Fundamentalisme Islam diartikan sebagai gerakan umat Muslim yang ingin kembali ke masa lampau dan berniat mengembalikan nilai fundamental agama[1] dan hidup mirip seperti gaya hidup nabi Muhammad dan para sahabat Nabi. Kaum fundamentalis Islam menggunakan "tafsiran harfiah dan orisinalis" terhadap sumber-sumber primer Islam (Al-Quran dan Sunnah),[2] untuk menyingkirkan (apa yang mereka anggap) pengaruh-pengaruh non-Islam yang "merusak" dari setiap bagian dari kehidupan mereka[3] dan memandang "fundamentalisme Islam" sebagai istilah ejekan yang dipakai oleh orang luar untuk kebangkitan Islam dan kegiatan Islamis.[4]
- Ahmed, Akbar S.; Donnan, Hastings (1994). Islam, globalization, and postmodernity – Google Books. Psychology Press.
- Appleby, R. Scott (1993). Fundamentalisms and Society: Reclaiming the Sciences, the Family, and Education. University of Chicago Press.
- Cooper, William Wager; Yue, Piyu (2008). Challenges of the Muslim World: Present, Future and Past. Emerald Group Publishing.
- Dreyfuss, Robert (2006). Devil's Game: How the United States Helped Unleash Fundamentalist Islam. Macmillan.
- Roy, Olivier (1994). The Failure of Political Islam. Harvard University Press.
- Ariel Francais, Islam radical et nouvel ordre impérial, L'Harmattan, 2007.
- Roy, Olivier (1994). The Failure of Political Islam. Harvard University Press. Diakses tanggal 2 April 2015.
Bacaan tambahanSunting
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan |