Daftar dewa-dewi Romawi

artikel daftar Wikimedia

Dewa-dewi Romawi yang paling dikenal dewasa ini adalah dewa-dewi yang disamakan bangsa Romawi dengan dewa-dewi Yunani yang sebanding (lih. interpretatio graeca). Bangsa Romawi memasukkan mitos-mitos, ikonografi, dan kadang-kadang pula amalan-amalan keagamaan Yunani ke dalam kebudayaan mereka sendiri, antara lain di bidang sastra, seni rupa, dan kehidupan beragama di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Banyak dewa-dewi asli Romawi yang tidak begitu jelas hal-ihwalnya, lantaran hanya nama dan kadang-kadang fungsinya saja yang dapat diketahui dari prasasti dan karya sastra yang sering kali sudah tidak utuh lagi. Ketidakjelasan semacam ini pada khususnya didapati pada dewa-dewi agama purba yang dianut bangsa Romawi sebelum zaman raja-raja, yang diistilahkan sebagai "agama Numa", suatu sistem kepercayaan yang terlestarikan dari abad ke abad atau dihidupkan kembali pada masa pemerintahan Numa Pompilius. Beberapa dewa-dewi purba Romawi memiliki padanan Itali atau Etruskinya, sebagaimana diidentikkan oleh sumber-sumber kuno maupun para peneliti modern. Dewa-dewi yang dipuja di daerah-daerah jajahan Kekaisaran Romawi diberi tafsir-tafsir teologis yang baru berdasarkan kemiripan fungsi atau tabiat dengan dewa-dewi Romawi.

Daftar alfabetis di bawah ini mengikuti pengelompokan dewa-dewi yang dibuat bangsa Romawi sendiri.[1] Untuk amalan memuja kaisar-kaisar Romawi yang dipertuhan (divus), baca artikel pemujaan kaisar.

Gelar dan sebutan sunting

Gelar dan sebutan tertentu dapat saja diberikan kepada lebih dari satu dewata, personifikasi nilai luhur, insan ardadewata, dan divus (insan yang dipertuhan).

Augustus dan Augusta sunting

Augustus, artinya "yang mulia" (bentuk maskulin), adalah sebutan penghormatan sekaligus gelar yang dianugerahkan kepada Oktavianus sebagai tanda pengakuan akan statusnya yang unik, rentang kewenangannya yang luar biasa, dan restu nyata dewata atas kepemimpinannya. Sesudah Oktavianus wafat dan dipertuhan, gelar ini dianugerahkan kepada para penggantinya. Augustus juga menjadi sebuah gelar yang cukup mendunia untuk berbagai macam dewa-dewi rendahan lokal, antara lain para Lares Augusti yang dipuja komunitas-komunitas lokal, dan dewa-dewi daerah jajahan yang tidak begitu jelas semisal Marazgu Augustus di Afrika Utara. Pemberian sebuah gelar yang disandang kaisar kepada dewa-dewi teras maupun rendahan, baik di Roma maupun di daerah-daerah jajahannya, dianggap sebagai tampilan tingkat terbawah dari kultus pemujaan kaisar.

Augusta, bentuk feminin dari Augustus, adalah sebutan takzim dan gelar yang erat kaitannya dengan pertumbuhkembangan dan penyebarluasan kultus pemujaan kaisar. Gelar ini diberikan kepada para permaisuri kaisar Romawi, baik yang masih hidup, yang sudah wafat, maupun yang dipertuhan (diva). Augusta yang pertama adalah Livia, permaisuri Oktavianus. Gelar ini kemudian hari diberikan kepada dewi-dewi kenegaraan, antara lain Bona Dea, Seres, Iuno, Minerva, dan Ops; kepada dewi-dewi rendahan atau lokal; dan kepada dewi-dewi personifikasi nilai luhur seperti Pax dan Viktoria.

Bonus dan Bona sunting

Dalam ideologi kekaisaran, epitet Bonus, artinya "yang baik," dilekatkan kepada dewa-dewi mujarad semisal Bona Fortuna (Peruntungan Baik atau Kemujuran), Bona Mens (Fikrah Baik atau Akal Waras), dan Bona Spes (Harapan Baik atau Optimisme). Pada zaman republik, epitet ini lebih lekat dengan sosok Bona Dea, "Dewi Baik" yang dipuja kaum wanita. Bonus Eventus (Hasil Baik) adalah salah satu dari dua belas dewa-dewi pertanian menurut pujangga Varro, tetapi kemudian hari melambangkan kejayaan atau keberhasilan pada umumnya.[2]

 
Arca Isis Romawi berbahan baku pualam hitam dan putih, dari masa hidup pujangga Apuleius

Caelestis sunting

Sejak pertengahan zaman kekaisaran, gelar Caelestis, artinya "surgawi" atau "samawi", dilekatkan kepada dewi-dewi yang mengejawantahkan aspek-aspek dari satu dewi samawi tertinggi. Dea Caelestis disamakan dengan rasi bintang Virgo (Kanya), yang memegang neraca keadilan. Di dalam novel Metamorphoses karangan Apuleius,[3] tokoh utama Lucius diceritakan berdoa kepada dewi Mesir Helenistis, Isis, selaku Regina Caeli (Rani Samawi), yang konon bermanifestasi pula sebagai Seres, "bunda pemelihara asali"; sebagai Venus Samawi (Venus Caelestis); sebagai "saudari Phoebus", yakni Diana atau Artemis yang dipuja di Efesus; maupun sebagai Proserpina selaku tridewi pratala. Iuno Caelestis adalah versi Romawi dari Tanit, dewi bangsa Kartago.[4]

Menurut kaidah tata bahasa Latin, bentuk tasrifan Caelestis juga dapat dilekatkan pada kata benda maskulin, tetapi sifat "surgawi" atau "samawi" untuk dewa biasanya diungkapkan melalui sinkretisasi dengan Caelus, misalnya Caelus Aeternus Iuppiter (Yupiter Angkasa Abadi).

Invictus sunting

 
Piagam darmabakti seorang legiuner Romawi di Panonia kepada Deus Invictus[5]

Invictus, artinya "tak tertaklukkan" atau "tak terkalahkan", digunakan sebagai salah satu epitet ketuhanan pada awal abad ke 3 SM. Pada zaman kekaisaran, epitet ini mengungkapkan sifat tidak terkalahkan dari dewa-dewa yang dipuja secara resmi, seperti Yupiter, Mars, Herkules, dan Sol. Pada inskripsi uang logam, penanggalan, dan inskripsi-inskripsi lain, Merkurius, Saturnus, Silvanus, Fons, Serapis, Sabazius, Apolo, dan Genius juga digelari Invictus. Pujangga Cicero menganggapnya sebagai epitet yang lumrah bagi Yupiter, yang mungkin sekali merupakan sinonim dari gelar Omnipotens bagi dewa itu. Invictus juga dipakai di dalam pemujaan-pemujaan rahasia terhadap Mitras.[6]

Mater dan Pater sunting

Mater, artinya "ibu", adalah sebutan takzim sebagai tanda hormat kepada wewenang maupun fungsi-fungsi keibuan para dewi, dan tidak semata-mata bermakna "ibu dari" seseorang atau sesuatu. Contoh-contoh tertua adalah Terra Mater (Ibu Pertiwi) dan Mater Larum (Ibu para Lares). Vesta, dewi kemurnian, yang biasanya dibayangkan sebagai seorang perawan, justru dihormati sebagai Mater. Dewi yang disebut Stata Mater adalah dewata persimpangan (dewa-dewi yang dipuja di simpang jalan) yang dianggap berjasa mencegah kebakaran di kota Roma.[7]

Sejak pertengahan zaman kekaisaran, permaisuri kaisar yang sedang menjabat dihormati sebagai Mater castrorum et senatus et patriae (ibunda perkemahan-perkemahan prajurit, senatus, dan tanah air). Pasukan berkuda (auxilia) Galia dan Jermani di dalam angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi secara teratur mendirikan altar-altar pemujaan "para ibunda tanah lapang" (Campestres, dari kata campus, "tanah lapang," dengan gelar Matres atau Matronae).[8] Baca juga Magna Mater di bawah.

Para dewa disebut Pater, artinya "bapak", untuk menonjolkan keutamaan dan pemeliharaan mereka, ibarat perhatian ayah kepada anaknya, sekaligus sebagai tanda bakti pemujanya, ibarat bakti anak kepada ayahnya. Pater didapati sebagai epitet sejumlah dewa, antara lain Dis, Yupiter, Mars, dan Liber.

Magna Mater sunting

Magna Mater, artinya "ibu agung", adalah gelar yang diberikan kepada Kibele di Roma. Beberapa sumber pustaka Romawi menggunakan istilah yang sama untuk menggelari Maia dan dewi-dewi lain.[9]

Kelompok dewa-dewi sunting

Bahkan pada saat menyeru dewa-dewi, yang pada umumnya mengharuskan penyebutan nama dewa atau dewi yang bersangkutan secara tepat, bangsa Romawi kadang-kadang menyebut nama kelompok yang mencakup beberapa dewa-dewi sekaligus, alih-alih menyebut nama dewa-dewi tersebut satu per satu. Beberapa kelompok dewata, misalnya Camenae dan Parcae, diduga beranggotakan dewa-dewi dalam jumlah terbatas, kendati angkanya mungkin saja tidak konsisten dari zaman ke zaman dan dari karya tulis ke karya tulis. Meskipun demikian, dewa-dewi di dalam kelompok-kelompok berikut ini tidak tertentu jumlahnya.

Tiga kelompok dewa-dewi menurut alamnya sunting

Pujangga Varro memilah dewa-dewi Romawi menjadi tiga golongan menurut alamnya, yaitu langit, bumi, dan pratala:

  • Di superi, artinya "dewa-dewi yang ada di atas" atau "dewa-dewi samawi". Altar pemujaan dewa-dewi samawi disebut altar (jamak: altaria).[10]
  • Di terrestres, artinya "dewa-dewi duniawi". Altar pemujaan dewa-dewi duniawi disebut ara (jamak: arae).
  • Di inferi, artinya "dewa-dewi yang ada di bawah" atau "dewa-dewi pratala". Altar pemujaan dewa-dewi pratala disebut focus (jamak: foci), yakni tungku tanah atau pendiangan yang dibuat khusus untuk upacara pemujaan.

Yang lebih lazim adalah kontras dualistis antara superi dan inferi.

Di indigetes dan novensiles sunting

Di indigetes, menurut dugaan Georg Wissowa, adalah dewa-dewi pribumi Roma, kontras dengan di novensides atau novensiles, "dewa-dewi pendatang baru". Kendati demikian, tidak ada sumber kuno yang menyajikan dikotomi semacam ini, yang juga tidak berterima umum di kalangan sarjana abad ke-21. Arti epitet indiges (bentuk tunggal dari indigetes) tidak kunjung disepakati para sarjana, sementara epitet noven mungkin saja berarti "sembilan" (novem) alih-alih "baru".

Daftar dewa-dewi Romawi sunting

Tridewata sunting

Kelompok dua belas sunting

Lectisternium dari tahun 217 SM sunting

Lectisternium adalah acara perjamuan yang diselenggarakan bagi dewa-dewi. Dalam acara ini, citra-citra dewa-dewi ditakhtakan di atas katil makan (hadirin dalam acara perjamuan Romawi tidak duduk di kursi melainkan berbaring di katil), seakan-akan hadir dan menikmati jamuan. Dalam uraiannya tentang lectisternium dua belas dewa-dewi besar pada tahun 217 SM, Livius, sejarawan zaman Agustus, mencantumkan nama dewa-dewi tersebut secara berpasang-pasangan:[13]

Tindakan memasangkan dewa-dewi semacam ini, maupun pengaruh antropomorfis dari mitologi Yunani, menimbulkan suatu kecenderungan di bidang kesusastraan Latin untuk menampilkan dewa-dewi sebagai pasangan "suami istri" atau sepasang kekasih (misalnya pasangan Venus-Mars).

 
Di Consentes di atas altar

Dii Consentes sunting

Pujangga Varro menggunakan istilah Dii Consentes sebagai nama kelompok bagi dua belas dewa-dewi yang arcanya disepuh emas dan ditempatkan di forum (alun-alun). Dewa-dewi tersebut juga digambarkan berpasang-pasangan.[14] Meskipun nama-namanya tidak disebutkan, diduga dewa-dewi yang dimaksud adalah dua belas dewa-dewi besar yang dipuja dalam upacara lectisternium. Salah satu fragmen karya tulis Enius, pujangga yang hidup pada masa kemunculan upacara lectisternium, memuat daftar dua belas dewa-dewi lectisternium dengan nama yang sama tetapi dalam urutan yang berbeda dari daftar yang disusun pujangga Livius, yaitu Yuno, Vesta, Minerva, Seres, Diana, Venus, Mars, Merkurius, Yupiter, Neptunus, Vulkanus, Apolo.[15]

Dii Consentes kadang-kadang dipandang sebagai padanan Romawi untuk dewa-dewi Olimpos Yunani. Kata consentes dapat ditafsirkan macam-macam, tetapi lazimnya dianggap mengisyaratkan bahwa dewa-dewi tersebut membentuk suatu dewan atau majelis permusyawaratan dewa-dewi.

Di Flaminales sunting

Tiga dewa yang diupacarai para flamen utama[16] sunting

Dua belas dewa-dewi yang diupacarai para flamen rendahan sunting

Di selecti sunting

Pujangga Varro[18] menyajikan daftar 20 dewa-dewi utama di dalam kepercayaan bangsa Romawi:

Dewa-dewi bangsa Sabini sunting

Pujangga Varro, yang masih berdarah Sabini, menyajikan daftar dewa-dewi bangsa Sabini yang diadopsi bangsa Romawi:

 
Livia, permaisuri Kaisar Agustus, dengan penampilan Dewi Ops.

Daftar alfabetis sunting

A sunting

 
Mosaik Apolo "pembantai bengkarung" dari Afrika jajahan Romawi
  • Abundantia, dewi personifikasi kelimpahan dan kemakmuran.
  • Acca Larentia, diva yang rumit makna dan asal-usulnya; perayaan Larentalia diselenggarakan untuk memuliakannya.
  • Acis, dewa Sungai Acis di Sisilia.
  • Aerecura, dewi yang mungkin sekali berasal dari bangsa mitologi Kelt, dikaitkan dengan pratala dan disamakan dengan Proserpina.
  • Aequitas, dewi personifikasi nilai luhur keadilan atau kesetaraan.
  • Aesculapius, padanan Romawi untuk Asklepios, dewa kesehatan dan pengobatan.
  • Aeternitas, dewi personifikasi keabadian.
  • Aeon, dewa siklus masa atau waktu yang tidak terbatas; dewa Helenistis; berkaitan dengan konsep aevum atau saeculum
  • Aius Locutius, suara dewata yang memperingatkan bangsa Romawi akan ancaman invasi bangsa Galia.
  • Alernus atau Elernus (kemungkinan besar Helernus), dewa purba pemilik hutan keramat (lucus) di dekat Sungai Tiber. Hanya pujangga Ovidus yang menyebut namanya.[22] Hutan keramat tersebut adalah tempat lahir Peri Cranea. Meskipun jati diri dewa ini agak kabur, para imam negara tetap melaksanakan upacara pemujaan (sacra) di hutan keramatnya pada masa pemerintahan Kaisar Agustus.[23] Alernus mungkin tergolong dewa pratala, jika kurban yang tepat baginya adalah seekor lembu jantan hitam, karena hewan kurban (victima) dengan warna kulit gelap biasanya dipersembahkan kepada dewa-dewi pratala.[24] Menurut Dumézil, Alernus adalah dewa kacang-kacangan.[25]
  • Angerona, dewi pelepasan dari kesakitan dan duka nestapa.
  • Angitia, dewi yang dikait-kaitkan dengan ular dan Medea.
  • Anna Perenna, dewi purba "perputaran tahun"; hari peringatannya dirayakan setiap tanggal 15 Maret.
  • Annona, the divine personification of the grain supply to the city of Rome.
  • Antevorta, dewi masa depan; salah satu dari Camenae; juga disebut Porrima.
  • Apolo, dewa seni puisi, seni musik, dan seni meramal; salah satu Dii Consentes.
  • Arimanius, salah satu dewa agama Mitra yang tidak jelas diketahui.
  • Aura, kerap disebut dalam bentuk jamak Aurae, artinya "angin sepoi-sepoi" atau "hawa sejuk pagi hari".
  • Aurora, dewi fajar.
  • Averruncus, salah satu dewa yang dipuja supaya memberi peringatan sebelum malapetaka datang melanda.

B sunting

 
Bacchus dari Spanyol jajahan Romawi, abad ke-2
  • Bacchus, dewa minuman anggur, kesenangan berahi, dan kebenaran, mula-mula merupakan nama kultus pemujaan dewa Yunani Dionisos dan diidentikkan dengan dewa Romawi Liber.
  • Bellona atau Duellona, dewi perang.
  • Bona Dea, "dewi kaum hawa"[26] memiliki fungsi-fungsi yang berkaitan dengan kesuburan, penyembuhan, dan kemurnian.
  • Bonus Eventus, dewa personifikasi "Hasil Baik".
  • Bubona, dewi ternak.

C sunting

  • Caca, dewi api zaman purba dan "proto-Vesta";[27] saudari Cacus.
  • Cacus, mula-mula adalah dewa api zaman purba, kemudian hari dianggap seorang raksasa.
  • Caelus, dewa angkasa sebelum Yupiter.
  • Camenae, dewi-dewi yang dikaitkan dengan berbagai hal, antara lain air tawar, nubuat, dan persalinan. Ada empat Camenae, yakni Carmenta, Egeria, Antevorta, dan Postvorta.
  • Cardea, dewi sekeri (cardo), disebut pujangga Ovidius dengan nama Carna (di bawah)
  • Carmenta, dewi persalinan dan nubuat, diupacarai seorang flamen minor. Ketua dewi-dewi Camenae.
  • Carmentes, dua dewi persalinan, Antevorta dan Postvorta atau Porrima, masa depan dan masa silam.
  • Carna, dewi yang memelihara kesehatan jantung dan dalaman lainnya.
  • Ceres, dewi panen dan ibu dari Proserpina, salah satu Dii Consentes. Padanan Romawi untuk dewi Yunani Demeter.
  • Clementia, dewi ampunan dan belas kasihan.
  • Cloacina, dewi pengageng jaringan selokan di Roma; disamakan dengan Venus.
  • Concordia, dewi mufakat, kesepahaman, dan kerukunan rumah tangga.
  • Consus, dewa pratala pelindung lumbung gandum.
  • Cupid, dewa asmara Romawi. Putra Venus, dan sejajar dengan dewa Yunani Eros.
  • Cura, personifikasi kepedulian dan keprihatinan, yang menurut satu sumber tunggal[28] menciptakan manusia dari lempung.
  • Cybele, salah satu dewi impor yang disamakan dengan Magna Mater

D sunting

  • Dea Dia, dewi pertumbuhan.
  • Dea Tacita ("Dewi Bisu"), salah satu dewi orang mati; kemudian hari disamakan dengan dewi bumi Larenta.
  • Decima, dewi rendahan, salah satu dari Parcae (padanan Romawi untuk Moirai). Pengukur benang hayat, padanan Yunaninya adalah Lakhesis.
 
Diana Nemorensis pada sekeping denarius
  • Devera atau Deverra, dewi pengageng sapu-sapu yang dipakai untuk membersihkan kuil sebagai persiapan penyelenggaraan berbagai macam ibadat pemujaan, kurban, maupun perayaan; dewi ini melindungi para bidan dan perempuan yang sedang bersalin.
  • Diana, dewi perburuan, bulan, keperawanan, dan persalinan, saudari kermbar Apolo dan salah satu dari Dii Consentes.
  • Diana Nemorensis, versi lokal dari Diana. Padanan Romawi untuk dewi Yunani Artemis
  • Discordia, personifikasi perselisihan dan pertengkaran. Padanan Romawi untuk dewi Yunani Eris
  • Dius Fidius, dewa sumpah, dikaitkan dengan Yupiter.
  • Di inferi, dewa-dewi maut dan pratala.
  • Disciplina, personifikasi kedisiplinan.
  • Dis Pater atau Dispater, dewa kekayaan dan pratala; mungkin terjemahan dari kata Yunani Plouton (Pluto).

E sunting

 
Epona, dewi kuda Galia-Romawi
  • Egeria, peri atau dewi air, kemudian hari dianggap sebagai salah satu dari para Camenae.
  • Empanda atau Panda, dewi yang kuilnya tidak pernah dekat dengan orang-orang yang mencari keberkahan.
  • Epona, dewi kuda dan kemahiran berkuda Galia-Romawi, lazimnya diduga berasal dari kebudayaan Kelt.

F sunting

  • Falacer, dewa yang agak kabur jati dirinya. Diupacarai seorang flamen minor.
  • Fama, dewi ketenaran dan desas-desus.
  • Fascinus, dewa lingga yang melindungi pemujanya dari invidia (dengki) dan mata jahat.
  • Fauna, dewi nubuat, tetapi mungkin juga salah satu gelar dari dewi-dewi lain, misalnya Maia.
  • Faunus, dewa kawanan ternak.
  • Faustitas, dewa pelindung ternak dan ternak gembalaan.
  • Februus, dewa bangsa Etruski yang menjadi asal-usul nama bulan Februari; berkaitan dengan pemurnian
  • Febris, "demam," dewa yang berkuasa menimbulkan atau mencegah demam dan malaria.
  • Fecunditas, personifikasi kesuburan.
  • Felicitas, personifikasi kemujuran dan keberhasilan.
  • Ferentina, dewi pelindung kota Ferentinum, Latium, pelindung persemakmuran Latin.
  • Feronia, dewi yang berkaitan dengan padang belantara, golongan plebs, para mantan budak, dan kemerdekaan dalam arti luas.
  • Fides, personifikasi kesetiaan.
  • Flora, dewi bunga, diupacarai seorang flamen minor.
  • Fornax, dewi yang kemungkinan besar digagas demi menjelaskan Fornacalia, "Perayaan Tanur."
  • Fontus atau Fons, dewa sumur dan mata air.
  • Fortuna, dewi keberuntungan.
  • Fufluns, dewa minuman anggur, pertumbuhan dan kesehatan badan. Diadopsi dari agama bangsa Etruski.
  • Fulgora, personifikasi kilat.
  • Furrina, dewi yang sebagian besar fungsi tidak diketahui, tetapi cukup penting pada masa purba sampai-sampai harus diupacarai seorang flamen.

G sunting

  • Genius, roh atau dewa pendamping tiap-tiap orang
  • Gratiae, istilah Romawi untuk Kharites atau anugerah.

H sunting

 
Herkules mencekik ular, patung buatan Romawi

I sunting

  • Indiges, penuhanan Aeneas.
  • Intercidona, dewi rendahan pelindung persalinan; dipuja untuk melindungi si bayi dari gangguan roh jahat; dilambangkan dengan sebilah golok cacah.
  • Inuus, dewa kesuburan dan sanggama, pelindung ternak.
  • Invidia, dewi dengki dan pelanggaran.

J sunting

N sunting

 
Mosaik Neptunus velifikans dari abad ke-3
  • Naenia, dewi ratapan perkabungan.
  • Nascio, personifikasi kelahiran.
  • Necessitas, dewi takdir, padanan Romawi untuk Ananke.
  • Nemesis, dewi pembalasan (dewi Yunani), diadopsi sebagai dewi pembalasan Kekaisaran Romawi.
  • Neptunus, dewa samudra, gempa bumi, satwa kuda, salah satu Dii Consentes, dikenal sebagai Poseidon di Yunani.
  • Nerio, dewi perang purba dan personifikasi nilai luhur valor (keuletan). Istri Mars.
  • Neverita, diduga salah satu dewi, dihubung-hubungkan dengan Consus dan Neptunus di dalam rasi bintang Etruski-Romawi Martianus Capella, tidak ada lagi keterangan selain itu.[29]
  • Nixi, di nixi, dii nixi, atau Nixae, dewi-dewi persalinan.
  • Nona, dewi rendahan, salah satu dari Parcae (padanan Romawi untuk Moirai). Pemintal benang hayat, padanan Romawi untuk Kloto.
  • Nortia dewi nasib, takdir, dan peluang; dewi bangsa Etruski yang diadopsi bangsa Romawi; dewi dari kota Volsinii, tempat sebatang paku dilantak ke tembok kuilnya sebagai bagian dari upacara menyambut tahun baru.
  • Nox, dewi malam; diserap dari kepercayaan bangsa Yunani; nama Romawi untuk Niks.

O sunting

  • Ops atau Opis, dewi rezeki atau kelimpahan.
  • Orkus, salah satu dewa pratala; penghukum para pelanggar sumpah.

P sunting

 
Aeneas dan para Penates, gambar di dalam sebuah naskah dari abad ke-4
  • Palatua, kurang jelas hal-ihwalnya, dewi yang menjaga Bukit Palatin; diupacarai seorang flamen rendahan.
  • Pales, dewa para gembala, ternak, dan ternak gembalaan.
  • Panda, lih. Empanda.
  • Parcae, tiga penentu takdir.
  • Pax, dewi perdamaian; sebanding dengan dewi Yunani Eirene.
  • Penates atau Di Penates, dewa-dewa rumah tangga.
  • Picumnus, dewa rendahan pemberi kesuburan tanah, pertanian, perkawinan, bayi dan kanak-kanak.
  • Picus, dewa burung pelatuk bangsa Itali yang memiliki kuasa meramal nasib.
  • Pietas, dewi darmabakti; personifikasi nilai luhur Romawi pietas (ketakwaan).
  • Pilumnus, dewa rendahan pemberi perlindungan, berkaitan dengan keselamatan bayi pada waktu persalinan.
  • Pluto, sebanding dengan dewa Yunani Plouton, nama dewa penguasa para arwah yang dipopulerkan melalui agama-agama rahasia dan filsafat Yunani; kadang-kadang dipakai di dalam karya-karya sastra Latin dan disamakan dengan Dis pater atau Orcus.
  • Poena, dewi hukuman.
  • Pomona, dewi pohon buah-buahan, taman, dan kebun buah; diupacarai seorang flamen rendahan.
  • Porrima, dewi masa depan; juga disebut Antevorta; salah satu Carmentes dan Camenae.
  • Portunus, dewa kunci, pintu, dan ternak; diupacarai seorang flamen rendahan.
  • Postverta atau Prorsa Postverta, dewi persalinan dan masa lalu, salah satu Carmentes.
  • Priapus, dewa pelindung kemaluan laki-laki; diadopsi dari kepercayaan bangsa Yunani.
  • Proserpina, ratu para arwah dan dewi padi-padian, sebanding dengan dewi Yunani Persefone.
  • Providentia, dewi rencana dan persiapan untuk masa depan.
  • Pudicitia, dewi dan personifikasi kemurnian, salah satu nilai luhur Romawi; sebanding dengan dewi Yunani Aidôs.

Q sunting

  • Querquetulanae, para mambang pohon tarbantin.
  • Quirinus, dewa bangsa Sabini yang disamakan dengan Mars; Romulus, pendiri kota Roma, dipertuhan sebagai Quirinus sesudah wafat. Quirinus dipuja sebagai salah satu dewa perang serta salah satu dewa bangsa dan negara kota Roma; diupacarai seorang flamen utama; salah satu Tridewata Purba.
  • Quiritis, dewi ibu. Mula-mula adalah salah satu dewi bangsa Sabini atau dewi pra-Romawi, kemudian hari disamakan dengan Yuno.

R sunting

  • Robigo atau Robigus, salah satu dewa atau dewi pelindung tanaman pangan, personifikasi penyakit yang menyerang gandum.
  • Roma, personifikasi negara kota Roma.
  • Rumina, dewi pelindung para ibu menyusui.

S sunting

 
Sol Invictus, atau Kristus yang sengaja disamarkan agar disangka Sol Invictus, abad ke-3 M
  • Salacia, dewi air laut, istri Neptunus.
  • Salus, dewi kemaslahatan bangsa Romawi; kemudiah hari disamakan dengan dewi Yunani Higieya.
  • Sancus, dewa kesetiaan, kejujuran, dan sumpah.
  • Saturnus, salah satu titan, dewa panen dan pertanian; ayah Yupiter, Neptunus, Yuno, dan Pluto.
  • Securitas, dewa keamanan, khususnya keamanan Kekaisaran Romawi.
  • Silvanus, dewa hutan dan rimba.
  • Sol Invictus, dewa matahari.
  • Somnus, dewa tidur; disamakan dengan dewa Yunani Hipnos.
  • Soranus, salah satu dewa yang kemudian hari dimanunggalkan dengan dewa Apolo, menjadi Apolo Soranus.
  • Sors, dewa keberuntungan.
  • Spes, dewi pengharapan.
  • Stata Mater, dewi pelindung dari bahaya kebakaran. Kadang-kadang disamakan dengan Vesta.
  • Sterquilinus, dewa pupuk atau pupuk kandang; juga disebut Stercutus, Sterculius, Straculius, atau Struculius.
  • Suadela, dewi bujuk rayu, sebanding dengan dewi Yunani Peito.
  • Summanus, dewi guruh malam hari.
  • Sulis Minerva, dewi kemanunggalan Sul (dewi bangsa Kelt) dan Minerva

T sunting

  • Talasius, salah satu dewa perkawinan
  • Tellumo atau Tellurus, padanan lelaki dari Tellus.
  • Tempestas, salah satu dewi badai atau perubahan cuaca mendadak, biasanya disebut dalam bentuk jamak sebagai Tempestates
  • Terra Mater atau Tellus, dewi bumi dan daratan (sebanding dengan dewi Yunani Gaea); ibu para titan; permaisuri Caelus (Uranos di Yunani).
  • Terminus, dewa tapal batas.
  • Tiberinus, dewa sungai, dewata Sungai Tiber.
  • Tibertus, dewa Sungai Anio, salah satu anak Sungai Tiber.
  • Tranquillitas, dewi kesentosaan dan ketenteraman.
  • Trivia, dewi persimpangan jalan dan ilmu sihir, disamakan dengan Hekate.

V sunting

 
Sosok Venus, Vulkanus, Mars, dan Kupido pada lukisan dinding di Pompeii
  • Vakuna, dewi istirahat pascapanen bangsa Sabini yang melindungi ternak domba para petani, kemudian hari disamakan dengan Nike dan dipuja sebagai dewi perang.
  • Vagitanus atau Vatikanus, dewa pembuka mulut bayi yang baru lahir untuk mengeluarkan tangisan pertama.
  • Vediovus atau Veiovis, kurang jelas hal-ihwalnya, semacam kebalikan dari Yupiter, sebagaimana tersirat dari namanya; mungkin salah satu dewa pratala.
  • Venilia atau Venelia, dewi samudra, istri Neptunus atau Faunus.
  • Venti, dewa-dewa angin, sebanding dengan Anemoi di Yunani: Aquilo(n) atau Septentrio, dewa angin utara (Boreas di Yunani); Auster, dewa angin selatan (Notos di Yunani); Vulturnus, dewa angin timur (Euros di Yunani); Favonius, dewa angin barat (Zefiros di Yunani); Kaurus atau Korus, dewa angin barat laut (lih. angin-angin minor).
  • Venus, dewi asmara, kecantikan, berahi, dan taman; ibu dari Aeneas, leluhur bangsa Romawi; salah satu Dii Consentes.
  • Veritas, dewi dan personifikasi nilai luhur Romawi veritas (kebenaran).
  • Verminus, dewa cacing ternak.
  • Vertumnus, Vortumnus atau Vertimnus, dewa musim-musim, taman, dan pohon buah-buahan.
  • Vesta, dewi pediangan, negara kota Roma, dan api suci; salah satu Dii Consentes.
  • Vika Pota, dewi kejayaan dan persaingan.
  • Viktoria, dewi kemenangan.
  • Viduus, dewa sakratulmaut yang menceraikan jiwa dan raga.
  • Virbius, salah satu dewa rimba, titisan Hipolitus.
  • Virtus, dewa atau dewi daya juang; personifikasi dari nilai luhur Romawi virtus (keperkasaan, kegagahberanian).
  • Volturnus, dewa air, diupacarai seorang flamen rendahan; tidak sama dengan Vulturnus.
  • Voluptas, dewi kesenangan.
  • Vulkanus, dewa perapian besalen, api, dan pandai besi; suami Venus; salah satu Dii Consentes; diupacarai seorang flamen rendahan.

Lihat pula sunting

Untuk dewa-dewi rendahan yang hanya memiliki satu fungsi atau satu nama saja, lihat:

Sejumlah tokoh mitologi Yunani yang tidak menjadi bagian dari sistem kepercayaan bangsa Romawi muncul di dalam narasi-narasi mitologis Latin dan sebagai alusi-alusi puitis; untuk nama tokoh-tokoh tersebut, lihat:

Rujukan sunting

  1. ^ Robert Schilling, "Roman Gods," Roman and European Mythologies (University of Chicago Press, 1992, dari edisi Prancis terbitan tahun 1981), hlmn. 75 daring dan 77 (catatan kaki nomor 49). Kecuali dinyatakan lain, kutipan-kutipan dari sumber-sumber primer diambil dari buku karangan Robert Schilling.
  2. ^ Hendrik H.J. Brouwer, Bona Dea: The Sources and a Description of the Cult hlmn. 245-246.
  3. ^ Apuleius, Metamorphoses 11.2.
  4. ^ Benko, Stephen, The virgin goddess: studies in the pagan and Christian roots of mariology, Brill, 2004, hlmn. 112–114: lih. pula hlmn. 31, 51.
  5. ^ CIL 03, 11008"Seorang prajurit anggota Legio I Adiutrix [mendarmabaktikan ini] untuk Dewa Tak Terkalahkan" (Deo Invicto / Ulpius Sabinus / miles legio/nis primae / (A)diutricis).
  6. ^ Steven Ernst Hijmans, Sol: The Sun in the Art and Religions of Rome (diss., Universitas Groningen 2009), hlm. 18, disertai kutipan-kutipan dari Corpus Inscriptionum Latinarum.
  7. ^ Lawrence Richardson, A New Topographical Dictionary of Ancient Rome (Johns Hopkins University Press, 1992), hlmn. 156–157.
  8. ^ R.W. Davies, "The Training Grounds of the Roman Cavalry," Archaeological Journal 125 (1968), hlm. 73 et passim.
  9. ^ Macrobius, Saturnalia 1.12.16–33.Dikutip di dalam H.H.J. Brouwer, Bona Dea: The Sources and a Description of the Cult (Brill, 1989), hlmn. 240, 241.
  10. ^ Varro, Antiquitates rerum humanarum et divinarum, buku 5, fragmen 65; lih. pula Livius 1.32.9; Paulus apud Festus, hlm. 27; Servius Danielis, keterangan untuk Aeneis 5.54; Lactantius Placidus, keterangan untuk Statius, Theb. 4.459–60.
  11. ^ Livius, 1.38.7, 1.55.1–6.
  12. ^ Dionisos dari Halikarnasos 6.17.2
  13. ^ Livius, 22.10.9.
  14. ^ Varro, De re rustica 1.1.4: "eos urbanos, quorum imagines ad forum auratae stant, sex mares et feminae totidem.
  15. ^ Enius, Annales fragmen 62, dalam J. Vahlen, 1903, Ennianae Poesis Reliquiae, Leipzig (Edisi ke-2). Daftar Enius tersusun dalam bentuk puitis, sehingga kata-katanya mungkin ditata mengukuti kaidah heksametrum daktilos.
  16. ^ "Flamen | Encyclopedia.com". 
  17. ^ Forsythe, Gary, A Critical History of Early Rome: From Prehistory to the First Punic War, University of California Press, Agustus, 2006
  18. ^ Sebagaimana termaktub di dalam Agustunus dari Hippo, De civitate Dei 7.2.
  19. ^ Atau Novensiles: ejaan -d- sebagai ganti -l- merupakaan ciri khas bahasa Sabini
  20. ^ Untuk Fides, lih. pula Semo Sancus atau Dius Fidius.
  21. ^ Woodard, Roger D. Indo-European Sacred Space: Vedic and Roman cult. hlm 184.
  22. ^ Ovid, Fasti 2.67 dan 6.105 (1988 edisi Teubner).
  23. ^ Ovid, Fasti 6.106.
  24. ^ Benar tidaknya bergantung kepada dugaan emendasi Aternus menjadi Alernus di dalam potongan keterangan dari Festus, hlm. 83 di dalam edisi kritis yang disusun Lindsay. Di Fasti 2.67, bacaan Avernus, kendati tidak mustahil benar, tidak masuk akal secara geografis. Lih. diskusi seputar dewa ini di dalam Matthew Robinson, A Commentary on Ovid's Fasti, Book 2 (Oxford University Press, 2011), hlmn. 100–101.
  25. ^ Sebagaimana ditunjukkan oleh Robinson, Commentary, hlm. 101; Georges Dumézil, Fêtes romaines d'été et d'automne (1975), hlmn. 225 dst., dengan menafsirkan nama dewa itu sebagai bentuk lain dari Helernus yang berkaitan dengan kata Latin holus, holera, artinya "sayur-sayuran." Risiko dan "sifat terlalu cair" yang terkandung di dalam rekonstruksi Dumézil atas mitologi-mitologi yang sudah hilang ditunjukkan Robert Schilling, "The Religion of the Roman Republic: A Review of Recent Studies," dalam Roman and European Mythologies, hlm. 87–88, khususnya terkait mitos Carna sebagai konteks untuk dugaan mengenai Helernus.
  26. ^ Dea feminarum: Macrobius, Saturnalia I.12.28.
  27. ^ Marko Marinčič, "Roman Archaeology in Vergil's Arcadia (Vergil Eclogue 4; Aeneid 8; Livy 1.7), dalam Clio and the Poets: Augustan Poetry and the Traditions of Ancient Historiography (Brill, 2002), hlm. 158.
  28. ^ Hyginus, Fabulae 220; bdk. Prometheus.
  29. ^ de Grummond, N. T., & Simon, E., (penyunting) The religion of the Etruscans, University of Texas Press, 2006, hlm.200

Templat:Daftar tokoh mitologi menurut kawasan Templat:Kepercayaan bangsa Romawi