Faktor risiko

variabel yang diasosiasikan dengan peningkatan risiko penyakit

Dalam epidemiologi, faktor risiko adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan peningkatan risiko suatu penyakit atau infeksi tertentu.[1] Sebagai contoh, konsumsi makanan yang mengandung vitamin C yang rendah merupakan faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan skorbut. Istilah determinan kesehatan sering kali digunakan sebagai sinonim faktor risiko karena kurangnya harmonisasi lintas disiplin ilmiah. Dalam konteks kebijakan kesehatan, determinan adalah risiko kesehatan yang bersifat umum, abstrak, berkaitan dengan ketidaksetaraan dan sulit dikendalikan oleh individu.[2][3]

Diagram faktor risiko diabetes melitus berdasarkan jenis kelamin di India

Faktor risiko bersifat korelasional dan belum tentu kausal, karena korelasi tidak membuktikan hubungan sebab-akibat. Misalnya, usia muda tidak bisa disebut menyebabkan campak, tetapi orang berusia muda memiliki kasus campak yang lebih tinggi. Metode-metode statistika sering digunakan untuk menilai kekuatan hubungan antara faktor risiko dan penyakit, serta untuk memberikan bukti kausal (misalnya dalam studi tentang hubungan antara merokok dan kanker paru-paru). Bersama dengan cabang-cabang biologi, analisis statistik dapat menetapkan bahwa faktor risiko merupakan penyebab penyakit. Jika dilakukan dengan cermat dan berdasarkan penelitian, identifikasi faktor risiko dapat digunakan sebagai strategi untuk menjalankan penapisan medis.[4]

Kajian epidemiologis digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko suatu penyakit. Asosiasi antara suatu faktor dengan suatu penyakit diidentifikasi dengan analisis statistik, misalnya dengan uji khi-kuadrat. Jika faktor memiliki asosiasi dengan penyakit, kekuatan asosiasinya dapat diketahui dengan menghitung risiko relatif dan/atau rasio odds. Parameter lain yang digunakan di antaranya adalah perbedaan risiko.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Parritz, Robin Hornik (2018). Disorders of Childhood: Development and Psychopathology. Michael F. Troy (edisi ke-3). Boston, MA: Cengage Learning. hlm. 38. ISBN 978-1-337-09811-3. OCLC 960031712. 
  2. ^ Institute of Medicine. Committee on Using Performance Monitoring to Improve Community Health (1997). Improving health in the community : a role for performance monitoring. Jane Durch, Linda A. Bailey, Michael A. Stoto. Washington, D.C.: National Academy Press. ISBN 0-585-02106-6. OCLC 42328814. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-03. Diakses tanggal 2021-06-11. 
  3. ^ "Glossary of terms used for Health Impact Assessment (HIA)". Organisasi Kesehatan Dunia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-11. Diakses tanggal 11 Juni 2021. 
  4. ^ Wald, N.J.; Hackshaw, A.K.; Frost, C.D. (1999). "When can a risk factor be used as a worthwhile screening test?". BMJ. 319 (7224): 1562–1565. doi:10.1136/bmj.319.7224.1562. ISSN 0959-8138. PMC 1117271 . PMID 10591726. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-17. Diakses tanggal 2021-06-11.