Diosdado Macapagal
Diosdado Pangan Macapagal (28 September 1910 – 21 April 1997) adalah politikus Filipina. Ia menjabat sebagai Presiden Filipina ke-9 dan presiden kelima dari republik ketiga. Ia terpilih pada tahun 1961 untuk menggantikan Presiden Carlos P. Garcia. Jabatannya berakhir pada 1965 ketika ia dikalahkan oleh Presiden Ferdinand Marcos. Ia dijuluki "Orang Jujur" (The Incorruptable). Presiden Gloria Macapagal-Arroyo yang menjabat sebagai Presiden Filipina sejak tahun 2001 adalah anak perempuan dari istri keduanya.
Diosdado Macapagal | |
---|---|
Presiden Filipina ke-9 | |
Masa jabatan 30 Desember 1961 – 30 Desember 1965 | |
Wakil Presiden | Emmanuel Pelaez (1961-1965) |
Wakil Presiden Filipina ke-5 | |
Masa jabatan 30 Desember 1957 – 30 Desember 1961 | |
Presiden | Carlos Garcia |
Anggota DPR dari Pampanga di disrik 1 | |
Masa jabatan 1947–1957 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Lubao, Filipina | 28 September 1910
Meninggal | 21 April 1997 Makati City, Filipina | (umur 86)
Partai politik | Partai Liberal |
Suami/istri | Purita de la Rosa (1938–1943) Eva Macaraeg (1946–1996) |
Anak | Cielo Arturo Gloria Diosdado |
Alma mater | Universitas Filipina Universitas Santo Tomas |
Profesi | Pengacara Profesor |
Tanda tangan | |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Awal hidup dan karier
suntingMacapagal lahir di Lubao, Pampanga dari sebuah keluarga miskin, Urbano Macapagal dan Romana Pangan. Ia lulus terbaik dari SD Lubao dan lulus kedua terbaik dari SMA Pampanga. Meskipun keluarganya miskin, berkat bantuan Menteri Dalam Negeri saat itu Honorario Ventura, ia belajar ilmu hukum di Universitas Santo Tomas. Ia berhasil meraih gelar Doktor dalam Hukum Sipil dan Ph.D. dalam ilmu ekonomi di universitas yang sama.
Ia mendapat gelar hukumnya pada 1936. Ia kemudian bekerja sebagai pengacara untuk sebuah perusahaan Amerika di Manila dan menjadi asisten hukum Presiden Manuel L. Quezon. Pada masa pendudukan Jepang selama Perang DuniaII, Macapagal membantu satuan-satuan anti Jepang dan menjadi penghubung intelijen dengan gerilyawan AS. Pada saat itulah istri pertamanya meninggal dunia karena kekurangan gizi. Ia kemudian menikah dengan Evangelina Macaraeg, ibu dari Presiden Gloria Macapagal Arroyo.
Pada tahun 1948, ia menjadi sekretaris dua di Kedutaan Filipina di Washington, DC. Pada tahun 1949, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan dan menjabat hingga 1956. Pada saat itu pula ia tiga kali menjadi wakil Filipina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa
Pada tahun 1957, sebagai anggota Partai Liberal, ia menjadi wakil presiden di bawah Presiden Carlos Garcia dari Partai Nacionalista.
Kepresidenan
suntingMacapagal terpilih sebagai presiden pada tahun 1961 oleh sebuah koalisi antara liberal dan progresif, serta mengalahkan upaya pemilihan kembali Carlos P. Garcia. Ia memusatkan perhatiannya pada upaya-upaya membasmi korupsi dalam pemerintahan. Dalam usahanya untuk merangsang perkembangan ekonomi, ia menerima nasihat dari pendukung-pendukungnya yang kaya dan membiarkan mata uang peso Filipina mengambang dengan mengikuti pasar pertukaran valuta. Kebijakan ini menguras jutaan peso setiap tahunnya dari perbendaharaan negara selama masa pemerintahannya. Upaya-upaya pembaruannya dihalangi oleh Nacionalista, yang mendominasi Dewan Perwakilan dan Senat pada waktu itu. Namun demikian, rata-rata tingkat pertumbuhan PDB pada masa kepresidenan Macapagal adalah 5,15%.
Pada 1962, ketika Amerika Serikat menolak untuk terakhir kalinya klaim-klaim keuangan Filipina atas kehancuran yang ditimbulkan oleh pasukan-pasukan Amerika selama Perang Dunia II, Macapagal mengubah perayaan resmi Hari Kemerdekaan dari 4 Juli (hari ketika AS memberikan kemerdekaan Filipina pada 1946) menjadi 12 Juni (tanggal ketika Emilio Aguinaldo mengumumkan kemerdekaan dari Spanyol pada 1898). Macapagal mengklaim bahwa waktu keputusan untuk mengubah Hari Kemerdekaan Filipina tidaklah didasarkan pada kebencian kepada AS, melainkan lebih sebagai keputusan hukum tentang waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada masa jabatannya, Macapagal juga mengambil keputusan untuk mengakui José P. Laurel, yang dijadikan Presiden Filipina oleh tentara pendudukan Jepang, sebagai presiden resmi negara itu. Sebelum itu, rezim Laurel tidak diakui oleh pemerintahan-pemerintahan Filipina setelah Perang Dunia II, karena dianggap tidak mempunyai status hukum apapun.
Pada 1965, ia dikalahkan dalam pemilu presiden oleh Ferdinand Marcos yang menang besar atasnya. Marcos membangun koalisi konservatif untuk menghalangi pembaruan-pembaruan Macapagal.
Pasca-jabatan sebagai Presiden
suntingPada 1971, Macapagal terpilih sebagai presiden konvensi konstitusional yang merancang apa yang kelak menjadi Konstitusi 1973.
Pada 1979 Macapagal membentuk Uni Nasional untuk Pembebasan untuk menentang rezim Marcos.
Setelah pensiun, Macapagal banyak membaca dan menulis. Ia menulis sejumlah buku, dan menulis sebuah kolom mingguan untuk surat kabar Manila Bulletin.
Diosdado Macapagal meninggal dunia karena gagal jantung, radang paru-paru dan komplikasi ginjal di Makati Medical Center pada 21 April 1997. Ia dikebumikan di Libingan ng mga Bayani.
Lihat juga
suntingSetelah nama Diosdado Macapagal:
Pranala luar
sunting- (Inggris) The Philippine Presidency Project Diarsipkan 2020-02-26 di Wayback Machine.
- (Inggris) Diosdado Macapagal tribute
Rujukan
sunting- Zaide, Gregorio F. (1984). Philippine History and Government. National Bookstore Printing Press.
Kursi majelis | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Amado Yuzon |
Anggota DPR dari Pampanga di disrik 1 1947–1957 |
Diteruskan oleh: Francisco Nepomuceno |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Carlos Garcia |
Wakil Presiden Filipina 1957–1961 |
Diteruskan oleh: Emmanuel Pelaez |
Presiden Filipina 1961–1965 |
Diteruskan oleh: Ferdinand Marcos | |
Jabatan partai politik | ||
Didahului oleh: Eugenio Perez |
Presiden Partai Liberal 1957–1961 |
Diteruskan oleh: Ferdinand Marcos |