Cipto Sulistyo (lahir 3 April 1967) adalah seorang konglomerat asal Jakarta, Indonesia. Ia merupakan pemilik PT. Nusuno Karya yang bergerak di bidang properti. Grup Nusuno mengerjakan proyek properti kelas menengah. Grup Nusuno juga merambah sejumlah bisnis penunjang dengan total aset sekitar Rp 800 miliar. Cipto Sulistyo adalah lulusan Sastra Inggris Universitas Nasional Jakarta dan pernah mengajar bahasa Inggris di lembaga kursus LIA dan LPIA. Cipto Sulistyo kemudian menjadi kontraktor dan developer yang telah membangun 9 proyek hunian di Jabodetabek. Cipto Sulistyo juga memiliki bisnis institusi keuangan (bank perkreditan rakyat/BPR), lembaga pendidikan, minimarket, pabrik cat, toko material bangunan dan percetakan.

Cipto Sulistyo
Lahir3 April 1967 (umur 57)
Jakarta
PekerjaanPengusaha

Perjalanan Bisnis sunting

Cipto Sulistyo memulai bisnis tahun 1990. Nusuno berasal dari nama tiga orang pendirinya yaitu Nuzulul Haque, Cipto Sulistyo dan Danardono. Nusuno awalnya membidangi jasa kontraktor dan konsultan perencanaan bangunan. Ketiga pendirinya yang sekolah di SMP 42 Jakarta Selatan adalah anak pejabat, sehingga banyak mendapat proyek. Ketika itu dalam sebulan Nusuno mengerjakan proyek senilai Rp. 5 Miliar. Akhirnya kedua teman Cipto tersebut tidak aktif dalam pengelolaan perusahaan dan Cipto Sulistyo menjadi pemilik tunggal. Setelah sukses dalam bisnis kontraktor, Cipto memasuki bisnis properti. Tahun 1997 karena krisis finansial Asia 1997, Nusuno pernah terlilit utang usaha senilai Rp. 15 Miliar. Namun berhasil dibayar lunas.[1]

Tahun 2004 Nusuno mengerjakan Perumahan Puri Bintara di Bekasi seluas 6 hektare. Jenis rumah yang dipasarkan mulai dari tipe 64 dengan harga Rp. 215 Juta/unit dan Bintara Estate 1 hektare di Bekasi berupa town house sebanyak 60 unit dengan harga Rp. 250-700 Juta tiap unit. Nusuno juga membangun Puri Juanda Regency di Bekasi Timur dengan lahan 6 hektare terdiri dari 266 unit rumah dengan harga Rp. 130 Juta per unit. Proyek keempatnya Nusuno adalah Puri Pakujaya di Tangerang dengan lahan 2,2 hektare dan terdiri atas 97 unit rumah tipe 39 seharga Rp. 70 juta/unit. Proyek perumahan kelima adalah Puri Kranji Regency di Bekasi, sebanyak 260 unit dengan luas tanah 4 hektare. Nusuno juga membangun Grand Valley Residence di Depok seluas 33 hektare dengan investasi Rp. 1,3 Triliun, dan kota mandiri Kalimalang Epicentrum seluas 21 hektare dengan investasi Rp. 800 Miliar. Nusuno juga mengembangkan Apartemen Square Garden di Cakung, Jakarta Timur. Apartemen ini memiliki empat menara, satu menara terdiri atas 124 unit dengan harga Rp. 109 Juta/unit dan Apartermen Eastonia di Jatiwaringin Pondok Gede dengan lahan 3 hektare.[2]

Tahun 2007 PT. Nusuno mendirikan pabrik cat dengan nama PT. Mitrakarti Perkasa Sarana yang memproduksi cat merek N-Light. Nusuno juga memiliki usaha minimarket berlabel N-Mart. Swalayan mini ini dikembangkan pada Maret 2008 dan sekarang ada tiga gerai. Semua gerai N-Mart berada di lokasi perumahan yang dikembangkan Nusuno, yakni di Square Garden, Puri Bintara dan Puri Kranji. PT. Nusuno juga mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris, Mandarin, Jepang dan Prancis bernama Scientia. PT. Nusuno memiliki toko bangunan bernama Sentra Bangunan. Cipto Sulistyo memasuki bisnis keuangan dengan mendirikan BPR Nasional Nusantara dengan 4 cabang.

Referensi sunting

  1. ^ Mantan guru yang menjadi miliarder
  2. ^ "Nusuno Karya kembangkan Violet Garden". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-07. Diakses tanggal 2013-05-31. 

Pranala luar sunting