). "Do traumatic events influence the clinical expression of compulsive hoarding?". Behaviour Research and Therapy. 45 (11): 2581–92. doi:10.1016/j.brat.2007.06.005. PMID 17673166. 
  2. ^ Solovitch, Sara (April 11, 2016). "Hoarding is a serious disorder – and it's only getting worse in the U.S." The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-07. Diakses tanggal 17 March 2019. 
  3. ^ a b c d Nevid, Jeffrey S. (2014). Abnormal psychology in a changing world [Psikologi Abnormal, di Dunia yang Terus Berubah (Jilid 1)]. Diterjemahkan oleh Yuniarti, Kartika. Spencer A. Rathus, Beverly Greene (edisi ke-9). Jakarta: Penerbit Erlangga. ISBN 9786024348250. OCLC 844373038. 
  4. ^ "APA Dictionary of Psychology". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-27. Diakses tanggal 2022-02-01. 
  5. ^ Frost, Randy O.; Steketee, Gail; Williams, Lauren F.; Warren, Ricks (2000-11-01). "Mood, personality disorder symptoms and disability in obsessive compulsive hoarders: a comparison with clinical and nonclinical controls". Behaviour Research and Therapy (dalam bahasa Inggris). 38 (11): 1071–1081. doi:10.1016/S0005-7967(99)00137-0. ISSN 0005-7967. 
  6. ^ Samuels, J.; Joseph Bienvenu III, O.; Riddle, M. A.; Cullen, B. A. M.; Grados, M. A.; Liang, K. -Y.; Hoehn-Saric, R.; Nestadt, G. (2002-05-01). "Hoarding in obsessive compulsive disorder: results from a case-control study". Behaviour Research and Therapy (dalam bahasa Inggris). 40 (5): 517–528. doi:10.1016/S0005-7967(01)00026-2. ISSN 0005-7967. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-11. Diakses tanggal 2022-02-01. 
  7. ^ Samuels, Jack; Eaton, William W.; Bienvenu, O. Joseph; Brown, Clayton H.; Costa, Paul T.; Nestadt, Gerald (2002-06). "Prevalence and correlates of personality disorders in a community sample". The British Journal of Psychiatry (dalam bahasa Inggris). 180 (6): 536–542. doi:10.1192/bjp.180.6.536. ISSN 0007-1250. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-25. Diakses tanggal 2022-02-01. 
  8. ^ Samuels, Jack F.; Bienvenu, O. Joseph; Grados, Marco A.; Cullen, Bernadette; Riddle, Mark A.; Liang, Kung-yee; Eaton, William W.; Nestadt, Gerald (2008-07-01). "Prevalence and correlates of hoarding behavior in a community-based sample". Behaviour Research and Therapy (dalam bahasa Inggris). 46 (7): 836–844. doi:10.1016/j.brat.2008.04.004. ISSN 0005-7967. PMC 2483957 . PMID 18495084. 
  9. ^ Association, American Psychiatric (2013-05-22). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5®) (dalam bahasa Inggris). American Psychiatric Pub. ISBN 978-0-89042-557-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2022-02-01. 
  10. ^ Tolin, David F.; Stevens, Michael C.; Nave, Andrea; Villavicencio, Anna L.; Morrison, Samantha (2012-07-01). "Neural mechanisms of cognitive behavioral therapy response in Hoarding Disorder: A pilot study". Journal of Obsessive-Compulsive and Related Disorders (dalam bahasa Inggris). 1 (3): 180–188. doi:10.1016/j.jocrd.2012.04.001. ISSN 2211-3649. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-01. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  11. ^ Kyrios, Michael; Mogan, Christopher; Moulding, Richard; Frost, Randy O.; Yap, Keong; Fassnacht, Daniel B. (2018-03). "The cognitive-behavioural model of hoarding disorder: Evidence from clinical and non-clinical cohorts". Clinical Psychology & Psychotherapy (dalam bahasa Inggris). 25 (2): 311–321. doi:10.1002/cpp.2164. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-27. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  12. ^ Cromer, Kiara R.; Schmidt, Norman B.; Murphy, Dennis L. (2007-11-01). "Do traumatic events influence the clinical expression of compulsive hoarding?". Behaviour Research and Therapy (dalam bahasa Inggris). 45 (11): 2581–2592. doi:10.1016/j.brat.2007.06.005. ISSN 0005-7967. 
  13. ^ Postlethwaite, Adam; Kellett, Stephen; Mataix-Cols, David (2019-09-01). "Prevalence of Hoarding Disorder: A systematic review and meta-analysis". Journal of Affective Disorders (dalam bahasa Inggris). 256: 309–316. doi:10.1016/j.jad.2019.06.004. ISSN 0165-0327. 
  14. ^ Williams, Monnica; Viscusi, Jenifer A. (2016-03-03). "Hoarding Disorder and a Systematic Review of Treatment with Cognitive Behavioral Therapy". Cognitive Behaviour Therapy. 45 (2): 93–110. doi:10.1080/16506073.2015.1133697. ISSN 1650-6073. PMID 26795499. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2022-02-02.