Franz Magnis-Suseno

pastor Katolik, filsuf dan budayawan Indonesia
(Dialihkan dari Frans Magnis Suseno)

R.P. Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ (dikenal sebagai Romo Magnis; lahir 26 Mei 1936) adalah seorang imam Katolik, pengajar filsafat, dan juga penulis. Magnis merupakan anggota Serikat Yesus. Ia mulai berkarya di Indonesia sejak 1961 sebagai seorang misionaris. Pada tahun 1977, ia menjadi warganegara Indonesia. Ia mempelajari filsafat, teologi dan teori politik di Pullach, Yogyakarta dan München, mengambil doktorat dalam filsafat 1973 dari Universitas München dan sejak 1969 menjadi dosen tetap dan guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.


Franz Magnis-Suseno

Franz Magnis-Suseno
Imamat
Tahbisan imam
31 Juli 1967[1]
(57 tahun, 72 hari)
oleh Justinus Darmojuwono
Informasi pribadi
Nama lahirMaria Franz Ferdinand Graf von Magnis
Lahir26 Mei 1936 (umur 88)
Nurnberg, Bavaria, Jerman
KewarganegaraanIndonesia
Pekerjaan

Riwayat Hidup

sunting

Franz Magnis-Suseno lahir pada tanggal 26 Mei 1936 di Nurnberg, Jerman, dengan nama Franz Graf von Magnis dari pasangan Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Gräfin von Magnis né Prinzessin zu Löwenstein. Sesudah lulus gymnasium di Kolese Yesuit di St. Blasien 1955 ia masuk Ordo Serikat Yesus (Yesuit). Sesudah studi filsafat di Pullach ia 1961 pindah ke Indonesia. Di sana ia belajar bahasa Jawa dan bahasa Indonesia di Girisonta, Jawa Tengah. Pada Bulan April 1962, ia menjadi pengurus asrama siswa dan guru agama di Kolese Kanisius di Jakarta. 1964 sampai 1968 ia studi teologi di Yogyakarta. 1967 ia ditahbiskan imam oleh Kardinal Justinus Darmojuwono. 1968 ia ditugaskan ikut membangun suatu tempat studi filsafat di Jakarta yang kemudian diberi nama Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (diambil dari nama mendiang R.P. Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, SJ). Sekolah Tinggi itu membuka kuliahnya pada tahun 1969 dengan delapan mahasiswa. Sekarang, jumlah mahasiswa hampir 400 orang, baik di tingkat sarjana, magister maupun doktor.

Dari tahun 1971 sampai 1973, ia studi doktor di Ludwig-Maximilian-Universitas di München dan dipromosi dengan disertasi tentang Karl Marx. Ia kemudian memberi kuliah tentang etika dan filsafat politik dan menjabat sebagai sekretaris eksekutif di STF Driyarkara. Sejak 1975, ia juga mengajar di Universitas Indonesia dan kemudian selama sembilan tahun di Universitas Katolik Parahyangan di Bandung. Pada tahun 1977, ia memperoleh kewarganegaraan Indonesia dan sejak itu menamakan diri Franz Magnis-Suseno. Beberapa kali ia memberi kuliah tentang etika Jawa selama satu semester di Geschwister-Scholl-Institut Universitas Ludwig-Maximilian dan di Hochschule für Philosophie di München) dan di Fakultas Teologi Universitas Innsbruck. Dari tahun 1988 sampai 1998 ia menjabat sebagai Ketua STF Driyarkara dan 1995 - 2005 sebagai Direktur Program Pascasarjana yang menawarkan studi magister dan doktor. 2000 ia diterima sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2002 ia menerima Doktor honoris causa dari Fakultas Teologi Universitas Luzern (Swis). 2008 - 2017 ia menjabat sebagi Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Driyarkara, penyelenggara STF Driyarkara.

Magnis-Suseno banyak memberi prasaran dan ceramah, muncul dalam talkshows di TV dan aktif dalam dialog antar agama. Sampai sekarang menulis lebih dari 700 karangan populer maupun ilmiah serta 44 buku, kebanyakan dalam bahasa Indonesia, terutama di bidang etika, filsafat politik, alam pikiran Jawa dan filsafat ketuhanan.

Tanda Kehormatan

sunting

Dalam Negeri

sunting

Luar Negeri

sunting

Karya Tulis

sunting
  • 1975 Normative Voraussetzungen im Denken des jungen Marx, München: Alber.
  • 1981 Javanische Weisheit und Ethik, München/Wien:Oldenbourg.
  • 1984 Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi, Jakarta: Gramedia.
  • 1986 Kuasa dan Moral Jakarta: Gramedia.
  • 1989 Neue Schwingen für Garuda. Indonesien zwischen Tradition und Moderne, München: Peter Kindt.
  • 1989 Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius.
  • 1991 Wayang dan Panggilan Manusia Jakarta: Gramedia.
  • 1992 Filsafat Sebagai Ilmu Kritis Yogyakarta: Kanisius.
  • 1995 Mencari Sosok Demokrasi. Sebuah Telaah Filosofis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • 1999 Pemikiran Karl Marx. Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • 2003 Dalam Bayang-bayang Lenin. Enam Pemikir Marxisme dari Lenin Sampai Tan Malaka, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • 2005 Pijar-pijar Filsafat. Dari Gatholoco ke Filsafat Perempuan, dari Adam Müller ke Postmodernisme, Yogyakarta: Kanisius.
  • 2006 Menalar Tuhan, Yogyakarta: Kanisius.
  • 2013 Dari Mao ke Marcuse: Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • 2015 Garuda im Aufwind. Das moderne Indonesien, Bonn: Dietz Nachf.
  • 2016 Etika Politik. Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • 2017 Katolik Itu Apa? Sosok – Ajaran – Kesaksiannya, Yogyakarta: Kanisius.
  • 2020 Menggereja Di Indonesia: Percikan Kekatolikan Sekarang, Yogyakarta: Kanisius.
  • 2021 Demokrasi – Agama – Pancasila: Catatan Sekitar Perpolitikan Indonesia Now, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
  • 2021 Keagamaan Masa Depan – Modernitas – Filsafat: Harkat Kemanusiaan Indonesia Dalam Tantangan, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
  • 2023 Iman dalam Tantangan: Apa Kita Masih Dapat Percaya Pada "Yang di Seberang?", Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Referensi

  1. ^ (Inggris) Salazar, Marlies. (2015). «Dialog, Kritik, Mission Franz Magnis-Suseno, Ein indonesischer Jesuit aus Deutschland». Archipel. 89. Diakses pada 3 Juli 2019
  2. ^ Daftar WNI Yang Memperoleh Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 2004 - Sekarang (PDF). Diakses tanggal 25 Agustus 2021. 
  3. ^ "Infodienst Indonesien und Ost-Timor, Nr.3, Mai 2001". web.archive.org. 2015-07-25. Diakses tanggal 2024-01-28. 

Pranala luar

sunting